commit to user
116
dari kedua factor tersebut terjadi kesalahan, akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Karena hal tersebut menyangkut nasabah dalam
pemenuhan kewajibannya kelak.
C. Perhitungan Nisbah bagi hasil
1. Cara perhitungan nisbah bagi hasil
Nisbah bagi hasil adalah factor yang sangat penting, karena nisbah adalah sesuatu yang disepakati bersama antara kedua belah
pihak yang mempunyai kesepakatan bersama. Ada dua pola bagi hasil, yaitu
revenue sharing
dan
profit sharing
.
Revenue sharing
adalah suatu metode yang dibagi hasilkan adalah hasil usaha atau penjualan
tanpa menghitung pengeluaran atau biaya. Sedangkan
profit sharing
adalah jika yang dibagihasilkan telah dikurangi dengan pengeluaran dan biaya-biaya.
Pembiayaan dengan pola bagi hasil terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
musyrakah
dan
mudharabah
. Dalam pembiayaan musyarakah, bank dan nasabah saling menyatukan modal untuk membiayai suatu
usaha yang dijalankan nasabah. Sedangkan dalam pembiayaan
Mudharabah
, bank bertindak sebagai pemodal tunggal dan nasbah sebagai pelaksana pekerjaan
Stuktur Pembiayaan: 1
Proyeksi peningkatan omzet 2
Jumlah pembiayaan
commit to user
117
3 Jangka waktu pembiayaan
4 Hasil yang diharapkan
5 Total pengembalian = Jumlah pembiayaan + Hail yang diharapkan
6 Angsuran pokok per bulan = Jumlah pembiayaan : Jangka waktu
pembiayaan 7
Pendapatan Kotor Rumus perhitungan nisbah bagi hasil:
Nisbah pembiayaan: 1
Nisbah bagi nasabah = Hasil yang diharapkan : Proyeksi peningkatan omzet x 100
2 Nisbah bagi bank = 100 - Nisbah Nasabah
3 Rasio nisbah keduabelah pihak = Nisbah Nasabah : Nisbah
Bank 4
Distribusi bagi hasil kepada nasabah = Nisbah Nasabah x pendapatan kotor
5 Distribusi bagi hasil kepada bank = Nisbah bank x Pendapatan
Kotor 2.
Metode perhitungan nisbah bagi hasil a.
Cara bagi hasil pada pembiayaan
mudharabah
Salah satu produk yang menjadi keunggulan bank syariah adalah pembiayaan
mudharabah
. Melalui pembiayaan tersebut bank dapat membiayai 100 kebutuhan modal kerja nasabah
commit to user
118
sedangkan nasabah memberikan
share
dalam bentuk
skill
atau keterampilan dalam menjalankan usaha yang dibiayai tersebut.
Berikut adalah contoh kasus dari pembiayaan
mudharabah.
Bapak rifai pedagang buku melakukan kerja sama dengan bank syariah menggunakan akad
mudharabah
bank syariah sebagaipemilik dana dan bapak rifai sebagai pengelola dana. Bank
syariah memberi modal sebesar Rp 10.000.000 sebagai modal usaha pada tanggal 1 januari 2010 dengan nisbah bagi hasil sebesar
bank syriah : rifai = 30: 70. Pada tanggal 31 pebruari 2010, bapak rifai memberikan laporan laba rugi penjualan buku sebagai
berikut : Penjualan Rp 1000.000
HPP : Rp 700.000 Laba kotor : Rp 300.000
Biaya-biaya: Rp 100.000 Laba bersih Rp 200.000
1 Perhitungan dengan menggunakan
profit sharing
Bank syariah = 30 x laba bersih 30 x Rp 200.000 = Rp 60.000
Rifai = 70 x laba bersih 70 x Rp 200.000 = Rp 140.000
2 Perhitngan dengan menggunakan metode
revenue sharing
Bank syariah = 30 x laba kotor
commit to user
119
30 x Rp 300.000 = Rp 90.000 Rifai = 70 x laba kotor
70 x RP 300.000 = Rp 210.000 b.
Cara bagi hasil pada pembiayaan
musyarakah
Pembiayaan
musyarakah
dijalankan apabila
nasabah mempunyai modala atau dana utuk melaksanakan pekerjaan,
royek, atau unventasi nasabah. Hanya saja karena keterbatasan modal maka nasabah memerlukan suntikan dana dari bank
menutup kekurangan modal kerja tersebut. Berikut ini dalah contoh kasus dari pembiayaan musyarakah:
Pak warto adalah seorang pedagang yang memiliki
omzet
rata-rata Rp30.000.000bulan atau Rp 360.000.00 tahun. Untuk memajukan usaha tersebut, pak warto mengajukan pembiayaan ke
bank syariah sebesar Rp 100.000.000. Dari pembiayaan diatas dapat diketahui beberapa data sebagai
berikut: Asumsi peningkatan omzet dagangan setelah dibiayai
meningkat sebesar 20 dari omzet sebelum dibiayai
Expected return bank
10 pertahun Jangka waktu 1 tahun
Perhitungan nisbah bagi hasil: Proyeksi peningkatan
omzet
sebesar 20 dari
omzet
rata-rata: =Rp360.000.000,00 x 120 = Rp432.000.000,00
commit to user
120
Expected return bank
= pembiayaan bank x 10 = Rp 100.000.000,00 x 100 = Rp 10.000.000,00 pertahun
Nisbah bagi hasl bank =
Expected return
proyeksi
omzet
x 100
=Rp 10.000.000,00Rp 432.000.000,00 x 100 = 2,3
Nisbah bagi hasil nasabah = 100 - 2,3 = 97,7
D. Kendala-kendala penerapan pembiayaan bagi hasil pada perbankan