Pengertian Program Pelatihan Pelatihan Keterampilan Penyandang Cacat

2.2 Pengertian Program

Program adalah tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Menurut Manila dalam Jones, 1996: 4 mengemukakan bahwa program akan menunjang implementasi, program tersebut memuat berbagai aspek antara lain: a. Adanya tujuan yang ingin dicapai b. Adanya kebijaksanaa-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan c. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dalam prosedur yang harus dilalui d. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan e. Adanya strategi dalam pelaksanaan Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioprasionalkan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian program yang diuraikan. Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan dari beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu: 1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program 2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasi melalui anggaran. Universitas Sumatera Utara 3. Program memiliki identitas sendiri, program yang berjalan efektif dapat diakui oleh publik. Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang diatasi dan memulai melakukan intervensi, sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik Jones, 1996: 295.

2.3 Pelatihan Pelatihan Keterampilan Penyandang Cacat

Pelatihan keterampilan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar learning experience, aktivitas-aktivitas yang terencana be a planned organizational activity, dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Secara ideal, pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja secara perorangan Gomes, 2003: 197. Pelatihan keterampilan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling dapat dilihat dan paling umum dari semua aktivitas. Para penyelenggara menyokong pelatihan karena melalui pelatihan para peserta, dalam hal ini klien anak tunanetra akan menjadi lebih terampil dan lebih produktif. Pelatihan lebih sebagai sasran yang ditujukan pada upaya untuk lebih memberdayakan seseorang yang kurang Universitas Sumatera Utara berdaya dari sebelumnya, mengurangi dampak-dampak negatif yang dikarenakan kurangnya pendidikan, pengalaman yang terbatas atau kurangnya kepercayaan diri dari klien anak tunanetra. Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmania seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang diteliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, klien anak tunanetra yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil. Sedangkan Reber, dalam Syah, 2005: 121 mengatakan, bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkahlaku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Adapun pelatihan ketrampilan yang diusahakan oleh Yapentra yaitu pelatihan musik tradisional dan modern, pelatihan pijat tradisional dan modern, pelatihan pertukangan, pelatihan pertanian, pelatihan peternakan.hal ini merupakan kegiatan yang tidak mudah dan seringkali mereka mengalami hambatan. Keterampilan merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak asuh untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata yang bermanfaat langsung bagi kehidupan mereka. Anak tunanetra melakukan interaksi dengan benda-benda produk kerajian dan teknologi yang ada di lingkungannya saat pelatihan keterampilan, kemudian berkreasi menciptakan berbagai produk kerajinan maupun produk teknologi, sehingga diperoleh Universitas Sumatera Utara pengalaman konseptual, pengalaman apresiatif dan pengalaman kreatif. Pembelajaran keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku anak asuh cekat, cepat dan tepat melalui pembelajaran kerajinan, teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan Sudjana, 1996: 17 . Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di masyarakat. Melihat uraian tersebut, secara substansi bidang keterampilan mengandung kinerja kerajinan dan teknologis. Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan dasar kinerja keterampilan psimotorik. Maka, keterampilan kerajinan berisi kerajinan tangan membuat benda pakai atau fungsional. Keterampilan teknologi terdiri dari teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan. Metode pelatihan merupakan bentuk yang dipilih dalam pelatihanpelatihan yang menyediakan langsug keterampilan-keterampilan untuk para peserta. Adapun prinsip umum bagi metode pelatihan harus memenuhi sebagai berikut: 1 Memotivasi para peserta latihan untuk belajar keterampilan baru 2 Memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari, 3 Harus konsisten dengan isi misalnya, dengan menggunakan pendekatan interaktif untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan interpersonal, 4 Memungkinkan partisipasi aktif, 5 Memberikan kesempatan berpraktek dan perluasan keterampilan, 6 Memberikan feedback mengenai performansi selama pelatihan, 7 Mendorong adanya pemindahan yang positif dari pelatihan ke pekerjaan, dan 8 Harus efektif dari segi biaya Gomes, 2003: 208. Universitas Sumatera Utara Sehingga metode pelatihan tidak terlepas dari pelatihan-pelatihan yangmenyediakan langsung keterampilan untuk peserta. Menjadikan peserta perilaku-perilaku yang terampil untuk kemandirian diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hidup bermasyarakat.

2.4 Pengertian Penyandang Cacat