Sondong Majruk dan Sondongkertiwedari

102 Makhota ini konon menurut riwayatnya, bahwa barang siapa yang memakainya kelak akan menjadi raja di negeri Pesantenan, yang memerintah Paranggaruda, Carangsoka, apa lagi Majasem, lan Kemaguhan. ... Durma, pupuh 13-14 Keris Rambut Pinutung merupakan senjata pusaka Kadipaten dan sebagai lambang kejayaan Pati. Sedangkan Kuluk Kanigara, merupakan busana istana dan sebagai lambang kesatuan, keutuhan, dan persatuan rakyat Pati. Dua pusaka tersebut, oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pati diabadikan sebagai ”Lambang Pemerintah Daerah Kabupaten Pati”. Pada Lambang Pemerintah Daerah Kabupaten Pati, Keris Rambut Pinutung berada di tengah-tengah, tepatnya di dalam gambar rumah joglo, dan Kuluk Kanigara berada di atas puncak gunung Muria, tepatnya di tengah-tengah agak ke atas. Jadi, lambang daerah Pati juga berdasar dari cerita awal sejarah Pati, dengan memasukkan gambar pusaka Majasem ke dalam lambang sebagai bukti bagian dari sejarah Pati masa dahulu. Selain kedua pusaka tersebut, lambang daerah Pati dilengkapi dengan simbol-simbol masa kini yang sesuai dengan daerah Pati, untuk maju tanpa meninggalkan pancang awalnya. Makna yang dapat diinterpretasikan sebagai filosofis atas benda pusaka daerah Pati yaitu meskipun menjadi rebutan, tetapi pada akhirnya orang yang berjiwa dan berbudi pekerti luhur serta sakti yang dapat menjadi pemegang kekuasaan daerah Pati.

4.2.5 Sondong Majruk dan Sondongkertiwedari

Kata sondong mempunyai arti sebagai sebutan bagi tokoh sakti yang tidak terkalahkan kesaktiannya. Hal ini sejenis tokoh warok Panaraga, Jawa Timur. Tidak setiap orang dapat digelari Sondong. Kata kerti diambil dari Makerti 103 Makarti, dan dari sebutan tersebut terkenal sebagai Sondong Makerti Wedari atau Sondongkertiwedari. Sondong Majruk dan Sondongkertiwedari adalah saudara kembar, tetapi keduanya berbeda karakter. Sondong Majruk berwatak jahat, licik, dan tokoh prajurit di Majruk sedangkan Sondongkertiwedari adalah sebaliknya, dia berbudi pekerti baik, dan juga sebagai tokoh prajurit di Wedari. Dalam dunia nyata ini merupakan tidak adanya keterkaitan satu sama lain, bahwa setiap anggota keluarga harus saling membantu dan tidak membedakan, dan ini ditandai karena perbedaan lingkungan sekitar, baik atau buruk yang mengakibatkan tata laku dan pekertinya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: Kang mangka manggaleng jurit, Sondongkerti Wedarika wong tatag tur trangginase, alimpat pasang wiweka, digdaya mandraguna, mila aran Sondong wau, gegeduge manca desa. Keringan sesami tan ana wani mungsuha, Sondong Wedari teguhe darbe kadang nunggil toya, sami digdaya nira, nama Raden Sondong Majruk, kekalih samya sektinya. ... Asmaradana, pupuh 21-22 Adapun yang menjadi pemimpin peperangan, adalah Sondongkertiwedari. Dia sangat teguh, sikap, ahli, waspada dan sangat sakti, oleh karena itu dinamakan Sondong. Dan menjadi pahlawan di negeri luar. Di disegani oleh sesamanya, dan tidak ada yang berani melawannya. Sondongkertiwedari sungguh-sungguh sangat kokoh sekali. Dia mempunyai saudara sekandung, bernama Raden Sondong Majruk. Kedua-duanya sama saktinya. ... Asmaradana, pupuh 21-22 Berdasarkan uraian di atas orang yang mempunyai sebutan Sondong, disimbolkan bahwa orang tersebut sangat teguh, sigap, ahli, waspada, dan sakti. Makna yang dapat diinterpretasikan sebagai filosofis bahwa Sondong diibaratkan menjadi pemimpin dalam setiap peperangan. 104

4.2.6 Gong dan Wayang