Tahap-tahap Manajemen Konflik Teori Manajemen Konflik Pendidikan

16 mendapat perhatian. Jika tidak, maka seorang pemim- pin akan terjebak pada hal-hal seperti: a kehilangan pegawai yang berharga dan memiliki keahlian teknis; b menahan atau mengubah infor- masi yang diperlukan rekan-rekan sekerja yang lurus hati agar tetap dapat mencapai prestasi; c keputusan yang lebih buruk yang diambil oleh perseorangan atau tim karena mereka sibuk me- musatkan perhatian pada orangnya bukan pada masalahnya; d kemungkinan sabotase terhadap pekerjaan atau peralatan. Seringkali dimaklumi se- bagai faktor “kecelakaan” atau “lupa”; e sabotase terhadap hubungan pribadi dan reputasi anggota tim melalui gosip dan kabar burung; f menurun- kan moral, semangat dan motivasi kerja; g ma- salah yang berkaitan dengan stres. Konflik mempunyai dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dengan demikian kemam- puan manajemen konflik menjadi prasyarat penting dalam dunia pendidikan karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan sekolah.

2.1.5 Tahap-tahap Manajemen Konflik

Menurut Stevenin Sutabri, 2010: 134-135, ter- dapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan: a pengenalan yaitu kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada; b diagnosis inilah langkah yang terpenting. Meto- de yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, 17 mengapa, dimana dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah uta- ma dan bukan pada hal-hal sepele; c menyepa- kati suatu solusi merupakan kumpulan masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik; d pelaksanaan bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biar- kan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilih- an dan arah kelompok; eevaluasi sebagai penyele- saian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelum- nya dan cobalah lagi. Stevenin Sutabri, 2010: 139-141 juga mema- parkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu: a jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masya-rakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewe- nang bertambah maka kekuasaan pun berkurang, demikian pula sebaliknya; b jangan terlalu ter- pisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga; c jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi pada masalah- masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakan kesempatan yang terbesar. Menurut Wijono 2003: 42-125 cara mengatasi konflik yaitu: a. mengatasi konflik dalam diri individu Intra- individual Conflict dengan tujuh cara yaitu: 1 menciptakan kontak dan membina hubung- 18 an, 2 menumbuhan rasa percaya dan pene- rimaan, 3 menumbuhkan kemampuankeku- atan diri sendiri, 4 menentukan tujuan, 5 mencari beberapa alternatif, 6 memilih alternatif, dan 7 merencanakan pelaksanaan jalan keluar; b. mengatasi konflik antar pribadi Interpersonal Conflict: 1 kalah-kalah Lose-lose. Berorienta- si pada dua individu atau kelompok yang sama- sama kalah; 2 menangkanlah Win-Lose. Me- nekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan; 3 menang-menang Win-win. Penyelesaian yang dipandang manu- siawi, karena menggunakan segala pengetahu- an, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi; c. mengatasi konflik organisasi Organizational Conflict: 1 pendekatan birokratis Bureaucratic Approach dengan munculnya konflik karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk menghadapi konflik vertikal model ini, pemimpin cenderung menggunakan struktur hirarki hierarchical structure dalam hubungannya secara otokritas; 2 pendekatan intervensi otoritatif dalam konflik lateral Authoritative Intervention in Lateral Conflict yang biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik; 3 pendekat- an sistem System Approach dengan model pendekatan perundingan yang menekankan pada masalah kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan sistem System Approach adalah mengkoordinasikan masalah konflik yang muncul; 4 reorganisasi struktural Structural Reorganization dengan merubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya reorganisasi struktural guna melu- ruskan perbedaan, kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai kedua belah pihak. 19 Dari berbagai pendapat para ahli, penulis menyimpulkan tahap-tahap dasar manajemen konflik terdiri dari pengenalan, diagnosis, menyepakati suatu solusi, pelaksanaan dan evaluasi. Adanya tahap-tahap dasar dalam manajemen konflik ini bertujuan agar konflik dapat tertangani dengan baik sehingga tidak semakin meluas dan merugikan banyak pihak. Dalam pelaksanaan manajemen konflik sangat dibutuhkan membina hubungan sehingga dapat mencari, memilih dan merencanakan pelaksanaan jalan keluar dari konflik.

2.2 Teknik Pengambilan Keputusan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Mi Negeri Ambarawa T2 942012081 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 Bab II

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB IV

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang

0 0 39

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Klinis Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri 2 Pringapusabupaten Semarang T2 BAB II

0 0 18

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Guru SMP Negeri 9 Ambon T2 BAB II

0 0 21

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II

0 1 24