Persentase penyelesaian permohonan penilaian aset

[ KEGIATAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGAM PEMBANGUNAN DI BIDANG KEKAYAAN NEGARA ] 2013 22

d. Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara Biad PPN

Indikator Kinerja keempat adalah Biad PPN. Adapun pencapaian realisasi Biad PPN berasal dari angsuran dan pelunasan hutang, penebusan dan pencairan barang jaminan, serta restrukturisasi hutang melalui penarikan Berkas Kasus Piutang Negara BKPN. Secara nasional, terget Biad PPN pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan target pada tahun 2012. Penurunan ini dipicu terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi MK Nomor MK.77PUU-IX2012 yang berdampak langsung terhadap proses pengurusan piutang negara yang dilakukan oleh DJKNPUPN. Berdasarkan putusan tersebut PUPN tidak lagi berhak untuk mengurus piutang yang berasal dari BUMNBUMD. Berdasarkan Grafik III.4, pada tahun 2012 satker yang mencapai realisasi target paling rendah sesuai dengan target yang telah ditetapkan adalah Kanwil DJKN Kalimantan Timur sebesar 33,45. Untuk Kanwil DJKN yang mencapai target tertinggi dicapai oleh Kanwil DJKN Banten dengan capaian kinerja sebesar 279,27 persen. Pada Tahun 2013 realisasi target tertinggi dicapai oleh Kanwil DJKN Banten dengan capaian kinerja sebesar 161,63 persen. Adapun satker yang masih berada dibawah target yang ditetapkan adalah Kanwil DJKN Sumatera Utara dan Kanwil DJKN Aceh. Diharapkan sampai dengan akhir TA 2013, target yang ditetapkan sudah dapat dicapai. [ KEGIATAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGAM PEMBANGUNAN DI BIDANG KEKAYAAN NEGARA ] 2013 23

e. Bea Lelang

Indikator kelima adalah Bea lelang yang pada umumnya diperoleh dari pelaksanaan lelang eksekusi maupun non eksekusi yang dilaksanakan Pejabat Lelang I dan Pejabat Lelang II. Berdasarkan grafik III.5, dapat dilihat pada tahun 2012 seluruh Kanwil DJKN dapat melampaui terget yag ditetapkan dengan capaian tertinggi pada Kanwil DJKN Kalimantan Barat 1169,4. Tingginya capaian kinerja tersebut salah satunya disebabkan karena adanya booming lelang pada beberapa wilayah, melonjaknya frekuensi lelang, maupun optimalisasi penawaran lelang sehingga menghasilkan nilai jual objek lelang yang optimal. Sehubungan dengan kondisi tersebut, pada tahun 2013, secara umum target bea lelang pada seluruh Kanwil DJKN dinaikkan. Pada grafik III.5 dapat dilihat bahwa secara umum persentase capaian kinerja dari masing-masing Kanwil untuk tahun 2013 lebih rendah dari capaian tahun 2012, namun apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan, dapat dilihat juga bahwa capaian kinerja pada sebagian besar Kanwil DJKN telah terpenuhi dengan capaian kinerja tertinggi pada Kanwil DJKN Bandar Lampung dan Bengkulu 160,98, adapun yang terendah adalah Kanwil DJKN Sulawesi Utara, Tenggara, Gorontalo, dan Maluku Utara 53,09. Kondisi tersebut diantaranya disebabkan karena menurunnya frekuensi lelang khususnya pada lelang non eksekusi sukarela, yang berpengaruh pada pencapaian bea lelang. Untuk meningkatkan penerimaan dari bea lelang, strategi yang dilakukan oleh Kanwil DJKN adalah melakukan penggalian potensi lelang kepada Pemerintah Daerah terutama untuk lelang-lelang pengurusan kendaraan dinas serta meningkatkan sosialisasi kepada