Penelitian yang Relevan UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL.

46 g. Mengikuti Kelompok Kerja Guru TK atau Kelompok Gugus TK atau Organisasi Guru TK. h. Belajar melalui buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi profesional guru TK. i. Pernah di supervisi baik dari pengawas TK maupun oleh kepala sekolah sebagai bentuk pengembangan kualitas guru dalam mengelola belajar mengajar. j. Mengikuti kursus yang menunjang pengembangan profesi guru TK, seperti kursus komputer ataupun kursus yang lainnya. Upaya-upaya pengembangan kompetensi profesional di atas disadari atau tidak merupakan upaya mandiri yang dilakukan oleh guru TK. Berbagai bentuk kegiatan tanpa adanya suatu dorongan dan motivasi diri sendiri guru TK tidak akan berjalan. Dari beberapa upaya pengembangan di atas ada beberapa upaya yang dipilih guru sebagai upaya yang paling efektif untuk meningkatkan kompetensi profesional guru TK dengan berbagai alasan masing-masing guru. Beberapa alasan tersebut nantinya bisa menjadi hambatan guru TK dalam menghadapi pengembangan kompetensi profesionalnya.

D. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang hampir sama telah dilakukan yakni mengenai peningkatan kompetensi profesional guru, berikut penelitian yang relevan bagi penelitian ini : 1. Penelitian dari Diah Rina Miftakhi 2009 dengan judul “Manajemen Pengembangan Profesionalisme Guru di SMP Muhammadiyah Ngemplak, 47 Sleman, Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kondisi profesionalisme guru, pelaksanaan program pengembangan profesionalisme, faktor penghambat pelaksanaan program pengembangan profesionalisme, dan langkah yang ditempuh kepala sekolah untuk mengatasi hambatan pengembangan profesional guru di SMP Muhammadiyah Ngemplak Sleman. Hasil dari penelitian tersebut yaitu Pertama, bahwa kondisi profesionalisme guru di SMP Muhammadiyah Ngemplak Sleman menunjukkan bahwa kualifikasi akademik guru yang qualified sebanyak 61,54 dan yang underqualified sebanyak 38,46. Kedua, pelaksanaan program pengembangan profesionalisme guru di SMP tersebut meliputi peningkatan keahlian dan keterampilan melalui studi lanjut, pelatihan, MGMP, seminar dan workshop. Sedangkan peningkatan pengetahuan melalui penambahan koleksi perpustakaan. Pembinaan guru melalui supervisi dan penugasan dalam KBM. Ketiga, Faktor penghambat pengembangan profesional antara lain karena terbatasnya anggaran, minat dan motivasi dari beberapa guru untuk mengikuti program pengembangan yang masih kurang, dan sulitnya menentukan waktu program pengembangan yang tepat. Keempat, langkah yang ditempuh kepala sekolah untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan mengirimkan proposal permohonan bantuan kepada pemerintah untuk mendapatkan bantuan pembelajaran, member motivasi kepada guru akan pentingnya program pengembangan profesionalisme, 48 memberikan reward bagi guru yang berprestasi, melaksanakan program pengembangan pada saat libur semester atau setelah KBM selesai, dan melakukan kerjasama dengan instansi terkait yang berkompeten seperti Dinas Pendidikan Sleman dan LPMP Propinsi DIY. 2. Penelitian dari Dianingsih Indriani 2011 dengan judul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional di SDN Se-Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul”. Penelitian ini mengenai kompetensi profesional yang dimiliki guru, upaya guru untuk meningkatkan kompetensi profesional, hambatan guru dalam peningkatan kompetensi profesional, dan harapan guru untuk mengatasi hambatan yang ada. Hasil penelitiannya Pertama, kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru di Kecamatan Piyungan Bantul dilihat dari pengelolaan pembelajaran berkategori baik, pemanfaatan IPTEK dalam pembelajaran cukup, dan pengembangan profesi yang pernah diikuti masih kurang. Kedua, upaya guru dalam meningkatkan kompetensi profesional yang dilakukan dengan cara mencermati dan mengikuti kurikulum yang berlaku, mengikuti supervisi, kursus, diskusi teman sejawat, belajar dari buku, studi lanjut, diklat, dan seminar berkategori baik. Ketiga, hambatan yang dialami guru dalam meningkatkan komptensi profesional seperti minimnya buku referensi, faktor biaya dan waktu, infromasi yang kurang, dan penguasaan IPTEK yang kurang. Keempat, harapan guru untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan penambahan buku referensi, keringanan biaya untuk studi lanjut, seminar dan 49 diklat dengan biaya yang murah, pemerintah memprogramkan diklat bagi guru dalam meningkatkan kompetensi profesional, partisipasi dari pihak sekolah jika guru ingin mengikuti diklat, kesempatan yang sama antar guru untuk mengikuti diklat atau seminar, adanya pelatihan IPTEK dari Dinas Pendidikan untuk guru secara kontinyu, dan diberikan akses informasi yang berkiatan dengan kompetensi profesional dengan mudah.

E. Kerangka Pikir