Dampak UU No.16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum terhadap Pengaturan Sebelumnya.

[Type text] menunjukkan perbuatan tersangka yang melanggar aturan pidana. Dalam tahapan ini, ada tiga hal yang menjadi kewenangan Kepolisian yang terkait dengan hak-hak hokum individu dalam proses hokum: a. Pemeriksaanpembuatan Berita Acara Pemeriksaan BAP Pada proses ini, penyidik akan memeriksa dan meminta keterangan tersangka, saksi atau korban mengenai perkara. Keterangan mereka akan ditulis oleh penyidik dalam BAP. Selanjutnya keterangan dalam BAP itulah yang digunakan jaksa untuk merumuskan dakwaan terhadap tersangkaterdakwa tersebut di persidangan. Untuk mewujudkan peradilan yang adil, keterangan dalam BAP tersebut harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Untuk itu, diatur beberapa ketentuan mengenai hak tersangkasaksi pada tahap pembuatan BAP ini, yaitu: Tersangka berhak segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik Pasal 50 ayat 1 KUHAP.  Tersangkasaksi berhak diberitahu mengenai perkara yang melibatkan dirinya dengan bahasa yang ia menegrti Pasal 51 huruf a KUHAP juncto Pasal 5 ayat 1 huruf d UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.  Tersangkasaksi berhak memberikan keterangan secara bebas dan tanpa tekanan Pasal 52 dan 117 KUHAP juncto Pasal 5 ayat 1 huruf c UU Perlindungan Saksi dan Korban  Tersangkasaksi berhak mendapat bantuan hokum atau didampingi penasehat hukum Pasal 54,55,56,70 ayat 1 KUHAP dan Pasal 37 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.  Tersangka Berhak mengajukan saksi atau ahli yang meringankan dirinya untuk diperiksa Pasal 65 KUHAP.  Tersangka berhak mendapat salinan BAP Pasal 72 KUHAP.  Tersangkasaksi berhak menolak membubuhkan tanda tangan di BAP dengan menyebutkan alasannya Pasal 118 KUHAP.  Tersangkasaksi berhak mendapat surat panggilan pemeriksaanyang sah dengan tenggang waktu yang wajar Pasal 112 KUHAP. [Type text] Hak-hak di atas harus dipenuhi oleh penegak hokum untuk mewujudkan fair trial bagi pihak-pihak yang terlibat. b. Penangkapan Terhadap tersangkaterdakwa , penyidik kepolisian berwenang melakukan penangkapan. Jangka waktu penangkapan adalah 1 x 24 jam. Dalam melakukan penangkapan, penyidik memerlukan bukti permulaan yang cukup berupa laporan polisi,barang bukti, dan lain-lain. Adapun hak individu yang berkaitan dengan upaya penangkapan adalah:  Tersangka mendapat surat perintah penangkapan yang berisi identitas tersangka,alas an penangkapan dan uraian singkat perkara Pasal 18 ayat 1 KUHAP.  Keluarga tersangka mendapat tembusan surat perintah penangkapan setelah penangkapan dilakukan Pasal 18 ayat 3 KUHAP.  Tersangkakeluarga, tersangkapenasehat hokum berhak mengajukan praperadilan tentang sah tidaknya penangkapan Pasal 79 KUHAP. Upaya paksa penangkapan jelas dapat mengurangi kebebasan dan hak-hak tersangka. Dengan memenuhi hak-hak di atas dapat dihindari kemungkinan terlanggarnya hak individu dalam proses hokum bagi terdakwa. C. Penahanan Selain penangkapan, penegak hokum juga berwenang melakukan penahanan terhadap tersangkaterdakwa. Jangka waktu tersebut berbeda-beda tergantung tahapan [Type text] proses hokum. Untuk memastikan porses penahanan tidak melanggar hak hokum individu,penahanan harus memenuhi syarat subjektif dan objektif. Pertama, syarat subjektif sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 21 ayat 1 KUHAP, bahwa: Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana. Kedua, syarat objektif , yakni penahanan bisa dilakukan jika syarat-syarat yang tercantum dalam Pasal 21 ayat 4 huruf a KUHAP, terpenuhi: Penahanan tersebut hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa baik yang melakukan tindak pidana danatau percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam hal: a. Tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih; b. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282 ayat 3, Pasal 296, Pasal 335 ayat 1 , Pasal 351 ayat 1, Pasala 353 ayat 1, Pasal 372, Pasal 378, Pasal 379 a, Pasal 453, Pasal 454, Pasal 455, Pasal 459, Pasal 480 dan Pasal 506 KUHP, Pasal 25 dan Pasal 26 Rechtenordonantie pelanggaran terhadap Ordonansi Bea dan Cujai, terakhir diubah dengan Staatsblad Tahun 1931 No. 471, Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 4 Undang-Undang Tindak Pidana Imigrasi Undang-Undang No.8 Drt. Tahun 1955, Lembaran Negara Tahun 1955 No.8, Pasal 36 ayat 7, Pasal 41,Pasal 42, Pasal 43, Pasal 47, dan Pasal 48 Undang-Undang No.9 Tahun 1976 tentang Narkotika Lembaran Negara Tahun 1976 No.37, Tambahan Lembaran Negara No. 3086. Periode Penahanan Dalam KUHAP, jangka waktu penahanan telah diatur dan ditetapkan pada masing- masing tingkat pemeriksaan. Jangka waktu dan dasar hukum penahanan dan perpanjangan penahanan dapat dilihat pada tabel berikut. [Type text] Tabel No.3.1. Periode Waktu Penahanan dan Perpanjangan Penahanan No Penahanan Waktu Perpanjangan Waktu KUHAP 1 Penyidik 20 hari Penuntut Umum 40 hari Pasal 24 ayat1 dan 2 2 Penuntut Umum 20 hari Ketua PN 30 hari Pasal 25 ayat1 dan 2 3 Pengadilan Negeri 30 hari Ketua PN 60 hari Pasal 26 ayat 1 dan 2 4 Pengadilan Tinggi 30 hari Ketua PT 60 hari Pasal 27 ayat 1 dan 2 5 Mahkamah Agung 50 hari Ketua MA 60 hari Pasal 28 ayat 1 dan 2 Note: Total masa penahanan adalah 400 hari Selain itu, Pasal 29 ayat 1 KUHAP memberikan pengecualian masa perpanjangan kepada tersangka atau terdakwa yang menderita gangguan fisik dan mental yang berat, serta tersangka atau terdakwa dengan ancaman pidana sembilan tahun atau lebih. Total periode waktu perpanjangan yang dapat diberikan di bawah ketentuan Pasal 29 ayat 1 KUHAP adalah 300 hari, dengan rincian sebagai berikut: Tabel No. 3.2. Perpanjangan Penahanan Menurut Pasal 29 ayat 1 KUHAP No Proses Pemeriksaan Pejabat Berwenang Waktu 1 Penyidikan Ketua PN 30 hari Masa Perpanjangan Ketua PN 30 hari 2 Penuntutan Ketua PN 30 hari Masa Perpanjangan Ketua PN 30 hari 3 Persidangan Tingkat Pertama Ketua PT 30 hari Masa Perpanjangan Ketua PT 30 hari 4 Persidangan Tingkat Banding Ketua MA 30 hari Masa Perpanjangan Ketua MA 30 hari 5 Persidangan Tingkat Kasasi Ketua MA 30 hari Masa Perpanjangan Ketua MA 30 hari Jika syarat-syarat subjektif dan objektif penahanan terpenuhi, perlu dipastikan bahwa tersangka memiliki hak-hak hukum yang harus dipenuhi. Hak-hak dimaksud yaitu: