Secara Praktis Manfaat Penelitian

Dari ketiga kulit hewan, kulit kerbau memiliki kualitas baik apabila digunakan untuk membuat wayang atau pembatas ruang. Dibandingkan dengan kulit sapi, kulit kerbau tak mudah kendur pada kelembaban sekeliling, juga tidak mudah melengkung pada suhu sekeliling yang panas Sagio dan Samsugi, 1991: 141. Oleh karena itu, kulit kerbau yang kaku dan tahan akan suhu lingkungan dapat mempertahankan bentuk karya.

1. Tinjauan Tentang Bentuk

Bentuk merupakan unsur mendasar dalam suatu karya. Menurut Masiswa dan Vivin 2014: 25 bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun shape atau bentuk form. Bangun adalah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sedangkan bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai dari suatu benda. Bentuk merupakan salah satu unsur seni yang membentuk wujud. Dalam dunia kesenirupaan bentuk-bentuk dasar meliputi titik, garis, bidang, dan ruang. Djaelantik 1999: 21 berpendapat: Bentuk yang paling sederhana adalah titik. Titik tersendiri tidak mempunyai ukuran atau dimensi. Titik tersendiri belum memiliki arti tertentu. Kumpulan dari beberapa titik akan empunyai arti dengan menempatkan titik-titik itu secara tertentu. Kalau titik-titik berkumpul dekat sekali dalam suatu lintasan, mereka bersama menjadi bentuk garis, beberapa garis bisa enjadi bentuk bidang. Beberapa bidang bersama bisa menjadikan bentuk ruang. Titik, garis bidang dan ruang merupakan bentuk-bentuk yang mendasar bagi seni rupa. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk adalah hasil pengorganisasian sebagian atau keseluruhan dari elemen titik, garis, bidang dan ruang. Bentuk merupakan unsur penting dalam sebuah karya. Setiap karya atau produk kerajinan memiliki bentuk ke-khas-annya masing-masing. Susunan dari bentuk-bentuk yang teroganisir akan menjadikan suatu wujud yang memiliki nilai. Karya dari kerajinan kulit perkamen juga tidak lepas dengan unsur bentuk. Pada penelitian ini unsur bentuk yang menjadi objek penelitian adalah bentuk motif wayang, motif tatahan dan bentuk motif sunggingan.

a. Motif Wayang

Motif merupakan corak, ragam, atau elemen yang berbeda antara satu lukisan dengan yang lain Susanto, 2011: 266. Menurut Suhersono 2004: 14, motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi alam benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Motif merupakan bentuk hiasan yang terdapat pada suatu benda fungsional maupun non-fungsional. Bentuk motif yang diaplikasikan pada karya kerajinan kulit perkamen selain wayang adalah tokoh wayang, stilasi tumbuhan, stilasi hewan, dan stilasi bentuk lain yang terdapat pada alam. Umumnya, motif wayang selalu mendominasi setiap karya kerajinan kulit perkamen, termasuk karya pembatas ruang yang menerapkan cerita Arjuna Wiwaha ini. Oleh sebab itu, perlu adanya tinjauan mengenai wayang dan unsur-unsur yang ada daripadanya. Wayang kulit merupakan salah satu karya seni tatah sungging yang utama dan cukup dikenal “adiluhung”, suatu karya yang memiliki nilai, seperti simbolis, historis, pedagogis, dan filosofis Sunarto, 2008: 35. Wayang kulit memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari penggambaran wajah,