Treaty of Peace with Japan

Pernyataan Jepang tersebut, menyatakan bahwa Jepang menerima provisi dari Deklarasi Postdam, yang berarti bahwa Jepang menyerahkan beberapa teritorinya yang dahulu pernah diduduki olehnya, seperti Manchuria, Formosa Taiwan, dan Pescadores, serta wilayah lain yang pernah diperoleh dengan cara kekerasan dan paksaan.

2.4. Pendudukan Amerika Serikat di Okinawa

Setelah pernyataan penyerahan diri yang dikeluarkan Jepang melalui Japanese Surrender, Amerika Serikat mulai menduduki sebagian wilayah Jepang, tepatnya di Prefektur Okinawa. Pada bulan April 1947, Departement of States Amerika Serikat menerbitkan buku “Atlas and Gazetteer” menggambarkan Kepulauan Senkaku sebagai bagian dari wilayah Yaeyama di Prefektur Okinawa. 16 Namun, di akhir tahun yang sama, peta yang dikelurkan oleh SCAP Supreme Commander for the Allied Forces untuk Amerika Serikat, memasukkan Kepulauan Sakishima juga termasuk Kepulauan Senkaku sebagai bagian integral dari Taiwan. 17

2.5. Treaty of Peace with Japan

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat, membawa Jepang menjadi Sekutu AS di wilayah Asia Pasifik. Perjanjian perdamaian dengan Jepang terhadap Taiwan dan Tiongkok belum terselesaikan hingga tahun 1951. 18 Dengan proses negosiasi yang cukup lama, akhirnya pada September 1951, disahkan Treaty of 16 Ibid., h. 74. 17 Jean-Marc Blanchard, “The US Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu Senkaku Islands, 1945-1971,” No. 161, The Tiongkok Quarterly, 2000, h. 103, dalam Ibid. 18 “The San Francisco Treaty and the lack of conclusion on Taiwan,” www.org.twfortaiwanfortaiwan11new_page_68.htm, dalam Ibid. Peace with Japan, yang merupakan perjanjian perdamaian antara Jepang dan negara-negara Sekutu. Mengenai penyerahan wilayah yang sebelumnya dimiliki Jepang termuat dalam Article 2: a Japan recognizing the independence of Korea, renounces all right, title and claim to Korea, including the islands of Quelpart, Port Hamilton and Dagelet Jepang mengakui kemerdekaan Korea, melepaskan seluruh hak, titel, dan klaimnya kepada Korea, termasuk Pulau Quelpart, Port Hamilton, dan Dagelet. b Japan renounces all right, title and claim to Formosa and the Pescadores Jepang melepaskan seluruh hak, titel dan klaimnya kepada Formosa dan Pescadores. c Japan renounces all right, title and claim to the Kurile Islands, and to that portion of Sakhalin and the islands adjacent to it over which Japan acquired sovereignty as a consequence of the Treaty of Portsmouth of 5 September 1905 Jepang melepaskan seluruh hak, titel, dan klaimnya kepada Pulau Kurile, dan kepada bagian Sakhalin dan pulau yang berbatasan kepadanya seluruh yang Jepang peroleh kedaulatannya sebagaimana konsekuesi Traktat Portsmouth 5 September 1905. d Japan renounces all right, title and claim in connection with the League of Nations Mandate System, and accepts the action of the United Nations Security Council of 2 April 1947, extending the trusteeship system to the Pacific Islands formerly under mandate to Japan Jepang melepaskan seluruh hak, titel, dan klaimnya kaitannya dengan Sistem Mandat Liga Bangsa- Bangsa, dan menerima tindakan Dewan Keamanan PBB pada tanggal 2 April 1947, memperpanjang sistem perwalian Kepulauan Pasifik yang dibentuk di bawah mandat kepada Jepang. e Japan renounces all claim to any right or title to or interest in connection with any part of the Antarctic area, whether deriving from the activities of Japanese nationals or otherwise Jepang melepaskan seluruh klaimnya kepada hak atau titel atau kepentingan kaitannya dengan bagian wilayah Antartika, apakah turunan dari aktivitas rakyat Jepang atau sebaliknya. f Japan renounces all right, title and claim to the Spratly Islands and to the Paracel Islands Jepang melepaskan seluruh hak, titel, dan klaimnya kepada Pulau Spratly dan Pulau Paracel. Dalam Article 2 tersebut terlihat bahwa Jepang menyerahkan hak atas teritorinya kepada beberapa negara, diantaranya Korea Kepulauan Quelpart, Port Hamilton, dan Dagelet, Tiongkok Formosa dan Pescadores, Rusia Kepulauan Kurile, Sakhalin. Untuk Kepulauan Senkaku sendiri, dalam argumennya Jepang melihat pada Article 3: Japan will concur in any proposal of the United States to the United Nations to place under its trusteeship system, with the United States as the sole administering authority, Nansei Shoto south of 29deg. north latitude including the Ryukyu Islands and the Daito Islands, Nanpo Shoto south of Sofu Gan including the Bonin Islands, Rosario Island and the Volcano Islands and Parece Vela and Marcus Island. Pending the making of such a proposal and affirmative action thereon, the United States will have the right to exercise all and any powers of administration, legislation and jurisdiction over the territory and inhabitants of these islands, including their territorial waters. Walaupun dalam Article 3 diatas tidak dicantumkan mengenai status Kepulauan Senkaku, namun mereka negara-negara SekutuAllied States memutuskan untuk menempatkan Kepulauan Senkaku dibawah administrasi Amerika Serikat. 19 Kata ‘Nansei Shoto’ dimengerti oleh Amerika Serikat dan Jepang untuk memasukkan Kepulauan Senkaku, yang mana sudah menjadi wilayah administrasi dari Prefektur Okinawa. 20 Perlu untuk diketahui pula bahwa cessi atas kedaulatan Kepulauan Senkaku bahwa terjadi kewajiban kontraktual untuk persetujuan perwalian termasuk menjalankan kekuasaan administratif, legislatif, dan jurisdiksional. 21 Kalimat “Japan will concur in any proposal of the United States” mengandung 19 Seokwoo Lee, Op.Cit., h. 89, ‘Although the Allied Powers did not specifically mention disposition of the Senkaku Islands in the territorial clause of the San Francisco Peace Treaty, they did decide to place the Senkaku Islands under U.S. administration’. 20 Ibid., h. 90. 21 Martin Lohmeyer, Op.Cit., h. 179. pengertian bahwa traktat ini menimbulkan kewajiban legal Jepang untuk menyetujui segala tawaranusul yang dibuat oleh Amerika Serikat, dan Jepang tidak lama memiliki kekuasaan di Kepulauan Senkaku tersebut. Istilah Nansei Shoto sengaja dipilih untuk memasukkan ke Diaoyu Kepulauan Senkaku. 22 Adapun proklamasi USCAP United States Civil Administration Proclamation tanggal 25 Desember 1953, yaitu U.S. Civil Administration of the Ryukyus Proclamation Number 27 USCAR 27 mendeskripsikan Kepulauan tersebut yang terletak diantara garis lintang Nansei Shoto [the southwestern islands] south of 29 degrees north latitude, yang mana dalam kontrol Amerika Serikat 23 , dengan memasukkan Kepulauan Senkaku. 24 Lebih jelasnya mengenai proklamasi tersebut, sebagaimana dikutip: To the inhabitants of the Ryukyu Islands, I, Mayor General David Ogden, Deputy President of United States Civil Administration in the Ryukyu Islands acting under the authority of the President of the Civil Administration, bearing in mind the necessity, arising from the provisions of the Treaty of Peace with Japan, which was signed on 8 September 1951 and the Agreement with Japan on the Amami Island, which enters into force on December 1953, to redefine the Geographical boundary of United States Civil Administration and the Government of Ryukyu, which has so far been determined by 22 Jean-Marc Blanchard, “The US Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu Senkaku Islands, 1945-1971,” No. 161, The Tiongkok Quarterly, 2000, h. 109, dalam Ibid., h. 178 23 Seokwoo Lee, ”Territorial Disputes among Japan, Tiongkok and Taiwan Concerning the Senkaku Islands,” Boundary and Territory Briefing, Vol. 3, 2002, h. 5, dalam Ibid., h. 80. 24 Okinawa Reversion Treaty Hearings, h. 149, 152. Dalam Mark E. Manyin, Op.Cit., h. 3. proclamations, orders and regulations of the Civil Administration, hereby proclaim as follows Kepada wilayah tak berpenghuni dari Pulau Ryukyu, Saya, Mayor Jenderal David Ogden, Deputi Presiden Admnistrasi Sipil Amerika Serikat di Pulau Ryukyu bertindak di bawah kewenangan Presiden Administrasi Sipil, dengan keperluan, muncul dari provisi Treaty of Peace with Japan, yang ditandatangai pada tanggal 8 September 1951 dan the Agreement with Japan on the Amami Island, yang mulai berlaku pada Desember 1953, untuk menggambarkan kembali batas geografis Administrasi Sipil Amerika Serikat dan Pemerintah Ryukyu, yang sudah diputuskan oleh proklamasi, tatanan, dan regulasi dari Administrasi Sipil, dengan ini memproklamirkan sebagai berikut: 1. The jurisdiction of United States Civil Administration in the Ryukyu Islands and the Government of Ryukyu is redefined to be limited to those islands, islets, atolls, and reefs as well as their territorial waters within the following geographical boundary, which starts from 28 Degrees North, 124 Degrees 40 Minutes East; going trough 24 Degrees North, 122 Degrees East; 24 Degrees North, 133 Degrees East; 27 Degrees North, 131 Degrees 50 Minutes East; 27 Degrees North, 128 Degrees 18 Minutes East; 28 Degrees North, 128 Degrees 18 Minutes East, and comes back to the starting point Yurisdiksi Administrasi Sipil Amerika Serikat di Pulau Ryukyu dan Pemerintah Ryukyu, digambarkan kembali menjadi terbatas pada pulau, pulau-pulau kecil, atol, dan karang sebaik laut teritorialnya, dimulai dari 28 derajat utara, 124 derajat 40 menit timur; melewati 24 derajat utara, 122 derajat timur; 24 derajat utara, 133 derajat timur; 27 derajat utara, 131 derajat 50 menit timur; 27 derajat utara, 128 derajat 18 menit timur; 28 derajat utara, 128 derajat 18 menit timur, dan kembali lagi ke titik awal. 2. Any proclamation, order, regulation, directive or any other provision of United States Civil Administration in the Ryukyu Islands, which has set up a boundary or ordered the exercise of its jurisdiction beyond the said boundary, shall be amended following the previous section Beberapa proklamasi, tatanan, regulasi, petunjuk, atau provisi lainnya dari Administrasi Sipil Amerika Serikat di Pulau ryukyu, yang membentuk batas atau tatanan pelaksanaan yurisdiksi melewati batas yang termaksud, harus diubah mengikuti bagian sebelumnya. 3. This proclamation enters into force on 2 December 1953 Proklamasi ini mulai berlaku tanggal 2 Desember 1953. 25 25 Seokwoo Lee, “Territorial Disputes among Japan, Tiongkok and Taiwan Concerning the Senkaku Islands,” International Boundary Research Unit, Boundary and Terrritory Briefing, Vol. 3, No. 7, 2002, h. 5, footnote. Dengan cara penggambaran batas-batas geografis, maka bentuk dari Kepulauan Senkaku merupakan wilayah yang tidak terbantahkan yang dikelola secara administratif oleh Amerika Serikat. 26

2.6. Okinawa Reversion Agreement