Okupasi Tindakan yang dilakukan Jepang dalam rangka kepemilikan Kepulauan

masih terdapat hal-hal yang kurang memenuhi persyaratan dalam perolehan kedaulatan atas suatu wilayah.

2.1. Okupasi

Dalam klaimnya, Jepang memperoleh kedaulatan atas Kepulauan Senkaku dengan jalan okupasi. Namun, perlu diperhatikan pula ada dua syarat okupasi, yaitu 1 kehendak untuk bertindak menjadikan wilayah tersebut menjadi bagian kedaulatan negara tersebut the intention or will to act as sovereign dan 2 pelaksanaan kedaulatan yang nyata some actual exercise or display of authorityeffective occupation. Untuk syarat yang pertama, dapat dilihat pada Keputusan Kabinet pada tanggal 14 Januari 1895 yang dikeluarkan bahwa Jepang ingin menjadikan pulau tersebut menjadi bagian integral dari kedaulatannya, yang menunjukkan bahwa ini merupakan will to act as sovereign, yang juga menunjukkan kewenangan yang damai atas Kepulauan Senkaku tersebut, sedangkan untuk syarat yang kedua, dalam rangka okupasi efektif, Jepang menunjukkan dengan pengelolaan Kepulauan Senkaku dengan kegiatan yang simbolis, yang mana di Kepulauan tersebut telah diusahakan oleh Tatsuhiro Koga, atas izin dari Pemerintahan Prefektur Okinawa melalui Keputusan Kabinet 14 Januari 1895, dengan manufaktur bonito kering, guano dan bulu dari burung albatros dan juga perumahan penduduk hingga mencapai 99 keluarga pada tahun 1909, yang mana pengusahaan ini berakhir sekitar tahun 1941, yang kemudian dilanjutkan dengan penguasaan Amerika Serikat sekitar tahun 1950. Perwujudan pelaksanaan kedaulatan Jepang terhadap Kepulauan Senkaku ini juga merupakan effectivitiƩs dengan unsurnya yaitu tindakan individu yang disetujui oleh pemerintahan negara yang bersangkutan. Namun, dalam hal ini, perlu diperhatikan dalam argumen Tiongkok bahwa Kepulauan DiaoyuSenkaku tersebut sudah dijelajahi dan ditemukan sebelumnya, bahkan sudah dijadikan tempat untuk mencari ramuan herbal, penunjuk arah, sehingga penemuan yang dilakukan Jepang sebenarnya bukan merupakan hal ini bukan merupakan terra nullius tidak dalam penguasaan negara manapun, yang mengarah pada okupasi Jepang terhadap Kepulauan Senkaku tersebut. okupasi yang dilakukan Jepang dapat dikatakan tidak sah menurut hukum internasional.

2.2. Preskripsi daluarsa