Kondisi Perdagangan di Kota Medan

Dalam pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota Medan dalam pembangunan sektor informal sangat tertinggal. Hal ini masih memberikan gambaran bahwa kegiatan perdagangan sektor informal termasuk kegiatan Pedagang Kaki Lima belum menjadi pusat perhatian serius dalam pengembangan pembangunan pada masa mendatang, sementara itu jumlah Pedagang Kaki Lima akan semakin meningkat. Untuk menghindari terjadinya dampak negatif dari pembangunan yang dilakukan yang tidak berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat maka terhadap kegiatan sektor informal tidak terkecuali Pedagang Kaki Lima perlu dilakukan penataan, sehingga pemerintah kota dapat memperoleh manfaat ganda dari hasil penataan tersebut. Dalam dukungan kegiatan penataan terhadap Pedagang Kaki Lima, maka dibutuhkan adanya basis data berupa sistem informasi Pedagang Kaki Lima yang memuat mengenai kondisi dan kemampuan lingkungan, jumlah pedagang sektor informal dan sebenarnya serta komoditi yang dijual. Data tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendistribusikan keberadaan Pedagang Kaki Lima pada lokasi tertentu sesuai dengan kemampuan lingkungan.

4. Kondisi Perdagangan di Kota Medan

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa Kota Medan menjadi strategis karena salah satu fungsi utama Kota Medan adalah pusat perdagangan. Kegiatan pada sektor perdagangan di Kota Medan diantaranya terdiri dari kegiatan di pasar, plazamall, toko, restoran, Pedagang Kaki Lima dan warung. Kegiatan Universitas Sumatera Utara perdagangan tersebut umumnya tergolong dalam kegiatan pada sektor perdagangan formal maupun sektor perdagangan informal. Kegiatan yang termasuk sektor informal bersifat heterogen. Secara umum sektor informasi di daerah perkotaan dipandang sekedar melakukan peran dalam kehidupan kota dan terdiri dari beraneka ragam kegiatan usaha yang berkaitan dengan bidang pelayanan dan jasa pada tingkat bawah, seperti warung kopi, tukang sampah, pengamen jalanan, penyemir sepatu, Pedagang Kaki Lima, dan pengencer barang. Kegiatan informal dapat dibedakan menjadi lima sub sektor yaitu perdagangan, jasa, angkutan, bangunan, dan industri kecil. Adanya dorongan untuk masuk pada sektor informal karena tidak adanya hubungan kerja kontrak jangka panjang pada sektor informal, sehingga mobilitas angkatan kerja dalam sektor informal menjadi relatif tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang mempermudah tenaga kerja memasuki sektor ini. Jadi, diharapkan dapat bertindak sebagai suatu kekuatan penyangga antara kesempatan kerja dan pengangguran. Beberapa pencari kerja yang memperoleh pekerjaan tetap di sektor formal, bisa bekerja dalam sektor informal sementara atau waktu lama daripada menganggur sama sekali. Kegiatan-kegiatan perekonomian sektor informal setidaknya memberikan pendapatan dan pekerjaan pada para penduduk, betapapun sedikit dan tidak tetapnya, kepada penduduk yang hampir tidak bisa dibayangkan bagaimana mereka bisa mempertahankan kehidupan subsistensi mereka. Namun tidak mungkin diharapkan adanya kebijakan yang berorientasi pada kelangsungan kegiatan- kegiatan kecil dan tidak efisien yang menggunakan teknologi yang tradisional. Universitas Sumatera Utara Peningkat tingkat hidup penduduk menuntut perluasan sektor formal secepat mungkin. Oleh karena itu, perlu campur tangan pemerintah untuk membuat suatu kebijakan tentang keberadaan sektor informal khususnya Pedagang Kaki Lima.

5. Kondisi Infrastruktur Kota Medan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN KAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA (STUDI KASUS RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA KAWASAN ALUN-ALUN KOTA PASURUAN)

4 9 13

Resistensi Pedagang Kaki Lima terhadap Kebijakan Pemerintah Kota Semarang (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Jalan Kokrosono dan Jalan Kartini Timur)

0 15 75

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 1 16

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 2 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA.

0 1 11

Implementasi kebijakan pemerintah kota Yogyakarta dalam penataan pedagang kaki lima AWAL

0 0 11

PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA DAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

1 1 11

Pemerintah Kota Pedagang Kaki Lima Komunitas

0 1 16

PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA DAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SURABAYA ( Studi : Pedagang Kaki Lima di Taman Bungkul Surabaya) - Unika Repository

0 1 17

PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA DAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SURABAYA ( Studi : Pedagang Kaki Lima di Taman Bungkul Surabaya) - Unika Repository

0 7 21