Simbol Simbol dan Makna

21 penyusunan artistik dari motif-motif sebagai akibat penerapan penyulapan terhadap cerita. Alur tidak hanya sekadar susunan peristiwa melainkan juga sarana yang dipergunakan pengarang untuk menyela dan menunda penceritaan. Cerita itu sendiri hanya merupakan rangkaian kronologis dari peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Hal ini kaitannya dengan cerita Dewi Rayungwulan dalam Serat Babad Pati adalah bahwa cerita Dewi Rayungwulan dianalisis lebih pada struktur naratif cerita saja dan tidak menganalisis pada motif. Setelah mengetahui pemahaman mengenai struktur naratif cerita, selanjutnya akan dibahas mengenai simbol dan makna filosofis dengan menggunakan teori hermeneutik sebagai pengembangannya.

2.3 Simbol dan Makna

Simbol dan makna merupakan istilah yang saling terkait satu sama lain. Untuk lebih jelas pemahaman mengenai simbol dan makna, akan dikemukakan pada ulasan selanjutnya.

2.3.1 Simbol

Kata simbol berasal dari bahasa Yunani, simbolos yang berarti tanda atau ciri khas yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang Herusatoto 2005:10. Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan bahwa simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. Senada dengan Kamus logika, Dictionary of Logic, The Liang Gie menyatakan bahwa simbol adalah tanda buatan yang tidak berwujud kata-kata untuk mewakili sesuatu hanya 22 dalam bidang logika, karena dalam kebudayaan simbol dapat berupa kata-kata Herusatoto 2005:9. Simbol ialah sesuatu hal atau keadaan yang merupakan media pemahaman subjek terhadap objek, artinya subjek selalu berbuat sesuatu untuk memberitahu kepada objek yang diberi isyarat agar objek mengetahuinya pada saat itu juga. Hubungan manusia erat kaitannya dengan kebudayaan, bahkan manusia sampai disebut dengan makhluk budaya. Kebudayan terdiri atas gagasan-gagasan, simbol-simbol, dan nilai-nilai sebagai hasil karya dari tindakan manusia. Begitu eratnya kebudayaan manusia dengan simbol-simbol sampai manusia pun disebut makhluk dengan simbol-simbol. Manusia berpikir, berperasaan, dan bersikap dengan ungkapan-ungkapan yang simbolis. Ungkapan-ungkapan simbolis ini merupakan ciri khas manusia, yang membedakannya dari hewan. Ernest Cassirer cenderung menyebut manusia sebagai hewan yang bersimbol animal simbolicum . Cassirer menegaskan bahwa manusia itu tidak pernah melihat, menemukan dan mengenal dunia secara langsung kecuali melalui berbagai simbol, karena simbol mempunyai unsur pembebasan dan perluasan pemandangan Herusatoto 2005:9. Selain itu, dengan adanya simbol manusia dapat menciptakan suatu dunia kultural yang di dalamnya terdapat mitos, bahasa, agama, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Ini berarti manusia tidak dapat diartikan sebagai substansi, tetapi juga harus dimengerti melalui gagasan-gagasan yang sangat fungsional. Simbol selain dengan cerita rakyat, dalam hal ini kajian tentang cerita babad sangat erat kaitannya dan dianggap berakar dalam manusia serta 23 mengandung untuk berpikir. Untuk memahami cerita babad, sikap rasional saja tidalah cukup. Oleh sebab itu, jika cerita hanya diidentikan yang bersumber pada rasio, maka mudah dilihat jika definisi tersebut tidak mampu menerangkan secara menyeluruh. Simbol terbentuk karena perkembangan dari bahasa, sehingga sejarah simbolisme tidak berbeda dengan sejarah perkembangan bahasa. Prosesnya dimulai dari bentuk lisan, tulisan, kemudian menjadi bentuk simbolis. Simbolisme dalam bentuk lisan atau langsung disebut dengan simbolisme isyarat. Simbolisme dalam bentuk tulisan, gambar, dan bentuk lainnya disebut dengan tanda. Sedangkan simbolisme dalam bentuk yang simbolis atau perlambang disebut dengan perlambang atau simbol. Berdasar pada definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa simbol adalah suatu lambang dari sebuah tanda yang berupa sistem gagasan, ekspresi, dan interpretasi yang terdiri dari unsur-unsur rasio-rasa-kontek budaya yang sangat dekat dengan realitas kehidupan manusia. Selain itu, simbolisme sangat berperan dalam kebudayaan Jawa, yaitu dipakai sebagai alat perantara untuk menguraikan atau menggambarkan sesuatu, tepatnya sebagai media budaya orang Jawa Selain menguraikan mengenai simbol selanjutnya akan dibahas mengenai makna. Makna tersimpan di dalam bahasa dan hanya dapat diketahui melalui proses analisis dan membedah susunan bahasa dengan pemahaman yang optimal. Simbol dan makna sangat tipis perbedaannya, tetapi makna haruslah diungkap secara terperinci tanpa menghilangkan kaitan erat dengan simbol. 24

2.3.2 Makna