104 literatur tidak banyak dilakukan oleh guru karena buku yang tersedia terbatas,
waktu untuk membaca guru TK kurang karena disibukkan dengan kegiatan anak, dan apabila mencari sumber referensi dari internet masih banyak yang belum
paham serta sekolah tidak dilengkapi dengan fasilitas internet dan juga tidak semua sekolah memiliki komputer.
b. Deskripsi Upaya yang Lebih Efektif untuk Menguasai Kurikulum dan
Silabus TK
Penguasaan kurikulum dan silabus TK merupakan penguasaan yang wajib dipahami dengan benar karena menyangkut hal mendasar mengenai
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil analisis data di halaman 76, bahwa sebanyak 46 responden menjawab diklat merupakan upaya
pengembangan yang paling efektif dilakukan oleh guru untuk menguasai kurikulum dan silabus TK. Kelebihan dari adanya diklat menurut guru TK bahwa
dengan adanya diklat guru benar-benar memahami dari ahli atau narasumber yang sesuai dengan bidangnya langsung, bukan ditransfer dari kepala sekolah maupun
dari perwakilan guru yang mengikuti diklat, agar tidak ada resiko berkurang atau bertambahnya suatu informasi yang didapatkan. Selama ini kesempatan diklat
guru TK sangat terbatas, dan hanya perwakilan saja yang bisa mengikuti diklat. Guru berharap agar diklat yang diadakan dapat diikuti oleh seluruh guru agar
masing-masing guru dapat menterjemahkan sendiri apa yang di dapat sehingga guru lebih mudah untuk memahaminya dan dapat diterapkan di dalam
pembelajaran disekolah.
105 Penguasaan kurikulum dan silabus yang lebih efektif kedua menurut guru
TK yaitu melalui KKG dengan perolehan persentase sebesar 30. Kegiatan kelompok kerja guru memungkinkan guru untuk melakukan upaya penguasaan
kurikulum dan silabus secara bersama-sama dalam lingkup wilayah tertentu. Melalui kegiatan ini juga membantu guru untuk bisa saling belajar bersama untuk
memahami kurikulum dan silabus secara bersama-sama. Kondisi kegiatan yang fleksibel dan menyenangkan membuat sesama guru tidak sungkan untuk berbagi
informasi, saling bertanya, saling membantu, dan bekerjasama antar sekolah. Kegiatan ini bisa menjembatani bagi guru-guru yang lainnya yang belum
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti diklat, sehingga peranan guru yang menjadi sumber informasi yang telah mengikuti diklat sangat penting dan harus
benar-benar menguasai, karena bertanggung jawab kepada seluruh guru yang berada dalam wilayah naungan kelompok kerja gurunya.
Upaya pengembangan kurikulum dan silabus yang ketiga adalah melalui seminar dengan pencapaian persentase 13. Seminar merupakan kegiatan singkat
yang dapat digunakan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai kurikulum yang baru. Guru TK memilih seminar sebagai upaya yang efektif
karena dengan seminar wawasan bertambah, waktu penyelenggaraannya singkat dan langsung fokus pada tema. Namun dengan adanya seminar banyak dari
peserta seminar yang belum menguasai dengan benar, masih ada persoalan yang terkadang belum sempat ditanyakan karena terbatasnya waktu. Seminar ini lebih
cocok diterapkan untuk menambah pengetahuan ataupun sosialisasi mengenai suatu kurikulum baru. Jadi seminar dapat digunakan untuk kegiatan yang bersifat
106 pengenalan hal baru, selanjutnya untuk penguasaannya bisa dilanjutkan dengan
melalui diklat. Melalui studi lanjut merupakan upaya yang keempat dipilih oleh guru
sebesar 6 sebagai upaya yang lebih efektif dalam menguasai kurikulum dan silabus TK. Studi lanjut sangat memungkinkan untuk menguasai kurikulum dan
silabus yang sesuai dengan perkembangan zaman dan dibahas dengan tuntas oleh para pengampu mata kuliah. Selain itu studi lanjut juga merupakan syarat yang
harus dipenuhi oleh guru untuk menguasai komptensi profesionalnya dengan selalu meningkatkan kualitas profesinya.
Upaya yang kelima adalah dengan melalui diskusi dengan teman sejawat dengan besaran persentase sebesar 5. Keterbukaan antar teman sangat besar,
sehingga guru tidak merasa malu kalau dirinya bertanya dengan beberapa hal yang dianggapnya masih sulit untuk dipahami. Waktu pelaksanaan diskusi yang
fleksibel membuat guru lebih mudah untuk saling bertanya dan bertukar informasi.
Upaya terakhir adalah studi literatur dengan capaian persentase 1 hanya dipilih oleh seorang guru saja. Alasannya adalah belajar dari buku tidak mahal,
karena buku dapat dipinjam dan bisa dibaca bila ada waktu luang. Selain itu bisa juga membaca sumber referensi dari jurnal maupun artikel melalui internet yang
bisa diakses dirumah. Walaupun demikian tidak sedikit orang yang belum memanfaatkan kemudahan teknologi untuk kemudahan dalam mencari sumber
referensi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru. Penyebabnya adalah penguasaan informasi dan komunikasi yang masih kurang, seperti penggunaan
107 komputer dan internet yang masih perlu ditingkatkan guna menunjang penguasaan
kompetensi profesional guru.
c. Deskripsi Upaya yang Lebih Efektif untuk Menguasai Wawasan Etika