31 Berdasarkan uraian dari beberapa ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
karakteriktik model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menekankan pada upaya penyelesaian permasalahan. Peserta didik dituntut aktif untuk
mencari informasi dari segala sumber berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Hasil analisis peserta didik nantinya digunakan sebagai solusi
permasalahan dan dikomunikasikan.
C. Langkah-langkah Proses Problem Based Learning PBL
Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki prosedur yang jelas dalam melibatkan peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan. John Dewey
dalam Sanjaya 2006:217, menjelaskan 6 langkah strategi pembelajaran berdasarkan masalah yang kemudian dinamakan metode pemecahan masalah,
yaitu :
a. Merumuskan masalah, yakni langkah peserta didik dalam menentukan
masalah yang akan dipecahkan.
b. Menganalisis masalah, yakni langkah peserta didik meninjau masalah
secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c. Merumuskan hipotesis, yakni langkah peserta didik dalam merumuskan
pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
d. Mengumpulkan data, yakni langkah peserta didik untuk mencari
informasi dalam upaya pemecahan masalah.
e. Pengujian hipotesis, yakni langkah peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipo tesis yang
diajukan.
32 f.
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yakni langkah peserta didik menggambarkan rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan
kesimpulan. Menurut Arends 2007: 57, sintaks untuk model Problem Based Learning
PBL dapat disajikan seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Sintak model Problem Based learning PBL
Fase Proses Pembelajaran
Fase 1 Memberikan orientasi
tentang permasalahan kepada siswa.
Guru membahas
tujuan pembelajaran,
mendiskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi siswa untuk terlibat
dalam kegiatan mengatasi masalah.
Fase 2 Mengorganisasikan siswa
untuk meneliti. Guru membatu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permaalahannya.
Fase 3 Membantu investigasi
mandiri dan kelompok. Guru mendorong siswa untuk mendapatkan
informasi yang
tepat, melaksanakan
eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi. Fase 4
Mengembangkan dan mempresentasikan.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan alat-alat yang tepat seperti laporan
dan rekaman video untuk membantu mereka untuk menyampaikan kepada orang lain.
Fase 5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Guru membatu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasi da proses-proses yang
mereka gunakan.
Menurut Trianto 2009: 97, peran guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah sebagai berikut:
a.
Mengajukan masalah sesuai dengan kehidupan nyata sehari-hari.
b.
Membimbing penyelidikan misal melakukan eksperimen.
c.
Menfasilitasi dialog peserta didik.
d.
Mendukung belajar peserta didik.
33 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil pendapat dari Arends untuk
melakukan langkah pembelajaran menggunakan model PBL. Sintaks pembelajaran yang dikemukakan Arends sudah jelas dan terinci. Secara umum
langkah pembelajaran diawali dengan pengenalan masalah kepada peserta didik. Selanjutnya peserta didik diorganisasikan dalam beberapa kelompok untuk
melakukan diskusi penyelesaian masalah. Hasil dari analisis kemudian dipresentasikan kepada kelompok lain. Akhir pembelajaran guru melakukan
klarifikasi mengenai hasil penyelidikan peserta didik. D.
Kelebihan Model Pembelajaran Problem based Learning PBL
Menurut Sanjaya 2011: 220, sebagai suatu model pembelajaran Problem Based Learning
PBL memiliki beberapa kelebihan diantaranya : 1.
Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2.
Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, PBL dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri terhadap
hasil maupun proses belajarnya.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
34 6.
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun
pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata. Berdasarkan Permendikbud tahun 2013, model pembelajaran PBL memiliki
beberapa kelebihan, yaitu :
1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi dimana konsep diterapkan.
2. Dalam situasi PBL, siswa mengintegrasi pengetahuan dan keterampilan
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. 3.
PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatifsiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Dari beberapa kelebihan yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran PBL memiliki kelebihan sebagai berikut: 1.
Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa. 2.
Pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
35 3.
Dapat melatih rasa tanggung jawab siswa dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
4. PBL dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
E. Kelemahan Model Pembelajaran Problem based Learning PBL