Rasionalisasi So habe ich damals vernünftelt, aus meiner Begierde den Pembentukan reaksi Represi Mein Körper sehnte sich nach Hanna. Aber schlimmer als

197 berbahaya. Tetapi kelihatannya tidak mungkin bahaya itu muncul dengan sendirinya. Frau Schmitz tentu akan menyambutku dengan kaget, mau mendengarkan permintaan maafku atas kelakuanku yang aneh, dan dengan ramah mengucapkan selamat jalan. Lebih berbahaya lagi kalau aku tidak pergi; karena aku bisa terperangkap dalam khayalanku sendiri. Jadi kulakukan hal yang benar dengan pergi menemuinya. Frau Schmitz akan tetap bersikap biasa, aku akan bersikap seperti biasa, dan semuanya akan berjalan seperti biasa.

2. Rasionalisasi So habe ich damals vernünftelt, aus meiner Begierde den

Posten eines seltsamen moralischen Kalküls ge-macht und mein schlechtes Gewissen zum Schweigen gebracht. Itulah sebabnya aku mencari-cari alasan, memasukkan hasratku yang buruk sebagai sebuah alasan dalam pembukuan moral yang aneh, dan membungkam nuraniku yang buruk. 21

3. Pembentukan reaksi

Ich hatte nicht nur diesen Streit verloren. Ich hatte nach kurzem Kampf kapituliert, als sie drohte, mich zurückzuweisen, sich mir zu entziehen. In den kommenden Wochen habe ich nicht einmal mehr kurz gekämpft. Wenn sie drohte, habe ich sofort bedingungslos kapituliert. Ich habe alles auf mich genommen. Ich habe Fehler zugegeben, die ich nicht begangen hatte, Absichten eingestanden, die ich nie gehegt hatte. Wenn sie kalt und hart wurde, bettelte ich darum, daß sie mir wieder gut ist, mir verzeiht, mich liebt. Aber so oder so hatte ich keine Wahl. Aku tidak hanya kalah dalam pertengkaran ini. Aku langsung menyerah kalah setelah hanya berjuang sedikit sebelumnya, ketika ia mengancam dengan menyuruhku pergi dan menolakku. Beberapa minggu berikutnya, setiap kali kami bertengkar, tidak sekalipun aku melawan. Ketika ia mengancam, aku langsung menyerah tanpa syarat. Kuakui semua kesalahan yang tidak kulakukan, yang bahkan tidak pernah kuencanakan. Tetapi sekalipun begitu aku tidak punya pilihan lain. 50

4. Represi Mein Körper sehnte sich nach Hanna. Aber schlimmer als

die körperliche Sehnsucht war das Gefühl der Schuld. Warum war ich, als sie da stand, nicht sofort aufgesprungen und zu ihr gelaufen In der einen kleinen Situation bündelte sich für mich die Halbherzigkeit der letzten Monate, aus der heraus ich sie verleugnet, verraten hatte. Zur Strafe dafür war sie gegangen. Tubuhku merindukan Hanna. Tapi yang lebih buruk dari kerinduan fisikku adalah perasaan bersalahku. Mengapa 80 198 aku tidak langsung melompat berlari dan mengejarnya ketika ia di sana waktu itu Kejadian saat itu merupakan puncak dari semua ketidaksugguhanku beberapa bulan yang terakhir, yang berujung pada penyangkalanku padanya, dan penghianatanku. Sebagai hukumannya, Hanna pergi meninggalkanku. Ich habe die letzten Jahre auf der Schule und die ersten auf der Universität als glückliche Jahre in Erinnerung. Sie waren mühelos; das Abitur und das aus Verlegenheit gewählte Studium der Rechtswissenschaft fielen mir nicht schwer, Freundschaften, Liebschaften und Trennungen fielen mir nicht schwer, nichts fiel mir schwer. Alles fiel mir leicht, alles wog leicht. Aku mengingat tahun-tahun terakhirku di sekolah dan tahun-tahun pertama di universitas sebagai tahun-tahun yang membahagiakan. Aku tidak mengalami kesulitan mengerjakan ujian akhir sekolahku atau mempelajari ilmu hukum di universitas, yang kupilih karena aku tidak bisa memikirkan hal lain yang benar-benar kuinginkan. Aku tidak menemukan hambatan dengan persahabatan, percintaan, atau perpisahan. Aku tidak mengalami kesulitan apa pun. Segala sesuatunya kujalani dengan mudah; tidak ada yang membebani. 84 Ich gewöhnte mir ein großspuriges, überlegenes Gehabe an, ich präsentierte mich als einen, den nichts berührt, erschüttert, verwirrt. Ich ließ mich auf nichts ein, und ich erinnere mich an einen Lehrer, der das durchschaute, mich darauf ansprach und den ich arrogant abfertigte. Aku telah terbiasa bersikap sombong dan angkuh. Aku bersikap seolah tidak ada yang bisa membuatku tersentuh, terguncang atau bingung. Aku tidak terlibat dalam apapun, dan aku masih ingat seorang guru yang memperhatikan ini dan berbicara padaku; dan dengan angkuh aku menolaknya. 84 Ich nahm alles wahr und fühlte nichts. Ich war nicht mehr gekränkt, von Hanna verlassen, getäuscht und benutzt worden zu sein. Ich mußte auch nicht mehr an ihr rummachen. Ich spürte, wie sich die Betäbung unter der ich den Entsetzlichkeiten der Verhandlung gefolgt war, auf die Gefühle und Gedanken der letzten Wochen legte. Daß ich darüber froh gewesen wäre, wäre viel zu viel gesagt. Aber ich empfand, daß es richtig war. Daß es mir ermöglichte, in meinen Alltag zurückzukehren und in ihm weiterzuleben. Aku melihat semuanya, tapi tidak merasakan apa-apa. Aku tidak lagi merasa marah telah ditinggalkan, diperdaya, dan 155 199 dimanfaatkan oleh Hanna. Aku tidak perlu berurusan lagi dengannya. Aku merasakan mati rasa, dan dengan perasaan itu aku mengikuti kengerian peradilan yang menguasai emosi dan pikiranku dalam beberapa minggu terakhir. Mungkin terlalu berlebihan jika aku mengatakan senang atas ini semua. Tapi aku merasa itu benar. itu membuatku bisa kembali dan melanjutkan hidupku seperti biasa.

6. Regressi Mit der Odyssee habe ich angefangen. Ich las sie, nachdem