Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa warna-warna sunggingan yang diterapkan adalah dominan warna cerah seperti hijau, merah,
oranye, biru, putih dan emas. Beberapa warna cerah dan komplementer dikombinasikan dalam pengisian satu bidang, misalnya saja pada sumping yaitu
warna merah menuju hijau dengan gradasi dari warna merah, merah muda, putih, hijau muda, dan hijau tua. Warna emas digunakan pada pengisi bidang bagian
tubuh motif wayang yang tampak. Selain itu juga diterapkan pada garis kontur pada jamang dan sembuliyan. Warna cerah yang tidak senada tetap terlihat
harmonis. Pemberian warna emas pada motif wayang menjadikannya tampak lebih hidup, dengan dipertajam garis kontur warna abu-abu dan hitam
memberikan kesan pada bentuk motif wayang menjadi lebih hidup wawancara dengan Suyono pada 16 Juni 2016.
155
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian mengenai motif utama dan tambahan, tatahan dan sunggingan pembatas ruang Arjuna Wiwaha produksi Omah Wayang Maju Karya, yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Motif Utama dan Tambahan
Pembatas ruang ini memuat cerita wayang Arjuna Wiwaha. Oleh karena itu, motif yang dialipkasikan adalah tokoh wayang yang terdapat pada cerita
Arjuna Wiwaha dan menjadi motif utama. Tokoh-tokoh wayang tersebut adalah Arjuna, Puntadewa, Brotoseno, Pinten, Tansen, Dewi Kunthi, Dewi Drupadi, 7
Bidadari, Batara Guru, Batara Narada, dan Prabu Niwatakawaca. Penggambaran cerita Arjuna Wiwaha pada pembatas ruang dibagi menjadi 5 bagian. Pada setiap
bagian cerita terdapat motif Arjuna, sehingga ada 5 motif Arjuna pada pembatas ruang ini. Motif wayang lainnya yang berjumlah lebih dari satu adalah 7 Bidadari.
7 Bidadari terdapat pada bagian cerita Arjuna bertapa dan Arjuna Wiwaha. Penggambaran cerita Arjuna Wiwaha pada pembatas ruang dibagi menjadi
5 bagian. Bagian cerita pertama adalah Arjuna Pamit, dengan motif wayang Arjuna 1, Dewi Kunthi, Tangsen, Puntadewa, Pinten, Brotoseno, Dewi Drupadi.
Bagian cerita kedua adalah Ajuna bertapa, dengan motif wayang Arjuna 2 dan 7 Bidadari. Bagian cerita ketiga adalah Arjuna mendapatkan Aji-aji, dengan motif
wayang Arjuna 3, Batara Guru, Batara Narada. Bagian cerita keempat adalah Arjuna Berperang, dengan motif wayang Arjuna 4 dan Prabu Niwatakawaca.
Bagian cerita kelima adalah Arjuna Wiwaha, dengan motif wayang Arjuna 5 dan 7 Bidadari.
Adapun motif tambahan pada pembatas ruang Arjuna Wiwaha ini adalah palemahan, tanaman, ranting pohon, kupu-kupu, burung, sulur-suluran, dan mega-
mega.
1. Motif Tatahan
Secara keseluruhan motif tatahan yang diterapakan adalah tratasan, tratasan seling bubukan, kembang katu, mas-mas, ragam sumbulan, seritan,
srunen, gubahan, inten, dan ceplik. Satu motif tatahan atau lebih diterapkan pada bidang yang memang sudah sesuai dengan biasanya. Hal ini menunjukkan bahwa
motif tatahan yang diterapkan adalah motif tatahan yang tergolong pakem. Tatahan-tatahan tersebut diterapkan sebagai pembatas motif maupun isian motif.
2. Motif Sunggingan
Motif sunggingan yang diterapkan pada pembatas ruang ini adalah sungging gradasi, kelopan, sawutan, bludiran, drenjeman, isen-isen, ulat-ulat,
balesan, dan blok. Motif sunggingan tersebut merupakan sunggingan yang tergolong pakem. Beberapa sunggingan pada bagian kain seperti baju, selendang,
dodot, penerapan warna sunggingannya tidak pakem, namun tetap mengarah pada warna cerah. Warna-warna sunggingan yang diterapkan dominan warna cerah
seperti hijau, merah, oranye, biru, putih dan emas. Beberapa warna cerah dan komplementer dikombinasikan dalam pengisian satu bidang. Warna emas