Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

59

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah diuraikan,pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan dengan langkah langkah pengembangan model ADDIE yaitu Analysis Analisis, Design Perencanaan, Development Pengembangan, Implementation Implementasi, dan Evaluation Evaluasi menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan scientific berbasis problem based learning materi lingkaran untuk peserta didik kelas VIII SMP yang dapat dilihat pada Lampiran F. Perangkat pembelajaran dengan pendekatan scientific berbasis problem based learning adalah perangkatpembelajaran yang disusun dengan mengacu pada langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific berbasis problem based learning yaitupeserta didik mengidentifikasi permasalahan yang disajikan, pesera didik berdiskusi dan mencoba untuk penyelesaian masalah, menyusun penyelesaian masalah, mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas, siswa bersama guru melakukan pengecekan dan pencocokan jawaban, dan guru memberikan penguatan terhadap materi yang diajarkan. Pada akhir pembelajaran dilakukan kuis sebagai penilaian hasil belajar siswa. Langkah tersebut diaplikasikan pada RPP dengan menjabarkannya langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran dan pada LKS dengan menentukan pembagian bagian-bagian yang tepat yaitu bagian masalah, penyelesaian, latihan, penugasan dan kuis. 60 Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah divalidasi oleh satu dosen ahli materi, satu dosen ahli media, dan satu guru matematika MTs Negeri Yogyakarta 1 yang bertindak sebagai ahli materi dan ahli media. Hasil penilaian RPP oleh ahli materi menunjukkan nilai rata-rata skor 4,10 dengan klasifikasi valid. Berdasarkan hasil tersebut, RPP dikatakan valid untuk dapat digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan telah memenuhi kisi- kisi pada aspek kualitas penyusunan RPP yang sesuai dengan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 dan Permendikbud nomor 103 tahun 2014. Hasil penilaian LKS oleh ahli materi dan guru maematika menunjukkan nilai rata-rata skor 4,06 dengan klasifikasi valid. Berdasarkan hasil tersebut, LKS dikatakan layak digunakan karena memenuhi klasifikasi valid. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan telah memenuhi kisi- kisi pada aspek kualitas kelayakan bahan ajar sesuai Depdiknas 2008: 28 yaitu ditinjau dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. Setelah dilakukan validasi oleh dosen dan guru, maka perangkat pembelajaran selanjutnya diimplementasikan kepada 28 peserta didik kelas VIII E di MTs Negeri Yogyakarta 1. Petunjuk dalam LKS cukup dimengerti oleh peserta didik, namun sesekali guru harus menjelaskan kepada peserta didik karena masih ada beberapa peserta didik yang bingung dengan maksud petunjuk tersebut. Saat proses pembelajaran berlangsung, peserta didik juga tidak ragu bertanya kepada guru. Dalam kegiatan inilah guru melakukan scaffolding. Selain kegiatan scaffolding guru juga 61 mengamati sikap peserta didik secara individu juga dalam kegiatan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil analisis data angket respon guru dan peserta didik setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan maka perangkat pembelajaran dikatakan praktis dengan rata-rata total 4,08 dengan rincian angket respon guru dikatakan praktis dengan rata-rata mencapai 3,85 dan angket respon peserta didik dikatakan sangat praktis dengan rata-rata mencapai 4,32. Pada setiap pertemuannya, kegiatan pembelajarannya hampir sama yaitu guru membuka pembelajaran dengan berdoa, lalu apersepsi serta tujuan pembelajaran pada setiap pertemuan. Lalu dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari pembentukan kelompok, lalu siswa berdiskusi dan guru memonitoring diskusi, lalu presentasi oleh perwakilan kelompok. Dan ditutup dengan kesimpulan dan penyampaian materi yang akan disampaikan dipertemuan selanjutnya. Pada umumnya pembelajaran berlangsung lancar, namun ada beberapa kendala yaitu pada pertemuan pertama, siswa agak lama dalam berdiskusi karena tidak terbiasa melakukan diskusi kelas. Namun pada pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah mulai terbiasa dengan diskusi tersebut. Kendala lain yaitu keterbatasan waktu sehingga presentasi hanya dilakukan oleh beberapa perwakilan kelompok saja. Pada pertemuan terakhir dari kegiatan penelitian ini, peserta didik mengerjakan tes hasil belajar sebagai penilaian pengetahuan. Tes hasil belajar berbentuk soal uraian 4 butir yang telah divalidasi oleh ahli mater. Tes hasil belajar ini diikuti oleh 26 peserta didik yang harus diselesaikan dalam waktu 45 menit. Hasil tes hasil 62 belajar ini kemudian digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Lampiran D.7. Kegiatan selanjutnya adalah peserta didik mengisi lembar penilaian diri yang diisi oleh dirinya sendiri. Hasil penilaian sikap peserta didik ini kemudian digunakan untuk mengetahui nilai keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran D.8. Selanjutnya peserta didik mengisi angket respon peserta didik untuk mengetahui respon dan evaluasi perangkat pembelajaran yang telah digunakan selama proses pembelajaran. Penilaian angket respon dilakukan menggunakan instrumen yang telah divalidasi pada tahap sebelumnya. Hasil penilaian angket respon ini kemudian digunakan untuk mengetahui nilai kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran D.4 - D.6. Dari tiga aspek penilaian RPP dan LKS di atas yaitu aspek kevalidan, aspek kepraktisan dan aspek keefektifan, ketiganya berada di atas batas minimum penilaian. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa RPP dan LKS dengan pendekatan scientific berbasis problem based learning yang dikembangkan layak untuk digunakan. 63

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

0 0 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP.

5 41 447

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII.

5 14 168

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

22 92 268

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis problem based learning (PBL) pada materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII.

1 24 519

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SMP KELAS VII PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL.

2 10 144

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA KELAS VIII SMP.

0 0 51

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VIII

1 1 17