[
KEGIATAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGAM PEMBANGUNAN DI BIDANG KEKAYAAN NEGARA
]
2013
19
masing-masing Kanwil DJKN apabila dibandingkan dengan target tahun 2012. Namun demikian hampir seluruh Kanwil DJKN telah mampu memenuhi target 2013 yang
ditetapkan persentase melebihi 100. Dalam pencapaian target indikator utilisasi kekayaan negara, terdapat kendala yang
secara umum dapat dijumpai pada beberapa Kanwil DJKN, diantaranya tingkat pemahaman satker dalam proses penatausahaah dan pengelolaan BMN yang belum
merata, berkas permohonan pengelolaan kekayaan negara kurang lengkap pada saat berkas disampaikan pertama kali ke Pengelola B arang dan masih terdapat BMN yang
belum bersertifikat sehingga menghambat proses Penetapan Status Penggunaan PSP. Hambatan lain yakni belum semua KL memiliki SK Pelimpahan Wewenang kepada unit
vertikal dibawahnya dalam proses pengajuan permohonan pengelolaan BMN sehingga proses penetapan status BMN memakan waktu yang cukup lama . Untuk menghadapi
kendala tersebut telah dilakukan beberapa upaya antara lain sosialisasi dan bimbingan teknis mengenai penatausahaan dan pengelolaan BMN sesuai ketentuan yang berlaku,
koordinasi kepada satker agar segera mengajukan permohonan pengelolaan penetapan status BMN serta melakukan penggalian potensi untuk mengidentifikasi BMN yang
dapat ditetapkan
[
KEGIATAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGAM PEMBANGUNAN DI BIDANG KEKAYAAN NEGARA
]
2013
20
b. PersetujuanPenolakan Permohonan Pengelolaan Kekayaan Negara Tepat Waktu
Berdasarkan Grafik III.2 di atas, terlihat bahwa pada tahun 2012 seluruh Kanwil DJKN telah melampaui target yang ditetapkan. Rata-rata realisasi target sebesar 100 – 120
persen. Adapun Kanwil DJKN yang mencapai target tertinggi sebesar 120 persen adalah Kanwil DJKN Sulawesi Selatan Tenggara Barat; Kanwil DJKN Sumatera Selatan, Jambi,
Bangka Belitung; Kanwil DJKN Jawa Timur. Sedangkan untuk Tahun 2013, realisasi target tertinggi dicapai oleh Kanwil DJKN Bandar Lampung dan Bengkulu sebesar 188,33
persen. Meningkatnya realisasi yang cukup tajam pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012 pada Kanwil Bandar Lampung dan Bengkulu dipacu oleh banyaknya jumlah
permohonan dari satker-satker di tahun 2013. Tercapainya target yang ditetapkan di seluruh Kanwil DJKN selama dua tahun berturut-
turut menunjukkan kemampuan satker dalam melaksanakan pengelolaan BMN sesuai dengan SOP yang terdapat pada KMK Nomor 187KMK.012010 tentang Standar
Prosedur Operasi Standard Operating Procedure Layanan Unggulan Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan proses layanan ini, Kanwil DJKN seringkali juga
mengalami hambatan diantaranya adalah pengajuan permohonan yang tidak disertai dokumen pendukung yang lengkap yang mengakibatkan usulan tersebut tidak dapat
segera diproses. Untuk mengatasi hal tersebut, upaya yang dilakukan oleh Kanwil DJKN dan adalah dengan melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis secara aktif
mengenai penatausahaan dan pengelolaan BMN kepada satker mitra kerja.
[
KEGIATAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGAM PEMBANGUNAN DI BIDANG KEKAYAAN NEGARA
]
2013
21
c. Persentase penyelesaian permohonan penilaian aset
Indikator Kinerja ketiga adalah Persentase penyelesaian permohonan Penilaian Aset.
Target yang harus dicapai pada tahun 2012 dan tahun 2013 adalah 100 persen. Grafik III.3 menggambarkan persentase capaian kinerja persentase persetujuanpenolakan
penilaian aset. Pada tahun 2012, terlihat bahwa seluruh kanwil DJKN mampu mencapai terget yang ditetapkan. Adapun capaian realisasi target tertinggi ada pada Kanwil DJKN
Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara; Kanwil DJKN Sumsel, Jambi, dan Babel; Kanwil DJKN Jawa Timur; dan Kanwil DJKN Kalimantan Barat dengan capaian masing-masing
sebesar 120. Pada tahun 2013, sampai dengan triwulan III, dapat dilihat bahwa capaian pada seluruh
Kanwil DJKN telah melampaui 100. Adapun Kanwil DJKN yang memiliki capaian tertinggi adalah Kanwil DJKN Sumsel, Jambi dan Babel 120 dan terendah adalah
Kanwil DJKN Kalimantan Barat 100. Sehubungan dengan hal tersebut untuk tahun- tahun yang akan datang diharapkan seluruh satker mampu untuk meningkatkan capaian
yang telah diperoleh pelaksanaan penilaian dan penyusunan laporan sesuai standar penilaian dan melakukan quality assurance atas hasil penilaian.
Secara umum kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja adalah tidak lengkapnya dokumen saat mengajukan permohonan penilaian, kemampuan penilai yang kurang
memadai dalam rangka melakukan penilaian terhadap objek BMN atau keterbatasan jumlah Penilai yang telah memiliki sertifikasi Penilai.