11 Manajemen konflik pendidikan berorientasi pada
penyelesaian persoalan yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat, dan pihak yang terlibat
tidak merasa kecewa akibat dirugikan. Manajemen konflik pendidikan sangat dibutuhkan. Hal ini dikare-
nakan tugas sebagai pendidik adalah sangat berat. Konflik yang tidak terselesaikan akan menim-
bulkan suatu persoalan baru. Pendidik yang profesi- onal diharapkan dapat memiliki kemampuan dalam
manajemen konflik sehingga akan maksimal dalam mendidik siswa.
2.1.2 Ciri-ciri Konflik
Menurut Wijono 2003: 37 ciri-ciri konflik ada- lah:
1 setidak-tidaknya ada dua pihak secara perse-
orangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu
interaksi yang
saling bertentangan;
2 paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok
dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang
saling berlawanan; 3 munculnya interaksi yang seringkali ditandai dengan gejala-gejala perilaku
yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi dan menekan terhadap pihak lain
agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan ber-
bagai macam kebutuhan fisik: sandang, pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjang-
an tertentu: mobil, rumah, bonus atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman,
kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktuali- sasi diri; 4 munculnya tindakan yang saling
berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut; 5 munculnya ketidakseim-
12
bangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial,
pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.
Ciri-ciri konflik yaitu adanya pihak yang saling bertentangan, nilai atau norma berlawanan, tindakan
saling berhadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut, dan adanya ketidakseimbangan.
2.1.3 Jenis-jenis Konflik dalam Pendidikan
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel Winardi, 2004: 68 mengemukakan bahwa ada lima
jenis konflik yaitu: konflik intrapersonal, konflik inter- personal, konflik antar individu dan kelompok, konflik
antar kelompok dan konflik antar organisasi. Jenis- jenis konflik ini juga terjadi dalam dunia pendidikan.
a. Konflik Intrapersonal, adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila
pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekali-
gus. Ada tiga macam bentuk konflik intraper- sonal yaitu: 1 Konflik pendekatan-pendekat-
an, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang
sama-sama menarik:
2 Konflik pendekatan-penghindaran, contoh- nya orang yang dihadapkan pada dua pilihan
yang sama menyulitkan; 3 Konflik penghin- daran-penghindaran, contohnya orang yang di-
hadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus;
b. Konflik Interpersonal, adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena per-
tentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda
status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain;
13
c. Konflik antar individu-individu dan kelompok- kelompok. Hal ini seringkali berhubungan
dengan cara individu menghadapi tekanan- tekanan oleh kelompok kerja mereka;
d. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang
banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja-
manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok;
e. Konflik antara organisasi. Dalam pendidikan konflik semacam ini dapat terjadi seperti
konflik antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.
Selain jenis konflik di atas juga dikenal jenis- jenis konflik lainnya Widoyoko, 2012: 3, yaitu:
1 Dari segi pihak yang terlibat dalam konflik: Konflik individu dengan individu, Konflik individu
dengan kelompok, Konflik kelompok dengan ke- lompok; 2 Dari segi dampak yang ditimbulkan:
konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik fungsional apabila dampaknya dapat mem-
beri manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampak-
nya justru merugikan organisasi.
Pada latar persekolahan, konflik yang sering timbul adalah konflik hubungan antar pribadi, seba-
gaimana dikemukakan oleh Campell, R.F. et al Wahyudi, 2011: 34
, “the most common and visible type of conflict in schools as well as other organizations
is interpersonal conflict ”. Konflik antar individu di
sekolah melibatkan siswa, guru, kepala sekolah dan orang tua. Konflik dapat terjadi karena di pihak yang
bekerja sama saling mempunyai ketergantungan dan mempunyai pandangan yang berbeda. Konflik antara
14 guru dengan siswa berkenaan penegakan disiplin oleh
guru, proses belajar yang kurang memuaskan siswa, atau guru kurang perhatian terhadap siswa. Konflik
antara guru dengan kepala sekolah menyangkut masalah pembagian tugas yang tidak merata, sistem
ganjaran tidak berdasarkan prestasi kerja. Perbedaan pendapat antara orang tua dengan guru sering terjadi
karena orang tua terlalu banyak mencampuri kuri- kulum sekolah, orang tua memandang guru tidak
mampu meningkatkan prestasi belajar anak. Penulis menyimpulkan bahwa jenis-jenis konflik
dalam pendidikan adalah konflik intrapersonal, inter- personal, antar individu dan kelompok, konflik antar
kelompok, dan konflik antar organisasi.
2.1.4 Dampak Konflik