Analisis Kepratisan Analisis Keefektifan

16

2. Analisis Kepratisan

Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kepraktisan adalah angket respon guru dan angket respon peserta didik. Analisis kepraktisan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dengan analisis kevalidan diatas, dengan interval kriteria angket respon peserta didik dijelaskan pada Tabel 9. Tabel 9. Kriteria Kepratisan Perangkat Pembelajaran RPP dan LKS No Rerata Skor Kriteria 1 � , Sangat Praktis 2 , � ≤ , Praktis 3 ,6 � ≤ , Kurang 4 ,8 � ≤ ,6 Tidak Praktis 5 � ≤ ,8 Sangat Tidak Praktis

3. Analisis Keefektifan

Instrumen yang digunakan untuk menganalisis keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran ini mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Berikut rincian kriteria penilaian. 1 Pencapaian Minimal Kompetensi Sikap Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis keefektifan berdasarkan kompetensi sikap adalah lembar observasi guru, lembar penilaian diri dan lembar penilaian antar peserta didik. Analisis keefektifan kompetensi sikap dilakukan menggunakan analisis deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut 17 a. Analisis keefektifan kompetensi sikap dilakukan dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada lampiran pedoman penilaian sikap. b. Menghitung nilai rata-rata penilaian kompetensi sikap yang diperoleh berdasakan nilai rata-rata pada setiap instrumen penilaian sikap, yang diperoleh dengan rumus dibawah ini: �̅ = Σ� � = Σ� Dengan �̅ adalah skor rata-rata nilai kompetensi sikap, � adalah banyaknya instrumen yaitu 1, dan Σ� merupakan jumlah skor nilai sikap yang diperoleh berdasarkan jumlah nilai rata-rata setiap lembar penilaian diri. c. Mengkonversi nilai rata-rata sikap menjadi nilai kualitatif ke dalam predikat A-D seperti dalam Tabel 3. Ketuntasan minimal yang digunakan dalam penelitian ini untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi sikap yaitu 3 B. 2 Pencapaian Minimal Kompetensi Pengetahuan Pencapaian minimal untuk kompetensi pengetahuan adalah B dengan nilai lebih dari atau sama dengan 75 berdasarkan KKM sekolah. Penilaian kompetensi pengetahuan berdasarkan dua instrumen tes yaitu nilai proses berdasarkan latihan dan penugasan dan nilai akhir tes hasil belajar. Skorakhir nilai pengetahuan adalah dengan menggunakan rumus dibawah ini. 18 a Menghitung nilai proses: b Menghitung rata-rata jumlah skor yang diperoleh dengan rumus: �̅̅̅̅̅ = Σ� � Dengan �̅̅̅̅̅ adalah skor rata-rata nilai proses pengetahuan, �adalah banyaknya tes, dan Σ� merupakan jumlah skor nilai pengetahuan yang diperoleh dari setiap tes yaitu latihan-latihan. c Menghitung nilai tes hasil belajar � � berdasarkan rubrik yang telah divalidasi. d Menghitung rata-rata jumlah skor yang diperoleh dengan rumus: �̅̅̅ = Σ� + � � Dengan adalah skor rat-rata nilai kompetensi pengetahuan. e Mengkonversi nilai�̅̅̅̅ menjadi nilai skala 1-4 f Mengkonversi nilai skala 1-4 menjadi nilai kualitatif kedalam predikat A-D seperti dalam Tabel 3. Kkkk 3 Pencapaian Minimal Kompetensi Keterampilan Pencapaian minimal untuk kompetensi keterampilan adalah B dengan nilai lebih dari atau sama dengan 75 berdasarkan KKM sekolah. Penilaian kompetensi keterampilan berdasarkan dua instrumen tes yaitu nilai proses berdasarkan hasil penilaian LKS. 19 Skor akhir nilai pengetahuan adalah dengan menggunakan rumus dibawah ini. a. Menghitung nilai proses b. Menghitung rata-rata jumlah skor yang diperoleh dengan rumus: �̅̅̅̅̅ = Σ� � Dengan �̅̅̅̅̅ adalah skor rata-rata nilai proses keterampilan, � adalah banyaknya LKS yang dikerjakan, dan Σ� merupakan jumlah skor nilai keterampilan yang diperoleh dari setiap penilaian LKS. c. Menghitung rata-rata jumlah skor yang diperoleh dengan rumus: �̅̅̅ = Σ� Dengan �̅̅̅ adalah skor rata-rata nilai kompetensi keterampilan, d. Mengkonversi nilai �̅̅̅ menjadi nilai skala 1-4. 20 e. Mengkonversi nilai skala 1-4 menjadi nilai kualitatif kedalam predikat A-D seperti dalam Tabel 3. Penilaian aspek keefektifan setiap kompetensi dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menghitung nilai rata-rata penilaian peserta didik setiap kompetensi. 2. Menghitung jumlah peserta didik yang lulus KKM kompetensi sikap yaituyang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan B dan lulus setiap kompetensi pengetahuan dan keterampilan yaitu yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 75 berdasarkan KKM sekolah. 3. Mempresentase ketuntasan secara klasikal setiap kompetensi dengan menggunakan rumus sebaga berikut: � = � � × Dengan � adalah presentase kelulusan peserta didik secara klasikal, � adalah jumlah peserta didik yang lulus KKM, dan � adalah jumlah seluruh peserta didik. 4. Mengkonversi perh`itungan pada langkah sebelumnya ke dalam skala lima untuk menunjukkan kategori kecakapan akademik peserta didik secara klasikal menurut Widyoko 2009: 242 seperti pada Tabel 10. 21 Tabel 10. Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik Presentase Ketuntasan Kriteria � 8 Sangat Baik 6 � ≤ 8 Baik � ≤ 6 Cukup � ≤ Kurang � ≤ Sangat Kurang Analisis keefektifan perangkat pembelajaran dijelaskan pada Tabel 11. Tabel 11. Kriteria Keefektifan Perangkat Pembelajaran RPP dan LKS Presentase Ketuntasan Kriteria � 8 Sangat Efektif 6 � ≤ 8 Efektif � ≤ 6 Cukup Efektif � ≤ Kurang Efektif � ≤ Sangat Kurang Efektif 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan lembar kegiatan siswa LKS dengan pendekatan scientific berbasis problem based learning PBL pada materi lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII ini menggunakan model pengembangan ADDIE. RPP dan LKS yang dikembangkan telah melalui tahap analiysis analisis, design perencanaan, development pengembangan, Implementation Implementasi, dan Evaluation Evaluasi. Tahapan-tahapan pengembangan tersebut dapat dilihat secara rinci sebagai berikut:

1. Tahap Analiysis Analisis

Tahap analisis pada penelitian pengembangan ini meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik peserta didik.

1. Analisis Kebutuhan

Dalam tahap ini, analisis kebutuhan dilakukan di salah satu sekolah uji coba kurikulum 2013, yaitu MTsN Yogyakarta 1. Pengamatan dilakukan pada bulan Agustus-September 2015. Dari tahap ini diperoleh bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan sudah berjalan dengan cukup baik. Akan tetapi, masih terdapat kekurangan dalam penyajian materi matemtika disetiap pembelajarannya.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

0 0 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP.

5 41 447

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII.

5 14 168

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

22 92 268

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis problem based learning (PBL) pada materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII.

1 24 519

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SMP KELAS VII PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL.

2 10 144

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA KELAS VIII SMP.

0 0 51

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VIII

1 1 17