Gambar 67. Sulur-suluran Pada Bagian Cerita Kedua
Sumber: Dokumentasi: Andina P., Juni 2016 Sulur-suluran terdapat pada semua penggalan cerita. Sulur-suluran ini
memiliki ukuran yang berbeda-beda dan dibuat menggelombang-menggelombang. Pada bagian cerita kelima, motif sulur-suluran ini dijadikan sebagai pembatas
antara bagian cerita keempat dan kelima.Adapun tatahan dan sunggingannya sebagai berikut.
Tabel 28: Tatahan, Sunggingan dan Warna pada Sulur-suluran
No. Nama
Tatahan Sunggingan
Warna 1.
tratasan srunen
gradasi blok
garis kontur
biru-putih merah
merah muda hitam
emas abu-abu
2. tratasan
gradasi blok
garis kontur
biru-putih merah
merah muda hitam
emas abu-abu
7. Mega-mega
Motif ini terdapat pada bagian cerita keempat dan kelima. Pada bagian cerita keempat, terdapat garis kontur merah pada mega, sedangkan pada bagian
cerita kelima tidak menerapkan garis kontur merah. Mega pada bagian cerita keempat menguatkan suasana peperangan Arjuna dengan Prabu Niwatakawaca.
Gambar 68. Mega-mega Pada Bagian Cerita Keempat
Sumber: Dokumentasi: Andina P., Juni 2016
Gambar 69. Mega-mega Pada Bagian Cerita Kelima
Sumber: Dokumentasi: Andina P., Juni 2016
Tabel 29: Tatahan, Sunggingan dan Warna pada Mega-mega
No. Nama
Tatahan Sunggingan
Warna 1.
tratasan seling bubukan
gradasi
garis kontur
ungu tua- ungu muda-
merah muda- merah
merah hati
2. tratasan
gradasi
garis kontur
ungu tua- ungu muda-
putih keunguan hitam
G. Pembahasan Tatahan dan Sunggingan
Dari uraian tatahan dan sunggingan di atas menunjukkan bahwa motif tatahan dan sunggingan yang diterapkan menggunakan gaya pakem. Motif tatahan
yang diterapakan diantaranya adalah tratasan, tratasan seling bubukan, kembang katu, mas-mas, ragam sumbulan, seritan, srunen, gubahan, dan ceplik.
Berdasarkan wawancara dengan Subandi pada 11 Januari 2017, ragam tatahan yang disebutkan pada kalimat sebelumnya, merupakan ragam tatahan dan
sunggingan yang tergolong pakem. Hal ini seperti yang dijelaskan pada bagian kajian teori mengenai tinjauan tatahan dan sunggingan. Untuk bagian sunggingan,
yang diterapkan juga mengacu pada gaya pakem. Hal ini bisa dilihat dengan adanya motif sungging gradasi, kelopan, sawutan, bludiran, drenjeman, isen-isen,
ulat-ulat, balesan dan blok. Isen-isen yang diterapkan ada beberapa macam, antara lain garis lurus, garis lengkung, garis lengkung seling drenjeman, dan garis