Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial

Wolk, Francis, Dan Tearay dalam Sitepu, 2008. Sedangkan Belkaoui 2006 mengemukakan ada enam tujuan pengungkapan, yaitu: 1. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan. 2. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan pengukuran yang bermanfaat bagi hal-hal tersebut. 3. Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui. 4. Untuk menyediakan informasi yang penting yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan di antara beberapa tahun. 5. Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk atau keluar di masa depan. 6. Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial

Dalam penelitian ini karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial diproksikan dalam ukuran dewan komisaris, profitabilitas, financial leverage dan ukuran perusahaan. a. Ukuran Dewan Komisaris Ukuran dewan komisaris adalah jumlah anggota dewan komisaris. Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Coller dan Gregory 1999 dalam Sitepu 2008 menyatakan bahwa “semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya”. Universitas Sumatera Utara Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan Marpaung, 2011. Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan disebut dewan komisaris independen. Dewan komisaris independen ini akan bekerja sama dengan dewan komisaris lainnya yang berasal dari dalam perusahaan dalam melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membatu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen direksi dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan Mulyadi, 2002. b. Profitabilitas Pada penelitian Marpaung 2009 “profitabilitas yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba”. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas, antara lain rasio margin laba kotor; rasio margin laba bersih; rasio pengembalian Universitas Sumatera Utara aktiva; rasio pengembalian atas ekuitas; earning per share ; basic earning power ; contribution margin ; dan productivity ratio. Hackston Milne 1996 menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial, sedangkan Belkaoui Karpik 1989 mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap masyarakat sosial manajemen menghendaki untuk membuat perusahaan menjadi profitable. Apabila perusahaan semakin menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat kemungkinan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, masyarakat yang menjadi konsumen yang akan membeli maupun menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan menjadi lebih percaya kepada perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan apabila konsumen juga bertambah. Menurut Sembiring 2005: Penelitian ilmiah terhadap hubungan profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memperlihatkan hasil yang sangat beragam. Akan tetapi Donovan dan Gibson 2000 menyatakan bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca ”good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Universitas Sumatera Utara c. Financial Leverage “Rasio leverage merupakan proporsi total utang terhadap ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang” Sitepu, 2008. Financial Leverage digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain. Semakin tinggi financial leverage, kemungkinan akan membuat perusahaan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih besar dibandingkan laba di masa depan. Menurut Belkaoui Karpik 1989, “dengan semakin tinggi financial leverage rasio utangekuitas semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi”. Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial. d. Ukuran Perusahaan Menurut Marpaung 2009, “secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil”. Perusahaan besar pasti akan menghadapi persaingan ketat dari perusahaan besar lainnya. Hal tersebut menekan perusahaan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas, inovatif, Universitas Sumatera Utara dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, untuk mendukung peningkatan produk tersebut perusahaan juga harus meningkatkan tanggungjawab sosialnya agar kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tetap terjaga. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang cukup banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan keuangan. Banyak penelitian empiris yang menunjukkan bahwa pengaruh total aktiva hampir selalu konsisten dan secara statistik signifikan. Salah satu penjelasan yang mungkin dapat menjelaskan fenomena ini adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya informasi yang rendah, perusahaan besar juga mempunyai kompleksitas dan dasar pemilikan yang lebih luas dibanding perusahaan kecil . Sedangkan penelitian Rosmasita 2007 menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, dengan begitu pengungkapan tanggungjawab sosial tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 83

Faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 39 97

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

1 36 97

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 6

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 22

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 14