Deskripsi Data Penelitian Hasil Penelitian

Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal variabel pengetahuan gizi adalah 85,87. Standar deviasi ideal adalah 10,37. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 17. Distribusi Kategorisasi Variabel Pengetahuan Gizi No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥96,24 11 13,1 Baik 2. 75,50 ≤X96,24 58 69,0 Cukup 3. X75,50 15 17,9 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada Gambar dibawah ini: Gambar 5. Pengetahuan Gizi Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel pengetahuan gizi pada kategori baik sebanyak 11 peserta didik 13,1, frekuensi variabel pengetahuan gizi pada kategori cukup sebanyak 58 peserta didik 69 dan frekuensi variabel pengetahuan gizi pada kategori kurang sebanyak 15 peserta didik 17,9. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan variabel pengetahuan gizi berada pada kategori cukup yaitu 58 peserta didik 69. 13,1 69,0 17,9 Pengetahuan_Gizi Baik Cukup Kurang Faktor dominan variabel pengetahuan gizi yang terdiri dari indikator zat gizi, kebutuhan gizi, permasalahan gizi, pentingnya gizi seimbang, cara mendapatkan gizi seimbang dan akan disajikan sebagai berikut: 1 Pengertian Zat gizi Data indikator zat gizi diperoleh melalui angket yang terdiri dari 7 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 1. Berdasarkan data indikator pada zat gizi, diperoleh skor tertinggi sebesar 7,00 dan skor terendah sebesar 4,00. Hasil analisis harga Mean M sebesar 6,1190, Median Me sebesar 6,0000, Modus Mo sebesar 7,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 1,01084. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 7,00 – 4,00 = 3. Sedangkan panjang kelas rentangK = 37 = 0,43 dibulatkan menjadi 0,4. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Indikator Zat Gizi No. Interval F 1 7,0 - 7,4 40 47,62 2 6,5 - 6,9 0,00 3 6,0 - 6,4 22 26,19 4 5,5 - 5,9 0,00 5 5,0 - 5,4 14 16,67 6 4,5 - 4,9 0,00 7 4,0 - 4,4 8 9,52 Jumlah 84 100,00 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator zat gizi di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada Gambar di bawah ini: Gambar 6. Distribusi Frekuensi Indikator Zat Gizi Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator zat gizi terletak pada interval 7-7,4 sebanyak 40 peserta didik 47,62. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal indikator zat gizi adalah 6.119; dan Standar deviasi ideal adalah 1,011. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada table berikut: Tabel 19. Distribusi Kategorisasi Indikator Zat Gizi No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥7,13 76 90,5 Baik 2. 5,11 ≤X7,13 8 9,5 Cukup 3. X5,11 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada Gambar 7. 8 14 22 40 5 10 15 20 25 30 35 40 4-4.4 4.5-4.9 5-5.4 5.5-5.9 6.5-6.9 6-6.4 7-7.4 Fek u e n si Interval Pengertian Zat Gizi, Macam Zat gizi, dan Fungsinya Gambar 7. Indikator Zat Gizi Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator Zat Gizi pada kategori baik sebanyak 76 orang 90,5, dan frekuensi indikator zat gizi yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 8 orang 9,5. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indikator zat besi berada pada kategori baik yaitu 76 orang 90,5. 2 Pengertian Angka Kecukupan Gizi Data indikator kebutuhan gizi diperoleh melalui angket yang terdiri dari 3 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator kebutuhan gizi, diperoleh skor tertinggi sebesar 3 dan skor terendah sebesar 0. Hasil analisis harga Mean M sebesar 1,6786, Median Me sebesar 2,0000, Modus Mo sebesar 1,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 0,80900. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung 90,5 9,5 Indikator Zat Gizi Baik Cukup dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 3,00 – 0,00 = 3. Sedangkan panjang kelas rentangK = 37 = 0,429 dibulatkan menjadi 0,4. Tabel 20. Distribusi Frekuensi Indikator Kebutuhan Gizi No. Interval F 1 3,0 - 3,4 15 17,86 2 2,5 - 2,9 0,00 3 2,0 - 2,4 30 35,71 4 1,5 - 1,9 0,00 5 1,0 - 1,4 36 42,86 6 0,5 - 0,9 0,00 7 0,0 - 0,4 3 3,57 Jumlah 84 100,00 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator kebutuhan gizi di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada Gambar berikut ini Gambar 8. Distribusi Frekuensi Indikator Kebutuhan Gizi Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator Kebutuhan gizi terletak pada interval 1-1,4 sebanyak 36 peserta didik 42,86. 3 36 30 15 5 10 15 20 25 30 35 40 0.5-0.9 0-0.4 1-1.4 1.5-1.9 2.5-2.9 2-2.4 3-3.4 Fr e ku e n si Interval Pengertian Angka Kecukupan Gizi Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 21. Distribusi Kategorisasi Indikator Variabel Kebutuhan Gizi No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥2,49 45 53,6 Baik 2. 0,87 ≤X2,49 36 42,9 Cukup 3. X0,87 3 3,6 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 9. Indikator Kebutuhan Gizi Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator kebutuhan gizi pada kategori baik sebanyak 45 peserta didik 53,6, frekuensi indikator kebutuhan gizi yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 36 peserta didik 42,9, dan frekuensi indikator kebutuhan gizi yang termasuk pada katogeri kurang sebanyak 3 peserta didik 3,6. Jadi dapat disimpulkan bahwa 53,6 42,9 3,6 Pengrtian Angka Kecukupan Gizi Baik Cukup Kurang kecenderungan indikator kebutuhan gizi berada pada kategori tinggi yaitu 45 orang 53,6. 3 Akibat Gangguan Gizi Data indikator permasalahan gizi diperoleh melalui angket yang terdiri dari 7 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator permasalahan gizi, diperoleh skor tertinggi sebesar 7,00 dan skor terendah sebesar 3,00. Hasil analisis harga Mean M sebesar 6,2619, Median Me sebesar 7,0000, Modus Mo sebesar 7,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 0,93292. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 7,00 – 3,00 = 4. Sedangkan panjang kelas rentangK= 47 = 0,571 dibulatkan menjadi 0,6. Tabel 22. Distribusi Frekuensi Indikator Permasalahan Gizi No. Interval F 1 7,2 - 7,8 0,00 2 6,5 - 7,1 43 51,19 3 5,8 - 6,4 26 30,95 4 5,1 - 5,7 0,00 5 4,4 - 5,0 10 11,90 6 3,7 - 4,3 4 4,76 7 3,0 - 3,6 1 1,19 Jumlah 84 100,00 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator permasalahan gizi di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada Gambar berikut ini Gambar 10. Distribusi Frekuensi Indikator Permasalahan Gizi Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator permasalahan gizi terletak pada interval 6,5-7,1 sebanyak 43 peserta didik 51,19. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal indikator permasalahan gizi adalah 6,262; dan Standar deviasi ideal adalah 0,933. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 23. Distribusi Kategorisasi Indikator Variabel Permasalahan Gizi No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥7,19 79 94,0 Baik 2. 5,33 ≤X7,19 5 6,0 Cukup 3. X5,33 Kurang Total 84 100,0 1 4 10 26 43 10 20 30 40 50 3-3.6 3.7-4.3 4.4-5 5.1-5.7 5.8-6.4 6.5-7.1 7.2-7.8 Fr e ku e n si Interval Akibat Gangguan Gizi Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 11. Indikator Permasalahan Gizi Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator Permasalahan Gizi pada kategori baik sebanyak 79 peserta didik 94,0, dan frekuensi indikator permasalahan gizi yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 5 peserta didik 6,0. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indikator permasalahan gizi berada pada kategori tinggi yaitu 79 orang 94,0. 4 Pola Makan Data indikator pentingnya gizi seimbang diperoleh melalui angket yang terdiri dari 3 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator pentingnya gizi seimbang, diperoleh skor tertinggi sebesar 3,00 dan skor terendah sebesar 0,00. Hasil analisis harga Mean M sebesar 2,7619, Median Me sebesar 3,0000, Modus Mo sebesar 3,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 0,57286. 94,0 6,0 Permasalahan Gizi Baik Cukup Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 3,00 – 0,00 = 3. Sedangkan panjang kelas rentangK= 37 = 0,429 dibulatkan menjadi 0,4. Tabel 24. Distribusi Frekuensi Indikator Pola Makan No. Interval F 1 3,0 - 3,4 69 82,14 2 2,5 - 2,9 0,00 3 2,0 - 2,4 11 13,10 4 1,5 - 1,9 0,00 5 1,0 - 1,4 3 3,57 6 0,5 - 0,9 0,00 7 0,0 - 0,4 1 1,19 Jumlah 84 100,00 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator pentingnya gizi seimbang di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada Gambar berikut ini 1 3 11 69 10 20 30 40 50 60 70 80 0.5-0.9 0-0.4 1-1.4 1.5-1.9 2.5-2.9 2-2.4 3-3.4 Fr e ku e n si Interval Pola Makan Gambar 12. Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan Pola Makan Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator Pentingnya gizi seimbang terletak pada interval 3-3,4 sebanyak 69 peserta didik 82,14. Penentuan kecenderungan kategori untuk indikator pentingnya gizi seimbang, dicari melalui nilai rata-rata ideal Mi dengan Rumus Mi = ½ Xmak + Xmin, dan mencari nilai standar deviasi ideal SDi dengan rumus SDi = 16 Xmak-Xmin. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal indikator pentingnya gizi seimbang adalah 2,762; dan Standar deviasi ideal adalah 0,573. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 25. Distribusi Kategorisasi Indikator Cara Mendapatkan Gizi Seimbang No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥3,33 80 95,2 Baik 2. 2,19 ≤X3,33 3 3,6 Cukup 3. X2,19 1 1,2 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini 95,2 3,6 1,2 Cara Mendapatkan Gizi Seimbang Baik Cukup Gambar 13. Indikator Cara Mendapatkan Gizi Seimbang Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator pentingnya gizi seimbang pada kategori baik sebanyak 80 peserta didik 95,2, frekuensi indikator pentingnya gizi seimbang yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 3 peserta didik 3,6, dan frekuensi indicator pentingnya gizi seimbang yang termasuk pada kategori kurang sebanyak 1 peserta didik 1,2 Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indikator pentingnya gizi seimbang berada pada kategori tinggi yaitu 80 orang 95,2. 5 Cara Mendapatkan Gizi Seimbang Data indikator cara mendapatkan gizi seimbang diperoleh melalui angket yang terdiri dari 3 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator cara mendapatkan gizi seimbang, diperoleh skor tertinggi sebesar 3,00 dan skor terendah sebesar 1,00. Hasil analisis harga Mean M sebesar 2,9286, Median Me sebesar 3,0000, Modus Mo sebesar 3,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 0,30203. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 3,00 – 1,00 = 2. Sedangkan panjang kelas rentangK= 27 = 0,28 dibulatkan 0,3. Tabel 26. Distribusi Frekuensi Indikator Cara Mendapatkan Gizi Seimbang No. Interval F 1 14,4 - 15,7 1 1,19 2 13,0 - 14,3 9 10,71 3 11,6 - 12,9 14 16,67 4 10,2 - 11,5 16 19,05 5 8,8 - 10,1 27 32,14 6 7,4 - 8,7 12 14,29 7 6,0 - 7,3 5 5,95 Jumlah 84 100,00 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator cara mendapatkan gizi seimbang di atas digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada Gambar berikut ini : Gambar 14. Distribusi Frekuensi Indikator Cara Mendapatkan Gizi Seimbang Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator cara mendapatkan gizi seimbang terletak pada interval 8,8-10,1 sebanyak 27 peserta didik 32,14. 5 12 27 16 14 9 1 5 10 15 20 25 30 6-7.3 7.4-8.7 8.8-10.1 10.2-11.511.6-12.9 13-14.3 14.4-15.7 Fr e ku e n si Interval Cara Mendapatkan Gizi Seimbang Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 27. Distribusi Kategorisasi Indikator Cara Mendapatkan Gizi Seimbang No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥3,23 83 98,8 Baik 2. 2,63 ≤X3,23 1 1,2 Cukup 3. X2,63 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 15. Indikator Cara Mendapatkan Gizi Seimbang Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator cara mendapatkan gizi seimbang pada kategori baik sebanyak 83 peserta didik 98,8, dan frekuensi indikator cara mendapatkan gizi seimbang yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 1 peserta didik 1,2. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indikator cara mendapatkan gizi seimbang berada pada kategori tinggi yaitu 83 peserta didik 98,8. 98,8 1,2 Gizi Seimbang Baik Cukup b. Variabel Kebiasaan Makan Data variabel kebiasaan makan diperoleh melalui angket yang terdiri dari 24 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Berdasarkan data variabel kebiasaan makan, diperoleh skor tertinggi sebesar 76,00 dan skor terendah sebesar 38,00. Hasil analisis harga Mean M sebesar 54,96, Median Me sebesar 55,00, Modus Mo sebesar 57,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 6,67. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,35 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal - nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 76 – 38= 38. Sedangkan panjang kelas rentangK = 387 = 5,42 dibulatkan menjadi 5,4. Tabel 28. Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Makan No. Interval F 1 71,0 - 76,4 2 2,38 2 65,5 - 70,9 2 2,38 3 60,0 - 65,4 12 14,29 4 54,5 - 59,9 29 34,52 5 49,0 - 54,4 27 32,14 6 43,5 - 48,9 10 11,90 7 38,0 - 43,4 2 2,38 Jumlah 84 100.00 Berdasarkan distribusi frekuensi variabel kebiasaan makan di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 16. Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Makan Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi variabel kebiasaan makan terletak pada interval 54,5-59,9 sebanyak 29 peserta didik 34,52 dan paling sedikit terletak pada interval 38-43,4; 65,5- 70,9; dan 71-76,4 masing-masing sebanyak 2 peserta didik 2,38. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal variabel Kebiasaan Makan adalah 60. Standar deviasi ideal adalah 12. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 29. Distribusi Kategorisasi Variabel Kebiasaan Makan No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥72 2 2,4 Baik 2. 48 ≤X72 73 86,9 Cukup 3. X48 9 10,7 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dlihat pada di bawah ini : 2 10 27 29 12 2 2 5 10 15 20 25 30 35 Fr e ku e n si Interval Kebiasaan Makan Gambar 17. Variabel Kebiasaan Makan Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel kebiasaan makan pada kategori baik sebanyak 2 peserta didik 2,4, frekuensi variabel kebiasaan makan yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 73 peserta didik 86,9, dan frekuensi variabel kebiasaan makan pada kategori kurang sebanyak 9 peserta didik 10,7. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan variabel kebiasaan makan berada pada kategori cukup yaitu 73 peserta didik 86,9. Pembagian kebiasaan makan yang terdiri dari jenis makan dan makanan, tata cara makan, frekuensi makan, pola makan khusus, faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan akan disajikan sebagai berikut: 1 Jenis makan dan makanan Data indikator jenis makan dan makanan diperoleh melalui angket yang terdiri dari 5 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator jenis makan dan makanan, diperoleh skor tertinggi sebesar 19 dan 2,4 86,9 10,7 Kebiasaan Makan Baik Cukup Kurang skor terendah sebesar 6. Hasil analisis harga Mean M sebesar 11,1310 Median Me sebesar 11,0000, Modus Mo sebesar 11,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 2,23218. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 19-6 = 13. Sedangkan panjang kelas rentangK = 137 = 1,86 dan dibulatkan menjadi 1,8. Tabel 30. Distribusi Frekuensi Indikator Jenis Makan dan Makanan No. Interval F 1 17,4 - 19,2 1 1,19 2 15,5 - 17,3 3 3,57 3 13,6 - 15,4 6 7,14 4 11,7 - 13,5 23 27,38 5 9,8 - 11,6 31 36,90 6 7,9 - 9,7 17 20,24 7 6,0 - 7,8 3 3,57 Jumlah 84 100 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator jenis makan dan makanan di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Gambar 18. Distribusi Frekuensi Indikator Jenis Makan dan Makanan Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indicator jenis makan dan makanan terletak pada interval 9,8-11,6 sebanyak 31 peserta didik 36,90 dan paling sedikit terletak pada interval 17,4-19,2 sebanyak 1 orang 1,19. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal jenis makan dan makanan adalah 11,13; dan Standar deviasi ideal adalah 2,232. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 31. Distribusi Kategorisasi Indikator Jenis Makan dan Makanan No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥13,36 6 7,1 Baik 2. 8,90 ≤X13,36 58 69,0 Cukup 3. X8,90 20 23,8 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 3 17 31 23 6 3 1 5 10 15 20 25 30 35 6-7.8 7.9-9.7 9.8-11.6 11.7-13.5 13.6-15.4 15.5-17.3 17.4-19.2 Fek u e n si Interval Jenis Makan dan Makanan Gambar 19. Indikator Jenis Makan dan Makanan Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator jenis makan dan makanan pada kategori baik sebanyak 6 orang 7,1, dan frekuensi indikator jenis makan dan makanan yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 58 orang 69,0 dan yang termasuk pada kategori kurang sebanyak 20 orang 23,8. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indikator jenis makan dan makanan berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 58 orang 69,0. Tabel 32. Food Frequency Questioner FFQ diketahui jenis makan dan makanan Frekuensi Makan Sumber Energi Sayur Lauk Pauk Buah Lebih dari 1 kali per hari BerasNasi 30,6 Selada 36,1 Daging 69,4 Pisang 57,4 Lebih dari 1 kali per hari Ketela 36,1 Wortel 43,5 Ayam 64,8 Jeruk 50 Satu kali per hari Roti 57,4 - - Telur Puyuh 48,1 Apel 46,3 Lebih dari 1 kali per hari Mie 99,7 - - Udang 52,8 - - Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat responden mengkonsumsi beras atau nasi, ketela, dan mie dengan frekuensi lebih dari 1 7,1 69,0 23,8 Jenis Makan dan Makanan Baik Cukup Kurang kali per hari. Sementara itu, responden yang mengkonsumsi roti sebagai sumber energi dengan frekuensi makan satu kali per hari. Terdapat pula responden yang mengkonsumsi sayur selada dan wortel lebih dari 1 kali per hari. Responden yang mengkonsumsi daging ayam udang lebih dari 1 kali per hari. Sementara itu, responden yang mengkonsumsi telur puyuh sebagai lauk pauk dengan frekuensi makan satu kali per hari. Responden mengkonsumsi buah pisang dan jeruk lebih dari 1 kali per hari. Sementara itu, terdapat pula responden yang mengkonsumsi buah apel dengan frekuensi makan satu kali per hari. 2 Tata Cara Makan Data indikator tata cara makan diperoleh melalui angket yang terdiri dari 3 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator tata cara makan, diperoleh skor tertinggi sebesar 12 dan skor terendah sebesar 3. Hasil analisis harga Mean M sebesar 6,9405, Median Me sebesar 7,0000, Modus Mo sebesar 7,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 1,70295. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 12-3 = 9. Sedangkan panjang kelas = rentangK = 97 = 1,286 dibulatkan menjadi 1,3. Tabel 33. Distribusi Frekuensi Indikator Tata Cara Makan No. Interval F 1 11,4 - 12,7 1 1,19 2 10,0 11,3 5 5,95 3 8,6 - 9,9 6 7,14 4 7,2 - 8,5 19 22,62 5 5,8 - 7,1 36 42,86 6 4,4 - 5,7 11 13,10 7 3,0 - 4,3 6 7,14 Jumlah 84 100 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator tata cara makan di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 20. Distribusi Frekuensi Indikator Tata Cara Makan Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator tata cara makan terletak pada interval 5,8-7,1 sebanyak 36 peserta didik 42,86 dan paling sedikit terletak pada interval 11,4-12,7 sebanyak 1 peserta didik 1,19. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal indikator tata cara makan adalah 6,94; dan Standar deviasi ideal adalah 1,703. Berdasarkan 6 11 36 19 6 5 1 5 10 15 20 25 30 35 40 3-4.3 4.4-5.7 5.8-7.1 7.2-8.5 8.6-9.9 10-11.3 11.4-12.7 Fr e ku e n si Interval Tata Cara Makan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 34. Distribusi Kategorisasi Indikator Tata Cara Makan No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥8,64 12 14,3 Baik 2. 5,24 ≤X8,64 55 65,5 Cukup 3. X5,24 17 20,2 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 21. Indikator Tata Cara Makan Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator tata cara makan pada kategori baik sebanyak 12 peserta didik 14,3, frekuensi indikator tata cara makan yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 55 peserta didik 65,5, dan frekuensi indikator tata cara makan yang termasuk pada kategori kurang sebanyak 17 peserta didik 20,2. Jadi dapat 14,3 65,5 20,2 Tata Cara Makan Baik Cukup Kurang disimpulkan bahwa kecenderungan indikator tata cara makan berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 55 peserta didik 65,5. 3 Frekuensi Makan Data indikator frekuensi makan diperoleh melalui angket yang terdiri dari 5 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator frekuensi makan, diperoleh skor tertinggi sebesar 18 dan skor terendah sebesar 7. Hasil analisis harga Mean M sebesar 12,9524, Median Me sebesar 13,0000, Modus Mo sebesar 11,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 2,43916. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 18-7 = 11. Sedangkan panjang kelas = rentangK = 117 = 1,571 dibulatkan menjadi 1,6. Tabel 35. Distribusi Frekuensi Indikator Frekuensi Makan No. Interval F 1 17,2 - 18,8 1 1,19 2 15,5 17,1 16 19,05 3 13,8 - 15,4 17 20,24 4 12,1 - 13,7 9 10,71 5 10,4 - 12,0 30 35,71 6 8,7 - 10,3 9 10,71 7 7,0 - 8,6 2 2,38 Jumlah 84 100 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator frekuensi makan di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 22. Distribusi Frekuensi Indikator Frekuensi Makan Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator frekuensi makan terletak pada interval 10,4-12,0 sebanyak 30 peserta didik 35,71 dan paling sedikit terletak pada interval 17,2-18,8 sebanyak 1 peserta didik 1,19. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal indikator frekeunsi makan adalah 12,95; dan Standar deviasi ideal adalah 2,439. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada tabel berikut: 2 9 30 9 17 16 1 5 10 15 20 25 30 35 7-8.6 8.7-10.3 10.4-12 12.1-13.7 13.8-15.4 15.5-17.1 17.2-18.8 Fr e k u e n si Interval Frekuensi Makan Tabel 36. Distribusi Kategorisasi Indikator Frekuensi Makan No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥15,39 24 28,6 Baik 2. 10,51 ≤X15,39 56 66,7 Cukup 3. X10,51 4 4,8 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 23. Indikator Frekuensi Makan Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator frekuensi makan pada kategori baik sebanyak 24 peserta didik 28,6, frekuensi indicator frekuensi makan yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 56 peserta didik 66,7, dan frekuensi indicator frekuensi makan yang termasuk pada kategori kurang sebanyak 4 peserta didik 4,8. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indicator frekuensi makan berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 56 peserta didik 66,7. 28,6 66,7 4,8 Frekuensi Makanan Baik Cukup Kurang 4 Pola Makan Khusus Data indikator pola makan khusus diperoleh melalui angket yang terdiri dari 6 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator pola makan khusus, diperoleh skor tertinggi sebesar 19 dan skor terendah sebesar 8. Hasil analisis harga Mean M sebesar 13,5952, Median Me sebesar 13,0000, Modus Mo sebesar 13,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 2,51319. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 19-8 = 11. Sedangkan panjang kelas = rentangK = 117 = 1,571 dibulatkan menjadi 1,6. Tabel 37. Distribusi Frekuensi Indikator Pola Makan Khusus No. Interval F 1 18,2 - 19,8 2 2,38 2 16,5 18,1 10 11,90 3 14,8 - 16,4 18 21,43 4 13,1 - 14,7 9 10,71 5 11,4 - 13,0 27 32,14 6 9,7 - 11,3 14 16,67 7 8,0 - 9,6 4 4,76 Jumlah 84 100 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator pola makan khusus di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar24. Distribusi Frekuensi Indikator Pola Makan Khusus Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator pola makan khusus terletak pada interval 11,4-13,0 sebanyak 27 peserta didik 32,14 dan paling sedikit terletak pada interval 18,2-19,8 sebanyak 2 peserta didik 2,38. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal indikator pola makan khusus adalah 13,6; dan Standar deviasi ideal adalah 2,513. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada tabel berikut: 4 14 27 9 18 10 2 5 10 15 20 25 30 8-9.6 9.7-11.3 11.4-13 13.1-14.714.8-16.416.5-18.118.2-19.8 Fr e ku e n si Interval Pola Makan Khusus Tabel 38. Distribusi Kategorisasi Indikator Pola Makan Khusus No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥16,11 7 8,3 Baik 2. 11,08 ≤X16,11 59 70,2 Cukup 3. X11,08 18 21,4 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 25. Indikator Pola Makan Khusus Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator pola makan khusus pada kategori baik sebanyak 7 peserta didik 8,3, frekuensi indikator pola makan khusus yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 59 peserta didik 70,2, dan frekuensi indikator pola makan khusus yang termasuk pada kategori kurang sebanyak 18 peserta didik 21,4. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indicator pola makan khusus berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 59 peserta didik 70,2. 8,3 70,2 21,4 Pola Makan Khusus Baik Cukup Kurang Berdasarkan hasil Food Frequency Questioner FFQ diketahui pola makan peserta didik sebagai berikut berikut ini: Tabel 39. Food Frequency Questioner FFQ Pola Makan Frekuensi Makan Sumber Energi Sayur Lauk Pauk Buah Lebih dari 1 kali per hari BerasNasi 30,6 Selada 36,1 Daging 69,4 Pisang 57,4 Lebih dari 1 kali per hari Ketela 36,1 Wortel 43,5 Ayam 64,8 Jeruk 50 Berdasarkan hasil analisis dari Food Frequency Questioner FFQ diketahui bahwa mayoritas responden mengkonsumsi beras atau nasi, ketela, dan mie dengan frekuensi lebih dari 1 kali per hari. Terdapat pula responden yang mengkonsumsi sayur selada dan wortel lebih dari 1 kali per hari. Selain itu, diketahui pula bahwa terdapat responden yang mengkonsumsi daging ayam udang lebih dari 1 kali per hari. Responden juga mengkonsumsi buah pisang dan jeruk lebih dari 1 kali per hari. 5 Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Data indikator factor yang mempengaruhi kebiasaan makan diperoleh melalui angket yang terdiri dari 5 item dengan jumlah responden 84 orang. Ada 2 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 1 dan skor terendah 0. Berdasarkan data indikator factor yang mempengaruhi kebiasaan makan, diperoleh skor tertinggi sebesar 15 dan skor terendah sebesar 6. Hasil analisis harga Mean M sebesar 10,3452, Median Me sebesar 10,0000, Modus Mo sebesar 10,00 dan Standar Deviasi SD sebesar 1,89796. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 84 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 84 = 7,350 dibulatkan menjadi 7 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 15-6 = 9. Sedangkan panjang kelas = rentangK = 97 = 1,286 dibulatkan menjadi 1,3. Tabel 40. Distribusi Frekuensi Indikator Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan No. Interval F 1 14,4 - 15,7 1 1,19 2 13,0 14,3 9 10,71 3 11,6 - 12,9 14 16,67 4 10,2 - 11,5 16 19,05 5 8,8 - 10,1 27 32,14 6 7,4 - 8,7 12 14,29 7 6,0 - 7,3 5 5,95 Jumlah 84 100 Berdasarkan distribusi frekuensi indikator faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan di atas dapat digambarkan diagram batang yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 26. Distribusi Frekuensi Indikator Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi indikator faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan terletak pada interval 8,8-10,1 sebanyak 27 peserta didik 32,14 dan paling sedikit terletak pada 14,4-15,7 sebanyak 1 peserta didik 1,19. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal indikator factor yang mempengaruhi kebiasaan makan adalah 10,35; dan Standar deviasi ideal adalah 1,898. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 41. Distribusi Kategorisasi Indikator Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi 1. X ≥12,24 1 1,2 Baik 2. 8,45 ≤X12,24 56 66,7 Cukup 3. X8,45 27 32,1 Kurang Total 84 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 5 12 27 16 14 9 1 5 10 15 20 25 30 Fr e ku e n si Interval Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Gambar 27. Indikator Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi indikator faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada kategori baik sebanyak 1 peserta didik 1,2, frekuensi indikator faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 56 peserta didik 66,7, dan frekuensi indikator faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan yang termasuk pada kategori kurang sebanyak 27 peserta didik 32,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan indikator faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 56 peserta didik 66,7.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dari Karl Person. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan kebiasaan makan peserta didik kelas XI Jasa Boga SMK N 6 Yogyakarta ”. Dasar pengambilan keputusan menggunakan koefisien korelasi r . Jika koefisien korelasi bernilai positif maka dapat dilihat adanya hubungan 1,2 66,7 32,1 Kebiasaan Makan Baik Cukup Kurang yang positif antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan untuk menguji signifikansi adalah dengan membandingkan nilai r hitung dengan tabel pada taraf signifikansi 5. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka hubungan tersebut signifikan. Sebaliknya jika nilai hitung lebih kecil dari tabel maka hubungan tersebut tidak signifikan. Untuk menguji hipotesis tersebut maka digunakan analisis korelasi Product Moment dari Karl Person. Tabel 42. Ringkasan Hasil korelasi Product Moment dari Karl Person Hipotesis 1 Variabel r-hit r-tab Sig � � Pengetahuan gizi dengan kebiasaan makan 0,582 0,213 0,000 0,339 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,5820,213 dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti kurang dari 0,05 0,0000,05. Sedangkan koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,582 memiliki arah positif. Berdasarkan hasil tersebut, maka ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan kebiasaan makan peserta didik kelas XI Jasa Boga SMK N 6 Yogyakarta diterima. Hasil analisis data juga menunjukkan nilai R 2 sebesar 0,339. Nilai tersebut berarti 33,9 perubahan pada variabel kebiasaan makan dapat diterangkan oleh pengetahuan gizi, sedangkan sisanya 66,1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

D. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Gizi Peserta Didik Kelas XI Jasa Boga SMK N

6 Yogyakarta Berpengaruh pada Kebiasaan Makan Pengetahuan gizi di SMK N 6 Yogyakarta dengan jumlah responden 84 peserta didik, yang masuk dalam kategori pengetahuan gizi pada kategori baik sebanyak 11 peserta didik 13,1, frekuensi variabel pengetahuan gizi pada kategori cukup sebanyak 58 peserta didik 69 dan frekuensi variabel pengetahuan gizi pada kategori kurang sebanyak 15 peserta didik 17,9. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan variabel pengetahuan gizi berada pada kategori cukup yaitu 58 peserta didik 69. Pengetahuan merupakan hal mengenai segala sesuatu yang diketahui. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusi, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri Notoatmodjo 2003. Pengetahuan diperoleh seseorang melalui pendidikan formal. Informal dan non-formal. Menurut Notoatmodjo 2003 faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi: 1 Tingkat Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehinga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat, 2 Informasi, seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas, 3 Budaya, tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan, 4 Pengalaman, sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informasi, dan 5 Sosial Ekonomi, tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup. Notoatmodjo 2003 juga menyatakan bahwa, media informasi yang dapat menstimulasi pengetahuan seseorang adalah: 1 Media cetak. Media cetak adalah alat-alat yang dapat member informasi, media cetak tersebut antara lain: rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu informasi tentang gizi seimbang, leafet adalah bentuk penyampaia informasi atau pesan mengenai pengetahuan gizi pada remaja, poster adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan yang biasanya ditempel ditembok-tembok, di tempat umum atau kendaraan umun, 2 Media Elektronik. Media elektronik adalah sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kesehatan. Jenis-jenis media elektronik antara lain: televisi, Radio, dan Video, dan 3 Media Papan. Media papan merupakan suatu media yang terdapat di tempat-tempat umum, dapat diisi infoormasi pengetahuan, seperti halnya informai tentang gizi.

2. Kebiasaan Makan Pada Peserta Didik Kelas XI Jasa Boga SMK N 6

Yogyakarta Kebiasaan Makan di SMK N 6 Yogyakarta dengan jumlah 84 peserta didik, yang termasuk pada kategori baik sebanyak 2 peserta didik 2,4, frekuensi variabel kebiasaan makan yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 73 peserta didik 86,9, dan frekuensi variabel kebiasaan makan pada kategori kurang sebanyak 9 peserta didik 10,7. Jadi dapat