Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara terhadap sektor informal sangat rendah. Untuk Tahun Anggaran 2000, alokasi untuk sektor informal dalam APBD tidak ada secara
eksplisit, yang ada hanya sektor usaha perdagangan, pemngembangan usaha daerah, keuangan daerah, dan koperasi. Begitu juga dalam APBD Sumut Tahun Anggaran 2001,
kebijakan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara tetap belum jelas terhadap sektor informal, atau masih belum ada perubahan yang mendasar dibandingkan dengan tahun 2000 Hanif,
2002: x. Sedangkan untuk Kota Medan sendiri, Kota Medan dianggap sebagai tempat yang
strategis karena salah satu fungsi utama Kota Medan adalah sebagai pusat perdagangan. Kegiatan pada sektor perdagangan di Kota Medan di antaranya terdiri dari kegiatan di
pasar, plazamall, toko, restaurant, Pedagang Kaki Lima, dan warung. Kegiatan perdagangan tersebut umumnya tergolong dalam kegiatan-kegiatan pada sektor
perdagangan formal maupun sektor perdagangan informal. Lokasi para Pedagang Kaki Lima di depan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
merupakan salah satu lokasi Pedagang Kaki Lima yang mendapat kebijakan pengelolaan dari Pemerintah Kota Medan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam Mengelola Pedagang Kaki Lima”.
B. Perumusan Masalah
Menurut Arikunto 2005: 14, perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu penelitian. Batasan masalah bukan batasan pengertian. Tidak jarang
mahasiswa yang mencampuradukkan kedua jenis batasan tersebut. Ada yang menganggap
Universitas Sumatera Utara
sebagai dua hal tetapi sama. Ada yang menggunakan secara terbalik. Batasan masalah merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari
jawabannya melalui penelitian. Dengan makna tersebut maka batasan masalah sebenarnya adalah batasan permasalahan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis di dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam Mengelola Pedagang Kaki Lima?”
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam mengelola Pedagang Kaki Lima.
2. Untuk mengetahui implementasi kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam
mengelola Pedagang Kaki Lima.
D. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi kami sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun manfaat
penelitian yang diharapkan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai keadaan Pedagang Kaki Lima
di kota Medan dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam mengelola Pedagang Kaki Lima tersebut yang direalisasikan dalam bentuk
kebijakan. 2.
Bagi Pemerintah Kota Medan, dapat dijadikan sebagai masukan mengenai pentingnya keberadaan Pedagang Kaki Lima dalam meningkatkan kesempatan kerja.
3. Bagi pihak lain, terutama rekan-rekan mahasiswa serta para pembaca sebagai
sumbangan pemikiran dan informasi mengenai Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam mengelola Pedagang Kaki Lima.
E. Kerangka teori