1. Permasalahan Klaim Kedaulatan Jepang atas Kepulauan Senkaku
Jepang mengklaim bahwa ia berhak atas kedaulatan Kepulauan Senkaku. Namun, dalam hal ini bukan hanya Jepang sendiri yang mengklaim kepemilikan
Kepulauan tersebut. Tiongkok yang selama ini juga mengklaim kepemilikan Kepulauan Diaoyu Senkaku. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu dikaji lebih
dalam perihal permasalahan kedaulatan Kepulauan Senkaku dan klaim dari Tiongkok tersebut.
1.1. Permasalahan kedaulatan Kepulauan Senkaku
Kepulauan Senkaku, yang menjadi isu hangat antara kedua negara, yaitu Tiongkok dan Jepang, masih belum dapat terselesaikan. Beberapa pertemuan
diplomatik hingga perjanjian perbatasan sudah dibuat, namun dari hal-hal tersebut belum membuahkan hasil dalam mengatasi masalah sengketa pemilikan
Kepulauan Senkaku tersebut. Permasalahan mengenai suatu wilayah, khususnya dalam hal ini Kepulauan Senkaku, berkaitan dengan prinsip-prinsip yang ada
dalam kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara. Kedaulatan negara, yang merupakan kekuasaan tertinggi negara memiliki pengertian bahwa negara dapat
bebas melakukan berbagai kepentingannya. Namun, dalam hal ini hendaknya Tiongkok
dan Jepang
tidak harus
berbenturan kepentingan
dalam ‘memperebutkan’ Kepulauan Senkaku, karena pada prinsipnya negara-negara
adalah sama dan sederajat equal. Implikasi logisnya berpengaruh pada kedaulatan, sebagaimana tertuang dalam Piagam PBB yang menyatakan bahwa
keanggotaan PBB didasarkan pada prinsip persamaan kedaulatan the principle of the sovereign equality. Dari prinsip persamaan kedaulatan yang tertuang dalam
Piagam PBB tersebut, maka Tiongkok dan Jepang memiliki hak untuk merdeka dan bebas melaksanakan kekuasaanya tanpa ada pengaruh dari negara lain.
Karena khususnya dalam hal ini Jepang yang memiliki kedaulatan penuh atas Kepulauan Senkaku, maka Jepang memiliki hak atas wilayah dan yurisdiksi
terhadap Kepulauan Senkaku, yang mana ini merupakan wewenang penuh dari peimpinan tertinggi atas warga negara. Terkait dengan kasus-kasus mengenai
kapal-kapal Tiongkok yang mendekati Kepulauan Senkaku, maka Jepang berhak melakukan sweeping dan pencegahan terhadap kapal-kapal tersebut. Jepang pula
berhak untuk mengeksploitasi Kepulauan Senkaku demi kesejahteraan rakyatnya. Atas dasar dari hal demikian, maka kedaulatan positif terpenuhi.
Kedaulatan Jepang atas Kepulauan Senkaku, tidak tak terbatas. Maksudnya adalah kedaulatan sendiri, dibatasi semisal dengan adanya perjanjian yang
mengikat antara Jepang dengan negara lain. Traktat antara Tiongkok dan Jepang mengenai Perdamaian dan Persahabatan tahun 1978 Sino-Japanese Peace and
Friendship Treaty 1978, 1997 Fishery Agreement between Japan and China, adalah contoh menganai perjanjian yang membatasi kedaulatan yang absolut dan
sempurna.
1.2. Penemuan Kepulauan Diaoyu oleh Tiongkok tidak dapat dikatakan