Rencana Tindakan Pengamatan Perenungan

e. Mendorong timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya sambil bekerja. f. Mendorong timbulnya kesadaran pada subyek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas. g. Mendorong perolehan pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha meningkatkan kualitas secara profesional maupun akademik.

3. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Sukardi 2003: 212-214, mengemukakan bahwa penelitian tindakan secara garis besar mengenal adanya 4 langkah penting, yaitu: plan perencanaan, act tindakan, observe pengamatan, dan reflect perenungan atau disingkat PAOR yang dilakukan secara intensif dan sistematis atas seseorang yang mengerjakan pekerjaan sehari-harinya. Keempat langkah penting tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut.

a. Rencana

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana tidak harus berorientasi ke depan. Di samping itu perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai resiko. Oleh karena itu, perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi.

b. Tindakan

Tindakan dalam action research merupakan suatu kegiatan praktis yang terencana dan mengacu pada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang 27 baik adalah tindakan yang mengandung 3 unsur penting, yaitu: the improvement of practice, the improvement of understanding individually and collaboratively, and improvement of the situation in which the action takes place. Artinya peningkatan praktek, peningkatan pemahaman secara individual dan bersama- sama, dan perbaikan situasi di mana tindakan berlangsung.

c. Pengamatan

Pengamatan berfungsi untuk mendokumentasikan implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Oleh karena itu, pengamatan harus mempunyai beberapa macam keunggulan, yaitu: memiliki orientasi reflektif, memiliki dasar- dasar reflektif waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Seperti dalam perencanaan, pengamatan yang baik adalah pengamatan yangan fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

d. Perenungan

Langkah reflektif merupakan sarana untuk mengkaji ulang tindakan yang telah dilakukan terhadap subyek penelitian dan telah dicatat dalam pengamatan. Langkah ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu, dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tindakan strategik. Langkah reflektif juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu sekitar yang muncul sebagai konsekuensi adanya tindakan terencana. Langkah reflektif dalam praktiknya direalisasikan melalui diskusi sesama partisipan, maupun antara peneliti dengan partisipan. 28 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas, serta untuk memecahkan permasalahan dengan tindakan nyata, kemudian melakukan refleksi terhadap hasil tindakan tersebut. Hasil refleksi tindakan tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk tindakan berikutnya sesuai permasalahan yang dihadapi hingga permasalahan yang ada dapat dipecahkan dan terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran.

C. Standar Kompetensi Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK SWASTA PUTRA JAYA STABAT.

0 7 26

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI (MDAUMP) PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 2 KISARAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 19

STUDI KOMPARASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI MATA PELAJARAN ALAT UKUR.

0 3 30

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI MEMUPUK.

0 1 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 LURAGUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR.

0 1 50

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) B DI SMK PIRI SLEMAN.

1 3 162

PENERAPAN METODE BELAJAR PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MEKANIK OTOMOTIF B PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR OTOMOTIF DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA.

0 8 172

PENERAPAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI DI SMK N 1 SEYEGAN.

0 1 173

Pengembangan Paket Latihan dan Penilaian Berbantuan Komputer Standar Kompetensi Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi (PLPBK

0 5 313

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE G.I. UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR MEKANIK

0 0 8