pola makan, norma-norma sosial yang disadari untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan, pengetahuan yang berhubungan dengan gizi,
keinginan untuk mengkonsumsi makanan tertentu, kesukaanpilihan berdasarkan
cita rasa
tertentu, dan
keterampilan dalam
memasakmenyiapkan makanan.
2. Pola Makan
Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu
tertentu Yayuk Farida Baliwati. dkk, 2004 : 69. Santosa dan Ranti 2004 mengungkapkan bahwa pola makan merupakan
berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri
khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pendapat dua pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum
bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya
dimana mereka hidup. Pola makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif dan
negatif. Sikap positif atau negatif terhadap makanan bersumber pada nilai-nilai
affective yang berasal dari lingkungan alam, budaya, sosial dan ekonomi dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Demikian juga halnya
dengan kepercayaan terhadap makanan yang berkaitan dengan nilai-nilai cognitive yaitu kualitas baik atau buruk, menarik atau tidak menarik. Pemilihan
adalah proses psychomotor untuk memilih makanan sesuai dengan sikap dan kepercayaannya Khumaidi, 1994.
Pola makan dapat didefinisikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang dalam memilih makanan dan mengkonsumsi sebagai tanggapan
pengaruh psikologi, fisiologi, budaya, dan sosial Soehardjo, 1996. 1.1 Pola Makan Keluarga
Lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap anak, hal ini karena di dalam keluargalah anak memperoleh pengalaman pertama dalam
kehidupannya. Dalam hal ini orang tua mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk kesukaan makan anak-anaknya, karena orang tua adalah model
pertama yang dilihat oleh anak. Hubungan sosial yang dekat yang berlangsung lama antara anggota keluarga memungkinkan bagi anggotanya mengenal jenis
makanan yang sama dengan keluarga Karyadi, 1990. Menurut Khumaidi 1994, sikap anak terhadap makanan dipengaruhi
oleh pelajaran dan pengalaman yang diperoleh sejak masa kanak-kanak tentang apa dan bagaimana pola makan. Terbentuknya rasa suka terhadap makanan
tertentu merupakan hasil dari kesenangan sebelumnya yang diperoleh pada saat mereka makan untuk memenuhi rasa laparnya serta dari hubungan emosional
antara anak-anak dengan yang memberi mereka makan