Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara Biad PPN

[ KEGIATAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGAM PEMBANGUNAN DI BIDANG KEKAYAAN NEGARA ] 2013 23

e. Bea Lelang

Indikator kelima adalah Bea lelang yang pada umumnya diperoleh dari pelaksanaan lelang eksekusi maupun non eksekusi yang dilaksanakan Pejabat Lelang I dan Pejabat Lelang II. Berdasarkan grafik III.5, dapat dilihat pada tahun 2012 seluruh Kanwil DJKN dapat melampaui terget yag ditetapkan dengan capaian tertinggi pada Kanwil DJKN Kalimantan Barat 1169,4. Tingginya capaian kinerja tersebut salah satunya disebabkan karena adanya booming lelang pada beberapa wilayah, melonjaknya frekuensi lelang, maupun optimalisasi penawaran lelang sehingga menghasilkan nilai jual objek lelang yang optimal. Sehubungan dengan kondisi tersebut, pada tahun 2013, secara umum target bea lelang pada seluruh Kanwil DJKN dinaikkan. Pada grafik III.5 dapat dilihat bahwa secara umum persentase capaian kinerja dari masing-masing Kanwil untuk tahun 2013 lebih rendah dari capaian tahun 2012, namun apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan, dapat dilihat juga bahwa capaian kinerja pada sebagian besar Kanwil DJKN telah terpenuhi dengan capaian kinerja tertinggi pada Kanwil DJKN Bandar Lampung dan Bengkulu 160,98, adapun yang terendah adalah Kanwil DJKN Sulawesi Utara, Tenggara, Gorontalo, dan Maluku Utara 53,09. Kondisi tersebut diantaranya disebabkan karena menurunnya frekuensi lelang khususnya pada lelang non eksekusi sukarela, yang berpengaruh pada pencapaian bea lelang. Untuk meningkatkan penerimaan dari bea lelang, strategi yang dilakukan oleh Kanwil DJKN adalah melakukan penggalian potensi lelang kepada Pemerintah Daerah terutama untuk lelang-lelang pengurusan kendaraan dinas serta meningkatkan sosialisasi kepada [ KEGIATAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGAM PEMBANGUNAN DI BIDANG KEKAYAAN NEGARA ] 2013 24 stakeholders, dan meningkatkan koordinasi dengan aparat hukum KPK, Kejaksaan, dan Kepolisian untuk mengoptimalkan pendapatan lelang atas barang sitaan.

f. Piutang Negara Yang Dapat Diselesaikan PNDS

Grafik III.6 menggambarkan Indikator kinerja Persentase Piutang Negara Yang Dapat Diselesaikan. PNDS diperoleh dari pelaksanaan eksekusi pengurusan piutang negara penjualan barang jaminan maupun pelaksanaan non eksekusi pengurusan piutang negara angsuranpelunasan hutang, restrukturisasi hutang, penebusan maupun pencairan barang jaminan. Pada Tahun 2012, satker yang mencapai target paling rendah sesuai dengan target yang telah ditetapkan adalah Kanwil DJKN Kalimantan Timur sebesar 34,87 persen dan yang tertinggi adalah Kanwil DJKN Sulsel, Tenggara, dan Barat sebesar 184.47 persen. Beberapa satker lainnya seperti Kanwil DJKN Kalimantan barat dan Kanwil DJKN Jawa Barat tidak mencapai target 100 persen. Tidak tercapainya target PNDS akibat terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi MK Nomor MK.77PUU-IX2012 dimana putusan tersebut berdampak langsung terhadap proses pengurusan piutang negara yang dilakukan oleh DJKNPUPN. Sehubungan dengan kondisi tersebut target untuk tahun 2013 diturunkan mengingat potensi PNDS hanya bersumber dari outstanding Instansi Pemerintah saja. Adapun sampai dengan bulan Oktober 2013, sebagian besar Kanwil DJKN telah mencapai target 100 persen. Berdasarkan grafik III.6, Kanwil DJKN Kalimantan Barat memiliki capaian kinerja tertinggi 169,03 persen dan Kanwil DJKN yang menduduki peringkat terendah adalah Kanwil DJKN Sumatera utara 80,99 persen.