77
4.1.2.1.1.4 Raden Sukmayana
Raden Sukmayana adalah seorang Adipati atau wedana merangkap pemimpin prajurit yang gagah dan bijaksana di Majasem. Raden Sukmayana
termasuk dalam tokoh protagonis. Adipati Sukmayana mempunyai dua wasiat, yaitu Keris Rambut Pinutung dan Kuluk Kanigara. Hal ini terlihat dalam kutipan
berikut: S11 Raden Sukmayana bertahta di Kadipaten Majasem yang memerintah
seratus buah desa Sira Raden Sukmayana, bebengkoke satus dusun kang sumiwi, dadya
panggede muka. Pan wong agung Majasem winarni, citranira bagus lan utama, lurus alus pambekane, berbudi manah sarju, anging radi kaduk
kawanin, wantune priya muda, sakarsa anutuk. ... Dhandhanggula, pupuh 1-2
Raden Sukmayana, pembesar negeri Majasem, adalah seorang pemimpin yang memerintah Seratus buah desa. Pembesar Majasem dilukiskan: tampan
dan utama, tubuhnya ramping, hatinya berbudi, tetapi sangat berani, wataknya pria muda, segala kehendaknya dituruti.
... Dhandhanggula, pupuh 1-2
Kutipan di atas terlihat bahwa Raden Sukmayana merupakan Adipati yang berwatak pemimpin dan bijaksana. Pemimpin yang membawahi seratus desa.
4.1.2.1.1.5 Kuda Suwengi
Kuda Suwengi merupakan salah satu tokoh prajurit dari Jambangan yang membantu segala urusan Yuyurumpung, hanya pada suatu peristiwa saat
Yuyurumpung meminta bantuannya untuk mencari dalang Sapanyana, dirinya menolak dan memilih berperang dan melarikan diri serta meminta bantuan kepada
Raden Sukmayana. Kejadian tersebut menjadikan dirinya untuk sepenuhnya mengabdi kepada Raden Sukmayana. Ini terdapat dalam kutipan berikut:
78
S9 Yuyurumpung mendatangi Kuda Suwengi Singabangsa aturira, sadaya sami prapta, nanging juga kang tan purun, pun
panggede ing Jambangan. Punika mboten anangkil, inggih ingkang apeparan, Kuda Suwengi samade. Salaminya baya seba, mungkir mring
Kemaguhan, sadayanya sampun suyud, punika tan purun seba. ... Asmaradana, pupuh 47-48
Singabangsa berkata: “Semuanya telah datang, akan tetapi ada juga yang tidak mau yaitu Pembesar di Jambangan. Yang tidak menghadap itu,
namanya Kuda Suwengi. Selamanya tidak pernah menghadap, ingkar terhadap Kemaguhan. Dan semuanya telah tunduk, hanya dia yang tidak
mau menghadap”. ... Asmaradana, pupuh 47-48
Kutipan tersebut menjelaskan dirinya adalah seorang yang berani mengambil resiko terhadap keputusan yang diambil. Dirinya memutuskan untuk
tidak menuruti perintah Yuyurumpung dan akan mengabdi ke Majasem.
4.1.2.1.1.6 Sondongkertiwedari