173
Knie stützte und auf den Stuhl setzte, von ihrem Bein, zuerst nackt und blaß und dann im Strumpf seidig
schimmernd. Aku tidak mampu mengalihkan pandanganku darinya.
Lehernya, bahunya, dadanya, dan pinggul yang berbalut pakaian dalam, pinggulnya yang membuat pakaian
dalamnya mengetat ketika ia menopang kaki ke lututnya dan duduk di kursi, kakinya yang pada awalnya pucat dan
telanjang, lalu bersinar dalam stoking sutranya.
2. Keinginan dan
cara bersikap
Eine Woche lang hatte ich versucht, nicht an sie zu denken. Aber da war nichts, was mich ausgefüllt und
ablegenkt hätte;. Seminggu ini aku berusaha untuk tidak memikirkannya.
Tapi sepertinya tidak ada yang bisa membuatku sibuk atau mengalihkan perhatianku.
19
3. Pola pikir dan
ketakutan
Ich wachte jeden Morgen mit schlechtem Gewissen auf, manchmal mit feuchter oder fleckiger Schlafanzughose.
Die Bilder und Szenen, die ich träumte, waren nicht recht.
Setiap hari aku terbangun dengan perasaan bersalah, kadang-kadang dengan celana piama yang basah atau
bernoda. Gambar-gambar dan adegan-adegan yang kuimpikan tidak benar.
20
Ich wußte, die Mutter, der Pfarer, der mich als Konfirmanden unterwiesen hatte und den ich verehrte,
und die große Schwester, der ich die Geheimnisse meiner Kindheit anvertraut hatte, würden zwar nicht schelten.
Aber sie würden mich in einer liebevollen, besorgten Weise ermahnen, die schlimmer als Schelte war.
Besonders unrecht war, daß ich die Bilder und Szenen, wenn ich sie nicht passiv träumte, aktiv phantasierte.
Aku tahu ibu, atau pastor pembimbingku yang kuhormati, atau kakak perempuanku yang kepadanya kupercayakan
semua rahasia masa kanak-kanakku, tentu tidak akan memarahiku. Tapi mereka akan menegurku dengan cara
yang penuh kasih, dan itu jauh lebih buruk daripada dimarahi. Hal yang paling tidak benar adalah ketika aku
mengkhayal, dengan sengaja membayangkan gambar- gambar dan adegan-adegan tersebut.
20
174
2 Die Konstellation der
Figuren Kutipan
Hal a.
Michael dan Keluarganya
Partnerschaften 1.
Hubungan dengan Ayah
Manchmal hatte ich das Gefühl, wir, seine Familie, seien für ihn wie Haustiere. Der Hund, mit dem man
spazierengeht, und die Katze, die sich im schoß kringelt und schnurrend streichen läßt- das kann einem lieb sein,
man kann es in gewisser Weise sogar brauchen, und trotzdem ist einem das Einkaufen des Futters, das
Säubern des Katzenklos und der Gang zum Tierarzt eigentlich schon zu viel. Ich hätte gerne gehabt, daßwir,
seine Familie, sein Leben gewesen wären. Kadang-kadang aku merasa bahwa kami sekeluarga
bagaikan hewan peliharaan ayah. Kami seperti anjing yang menemani berjalan-jalan, kucing yang duduk d
pangkuan, mendengkur, dan bisa dibelai-kau dapat menyayangi mereka, kau bahkan bisa membutuhkan
mereka demi tujuan tertentu, meskipun demikian hal-hal seperti membeli makanan ternak, membersihkan kotoran
kucing, dan membawanya ke dokter hewan, itu berlebihan. Aku berharap bahwa kami, keluarga ayahku,
adalah hidup ayah. 31
Ich beschloß, mit meinem Vater zu reden. Nicht weil wir uns so nahe gewesen wären. Mein Vater war
verschlossen, konnte weder uns Kindern seine Gefühle mitteilen noch etwas mit den Gefühlen anfangen, die wir
ihm entgegebenbrachten. Lange vermutete ich hinter dem unmitteilsamen Verhalten einen Reichtum ungehobener
Schätze. Aber später fragte ich mich, ob da überhaupt etwas war. Vielleicht war er als junge und junger Mann
reich an Gefühlen gewesen und hatte sie, ihnen keinen Ausdruck gebend, über die Jahre verdorren und
absterben lassen. Aku memutuskan berbicara dengan ayahku. Bukan
karena kami begitu dekat. Ayahku orang yang tertutup. Ia tidak bisa berbagi perasaannya kepada kami, anak-
anaknya, dan juga tidak bisa memahami perasaan kami terhadapnya. Aku telah lama menduga di balik sikapnya
yang tidak komunikatif tersimpan sesuatu yang sangat berharga, tapi kemudian aku bertanya-tanya adakah
sesuatu di balik itu semua. Mungkin semasa kecil dan muda dulu, ayahku sarat emosi, dan kemudian tidak
134
175
disalurkan selama bertahun-tahun sehingga akhirnya layu dan mati.
2. Hubungan