Pengertian Pengambilan Keputusan Proses Pengambilan Keputusan

19 Dari berbagai pendapat para ahli, penulis menyimpulkan tahap-tahap dasar manajemen konflik terdiri dari pengenalan, diagnosis, menyepakati suatu solusi, pelaksanaan dan evaluasi. Adanya tahap-tahap dasar dalam manajemen konflik ini bertujuan agar konflik dapat tertangani dengan baik sehingga tidak semakin meluas dan merugikan banyak pihak. Dalam pelaksanaan manajemen konflik sangat dibutuhkan membina hubungan sehingga dapat mencari, memilih dan merencanakan pelaksanaan jalan keluar dari konflik.

2.2 Teknik Pengambilan Keputusan

2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan

Morgan dan Cerullo Meyka, 2013: 2 mendefi- nisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemu- kan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, kepu- tusan harus dibuat Brinckloe dalam Meyka, 2013: 3. Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubah- an Hill dalam Meyka, 2013: 3. 20 Menurut Inbar Meyka, 2013: 4 pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian yaitu: 1 penetapan tujuan yang merupakan terjemah- an cita-cita dan aspirasi; 2 pencapaian tujuan mela- lui implementasinya. Sedangkan Siagian Meyka, 2013: 4 menjelaskan ringkasnya keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya pengambilan keputusan itu maka sepuluh hukum hubungan kemanusiaan hendaknya menjadi acuan dari setiap pengambilan keputusan. Dari berbagai pendapat para ahli maka penulis menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan desicion making adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat kepu- tusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang ter- baik.

2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan

Ada dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi menurut Brinckloe Rubbiana, 2013: 2 yaitu: a optimasi dimana seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, 21 memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu mem- perkirakan kemungkinan timbulnya bermacam- macam kejadian ke depan, mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alter- natif-alternatif yang telah dirumuskan dan kemu- dian menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai dengan prioritas lalu dibuat keputusan. Keputusan yang dibuat dianggap optimal karena setidak-nya telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut; b satisficing dimana seorang eksekutif cukup me- nempuh suatu penyelesaian yang lebih memuas- kan daripada mengejar penyelesaian yang terbaik. Model satisficing berkembang karena adanya peng- akuan terhadap rasionalitas terbatas bounded rationality. Rasionalitas terbatas adalah batas- batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas karena pikiran manusia tidak mengolah dan memiliki kemampuan untuk memisahkan infor-masi yang tertumpuk. Menurut Frank Harison Rubbiana, 2013: 2, faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya rasionali- tas terbatas antara lain informasi yang datang dari luar sering sangat kompetitif atau informasi itu tidak sempurna, kendala waktu dan biaya, serta keterba- tasan seseorang mengambil keputusan yang rasional untuk mengerti dan memahami masalah dan infor- masi, terutama informasi dan teknologi. Selanjutnya Meyka 2013: 4 mengemukakan proses pengambilan keputusan sebagai berikut: a pendekatan yang interdisipliner ialah proses pengambilan keputusan tidak bisa dilihat sebagai suatu tindakan tunggal dan tidak sebagai suatu tindakan yang seragam yang berlaku untuk semua keadaan serta dapat digunakan oleh pengambil 22 keputusan yang berbeda dengan tingkat efektivitas yang sama; b proses yang sistematis merupakan suatu proses logis yang melibatkan pengambilan langkah-langkah secara berturut atau sekuensial dengan merinci proses tersebut menjadi bagian- bagian yang lebih kecil pendekatan atomik; c proses berdasarkan informasi, pengambilan ke- putusan tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan belajar secara adaptif; d memper- hitungkan faktor-faktor ketidakpastian, betapa pun telitinya perkiraan keadaan, dalamnya kajian terha- dap berbagai alternatif, tetap tidak ada jaminan bebas dari resiko ketidakpastian; e diarahkan pada tindakan nyata sehingga mengambil suatu tindakan harus dapat ditentukan secara pasti, kapan pemecahan berakhir dan proses pengam- bilan keputusan dimulai. Penulis menyimpulkan bahwa proses pengam- bilan keputusan dilakukan melalui pendekatan yang interdisipliner, proses yang sistematis berdasarkan informasi, memperhitungkan faktor ketidakpastian, dan diarahkan pada tindakan nyata. Dalam proses mencapai suatu keputusan harus mempertimbangkan berbagai hal yang terkait dengan persoalan yang sedang dihadapi. Hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang diperoleh juga harus akurat sehingga menghasilkan ketepatan dalam pengambilan keputus- an.

2.2.3 Aspek-aspek Pengambilan Keputusan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Mi Negeri Ambarawa T2 942012081 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 Bab II

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB IV

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang

0 0 39

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Klinis Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri 2 Pringapusabupaten Semarang T2 BAB II

0 0 18

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Guru SMP Negeri 9 Ambon T2 BAB II

0 0 21

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II

0 1 24