Pemutihan Gigi Secara Eksternal Pemutihan Gigi Secara Intrakoronal Mekanisme pemutihan gigi

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pemutihan gigi adalah usaha untuk mencerahkan warna gigi dengan mengaplikasikan bahan kimia untuk mengoksidasi pewarnaan organik. Proses pencerahan atau eliminasi noda permukaan ini menggunakan larutan peroksida kuat pada gigi yang mengalami diskolorasi intrinsik maupun ekstrinsik. 9,12

2.1 Teknik Pemutihan Gigi

Teknik pemutihan gigi dapat diklasifikasikan menurut vitalitas gigi yaitu pemutihan gigi vital dan nonvital serta menurut prosedur yang dilakukan yaitu pemutihan gigi yang dilakukan di klinik dan di luar klinik. Pemutihan gigi vital dapat dilakukan di klinik dokter gigi in-office power bleaching dan di luar klinik home bleaching . Pemutihan gigi in-office adalah proses pemutihan gigi yang dilakukan di klinik dokter gigi dengan teknik termokatalitik aktivasi panas, termofotokatalitik, dan laser assisted bleaching dengan menggunakan bahan hidrogen peroksida 30 atau 35 dalam bentuk cairan gel. 13 Sedangkan pemutihan gigi home bleaching dilakukan sendiri oleh pasien di rumah dengan petunjuk dan pengawasan dokter gigi. Proses home bleaching memerlukan tray yang dirancang khusus untuk mengaplikasikan bahan pemutih gigi. 9

2.1.1 Pemutihan Gigi Secara Eksternal

Pewarnaan pada gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan faktor ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial. 16

2.1.2 Pemutihan Gigi Secara Intrakoronal

Pemutihan gigi secara intrakoronal adalah pilihan konservatif untuk perawatan estetik gigi non vital yang mengalami diskolorisasi yang lebih invasif. Metode yang paling sering digunakan untuk memutihkan gigi yang berkaitan dengan perawatan saluran akar adalah teknik termokatalitik dan apa yang disebut teknik Universitas Sumatera Utara 7 walking bleach. Teknik-teknik ini mempunyai beberapa perbedaan, tetapi keduanya mempunyai hasil yang sama. Walking bleach lebih banyak dipilih karena memerlukan paling sedikit waktu kunjungan dan lebih nyaman serta lebih aman untuk pasien. Kombinasi dari natrium perborat dan air atau hydrogen peroksida telah digunakan pada teknik walking bleach. Bahan-bahan tersebut ditempatkan pada ruang pulpa, ditutup, dibiarkan selama 3-7 hari dan kemudian ditempatkan secara teratur sampai pemutihan yang sesuai dapat tercapai. 7,9,12

2.1.3 Bahan Pemutih Gigi

Sebagian besar teknik pemutihan gigi menggunakan hidrogen peroksida maupun derivatnya dalam konsentrasi dan teknik aplikasi yang berbeda. Perawatan home-bleaching biasanya menggunakan karbamid peroksida dengan konsentrasi 10-22, sedangkan in-office bleaching biasanya menggunakan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 35-50. Perawatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan karbamid peroksida konsentrasi tinggi untuk in-office bleaching ataupun hidrogen peroksida konsentrasi rendah untuk home-bleaching. Hidrogen peroksida relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara perlahan serta melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air dan menyebabkan suasana asam. Hidrogen peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi namun yang paling banyak digunakan adalah pada konsentrasi 30-35. Hidrogen peroksida bersifat kaustik dan dapat membuat jaringan terbakar jika terjadi kontak. Hidrogen peroksida juga melepaskan radikal bebas yang toksik,anion perhidroksil, ataupun keduanya. Larutan hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi harus ditangani dengan hati-hati karena bersifat tidak stabil secara termodinamis dan dapat meledak kecuali jika disimpan dalam lemari pendingin dan dimasukkan dalam wadah yang gelap. 16 Karbamid peroksida telah digunakan sebagai bahan pemutih gigi sejak tahun 1989 dan merupakan bahan yang sering dipakai dalam perawatan pemutihan gigi vital. Karbamid peroksida merupakan jenis bahan pemutih gigi untuk diskolorasi eksternal yang juga dikenal sebagai hidrogen peroksida urea. Bahan pemutihan gigi dengan karbamid peroksida biasanya juga mengandung gliserin atau propilen glikol, Universitas Sumatera Utara 8 sodium stanat, asam fosfat atau asam sitrat, dan zat perasa tambahan. Dalam beberapa bahan, karbopol, polimer asam poliakrilat yang larut air, ditambahkan sebagai bahan pengental serta untuk memperpanjang waktu penyimpanan. Karbopol juga dapat menambah kekentalan dan daya lekat serta memperlambat proses pelepasan oksigen dari karbamid sehingga memungkinkan oksigen bereaksi lebih lama dengan bahan yang menyebabkan pewarnaan. 7,12 Macam-macam bahan-bahan pemutih gigi adalah sebagai berikut 7 :

1. Hidrogen peroksida

Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat dan tersedia dalam berbagai konsentrasi, yang paling umum di pakai adalah konsentrasi 30-35 . Contoh larutan hidrogen peroksida adalah superoxol, perhidrol.

2. Pirozon

Pirozon adalah larutan hidrogen peroksida 25 dalam eter 75 . Larutan ini bersifat kaustik, mudah menguap juga baunya merangsang menyebabkan rasa mual pada pasien.

3. Natrium perborat

Natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Bahan yang masih baru mengandung kira-kira 95 perborat dalam 9,9 oksigen. Bahan ini bersifat alkali,lebih mudah dikontrol dan lebih aman daripada cairan hidrogen pekat.

4. Karbamid peroksida

Karbamid peroksida dikenal sebagai urea hidrogen peroksida, dapat diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3-15 . Umumnya preparat ini mempunyai pH 5- 6,5 dan mengandung kira-kira 10 karbamid peroksida, biasanya mengandung gliserin atau propilen glikol, natrium stannat, asam fosfat atau asam sitrat dan aroma.

5. Larutan Mc. Innes

Larutan ini terdiri atas 5 bagian asam klorida 36 , 5 bagian hidrogen peroksida 30 dan 1 bagian eter, biasanya digunakan untuk menghilangkan noda pada kasus fluorosis. Universitas Sumatera Utara 9

6. Natrium peroksiborat monohidrat

Contoh bahan ini adalah amosan, yang melepaskan oksigen lebih banyak daripada natrium perborat, diindikasikan untuk pemutihan gigi secara internal.

2.1.4 Mekanisme pemutihan gigi

Bahan yang dapat menghasilkan warna dalam larutan atau permukaan merupakan senyawa organik yang memiliki rantai konjugasi yang panjang baik dalam bentuk ikatan tunggal maupun rangkap. Bahan tersebut mengandung heteroatom, karbonil, dan cicin fenil dalam sistem konjugasi dan sering dikenal dengan sebutan kromofor. Pemutihan dan dekolorasi kromofor dapat terjadi melalui perusakan satu atau lebih ikatan rangkap dalam rantai konjugasi, dengan memotong rantai konjugasi, atau dengan mengoksidasi molekul kimia lainnya dalam rantai konjugasi. Gambar 1. Ikatan kimia A Karbamid Peroksida B Hidrogen Peroksida 5 Hidrogen peroksida mengoksidasi berbagai varietas senyawa organik maupun inorganik. Mekanisme reaksi ini bervariasi tergantung pada substrat, lingkungan reaksi, dan katalisis. 2,10,16 Secara umum, mekanisme pemutihan dengan hidrogen peroksida belum dapat diketahui secara pasti. Karbamid peroksida 10 pecah menjadi hidrogen peroksida H2O2 3,35, urea CH4N2O 6,65, air, dan oksigen. Karbamid peroksida 15 pecah menjadi 5,4 hidrogen peroksida H2O2 dan karbamid peroksida 20 pecah menjadi hidrogen peroksida 7. Pecahan ini menjadi perhatian khusus karena efeknya yang belum diketahui secara pasti. Hidrogen peroksida sendiri dapat terurai menjadi air dan oksigen secara spontan dengan reaksi sebagai berikut : 2 H2O2 → 2 H2O + O2 + Energi Universitas Sumatera Utara 10 Bahan pemutih peroksida dan nonperoksida masuk melalui perantara enamel ke tubuli dentin dan mengoksidasi pigmen pada dentin, menyebabkan warna gigi menjadi lebih cerah. Proses ini dapat dipercepat menggunakan pemanasan dengan sinar berintensitas cahaya rendah atau sinar dengan intensitas cahaya tinggi, misalnya sinar kuring komposit konvensional,sinar laser, dan sinar plasma arc dengan intensitas tinggi. Larutan peroksida mengalir secara bebas melalui email dan dentin karena porusitas dan permeabilitas struktur keduanya. Perpindahan secara bebas ini terjadi karena berat molekul peroksida yang relatif lebih rendah serta penetrasi alami radikal oksigen dan superoksida. Bahan pemutih gigi dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor, kebanyakan preparat yang tersedia adalah oksidator. 5,15,17 Hidrogen peroksida merupakan suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk menembus email mencapai email dan dentin yang terkena pewarnaan. Penembusan ini terjadi karena berat molekul hidrogen peroksida yang rendah dan mempunyai kemampuan denaturasi protein sehingga dapat meningkatkan gerakan ion-ion melalui gigi. Menurut beberapa peneliti, terjadinya pemutihan gigi ini disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi. Noda-noda yang ada di email dan dentin akan dioksidasi oleh hidrogen peroksida yang bersifat sebagai oksidator kuat. Bahan oksidator ini mempunyai kemampuan untuk merusak molekul-molekul zat warna, melalui reaksinya dengan oksigen bebas yang dilepaskan, sehingga warna menjadi netral dan menyebabkan terjadinya efek pemutihan. Hidrogen peroksida merupakan suatu bahan yang dapat menghasilkan radikal bebas, HO2 + O yang sangat reaktif. Pada proses pemutihan gigi, hidrogen peroksida berdifusi melalui matriks organik email dan dentin. Radikal bebas bermuatan merupakan radikal yang tidak stabil dan akan bereaksi dengan molekul organik atau radikal bebas lainnya terutama molekul-molekul zat warna di dalam gigi setelah zat warna dirusak sehingga terjadi efek pemutihan. 7,12,17 Universitas Sumatera Utara Gambar 2 disebabkan o chromopors , fragmen-frag 2.1 Pad perubahan poreus, ka prisma ena Gambar 4 Perubahan adanya chr De : Ilustrasi m oleh chromopo dan c. Terj gmen kecil ole .5 Kondisi da gigi yan morfologi awah, menin amel. Kerus Ga 4. Gambaran S n warna diseba romophors intri presi mekanisme ble ors ekstrinsik rjadi dekoloris eh radikal pero email setel ng telah di pada enam ngkatnya ke akan ini terj ambar 3. A d gigi SEM dari enam a abkan insik Pen me Kedalaman iregularitas en eaching oleh dan intrinsik, sasi dentin da oksida. 15 ah dilakuk ilakukan pr mel. Perub edalaman a jadi secara a dan B Permu yang tidak dil mel yang telah netrasi dari pero ngoksidasi chro namel H a agen aktif b. Peroksida an email mela kan bleachin rosedur blea ahan yang alur enamel acak pada p ukaan enamel p lakukan bleach di bleaching b oksida yang omopors Hilangnya lapisan prismatik peroksida a a berpenetrasi alui pemecaha ng aching men terjadi sep dan hilang permukaan e pada hing 30 dengan HP 3 Perubahan dentin dan Kedalam iregular . Diskolorisa i dengan meng an chromopor nunjukkan perti terben gnya sebagi enamel. 30,31 5 30 n warna kembal n enamel man ritas enamel 11 asi yang goksidasi menjadi adanya ntuknya ian dari c li dari Universitas Sumatera Utara 12

2.2 Bahan Adhesif

Sistem adhesif dalam kedokteran gigi telah dipakai selama 30 tahun terakhir. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat diandalkan dan bertahan lebih lama. Sistem adhesif yang lebih baru menghasilkan kekuatan perlekatan yang tinggi pada dentin yang lembab dan kering, dengan pembuangan smear layer secara keseluruhan ataupun sebagian. Akan tetapi, kekuatan perlekatan dapat bervariasi tergantung pada kelembaban instrinsik dentin, daerah yang dietsa dan bahan adhesifnya. 18,19 Tipe bahan bonding Generasi Komponen Contoh Total etch,multiple bottle, light-cured 4 Asam Fosfor, primer dengan katalis, adhesif dengan katalis Adper Scocthbond multipurpose plus 3M ESPE , All Bond 3 Bisco Total etch, multiple bottle, dual-cured 4 Asam Fosfor, primer dengan katalis, adhesif dengan katalis Adper Scocthbond multipurpose plus, All Bond 3 Total etch, single bottle, light cured 5 Asam fosfor, primer- adhesif Adper Single Bond Plus 3M ESPE, one step plus Bisco Total etch, single bottle, dual- cured 5 Asam fosfor, primer- adhesif dengan katalis Bond-1 Pentron Clinical, ExiTE Ivoclar Vivadent Self etch, light-cured 6 tipe 1 Acidicic Primer, adhesif Adper Scocthbond SE 3M ESPE , Clearfil SE Bond Kuraray America Self etch, dual-cured 6 tipe 1 Acidicic Primer, adhesif, katalis AdheSE Ivoclar Vivadent , Clearfil Liner Bond 2V Kuraray America Self ecth, light-cured 6 tipe 2 Acidicic Primer-adhesif All Bond SE Bisco, Adper Prompt L-Pop SE 3M ESPE Self-etch no mix, light- cured 7 Acidicic Primer-adhesif AdheSE 1 F Ivoclar Vivadent, Clearfil S3 Bond Kuraray America Self etch, dual-cured 7 Acidicic Primer-adhesif, katalis Clearfil DC Bond Kuraray America Tabel 1: Klasifikasi bahan bonding 20 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

6 101 76

Perbedaan Kebocoran Mikro Resin Komposit Flowable dan Packable dengan Meggunakan Sistem Adhesif Total-Etch Two-Step dan Self-Etch One-Step pada Restorasi Klas V (PENELITIAN IN VITRO)

5 137 95

Perbedaan Pengaruh Waktu Pengeringan Bahan Adhesif Terhadap Shear Bond Strength Restorasi Klas I Resin Komposit

2 42 78

Penggunaan Bahan Tumpatan Resin Komposit Dengan Prosedur Etsa Asam

3 27 38

Kekuatan Tarik Perlekatan (Tensile Bond Strength) Antara Dentin Dan Komposit Resin Dengan Memakai Bahan Adhesif Yang Berbeda

0 38 76

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 30 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

0 0 17

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

1 1 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Bahan Pemutih Gigi Hidrogen Peroksida 35% Terhadap Shear Bond Strength Resin Komposit dengan Bahan Adhesif Total Etch ( Penelitian In Vitro)

0 0 5

Pengaruh Bahan Pemutih Gigi Hidrogen Peroksida 35% Terhadap Shear Bond Strength Resin Komposit dengan Bahan Adhesif Total Etch ( Penelitian In Vitro)

0 0 14