Komunikasi Massa Kerangka Teori

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang membutuhkan dan bagi Harian Tribun Medan khususnya dalam meningkatkan kualitasnya.

I.5. Kerangka Teori

Dalam memecahkan suatu persoalan atau masalah dengan jelas dan sistematis secara ilmiah, diperlukan teori-teori sebagai landasan berpikir dan kerangka berpikir. Kerangka teori merupakan landasan berpikir yang digunakan untuk mencari pemecahan suatu masalah. Setiap penelitian membutuhkan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut diamati Nawawi, 1995 : 39 - 40. Mengungkap teori yang digunakan berati mengemukakan teori-teori yang relevan yang memang benar-benar digunakan untuk membantu menjelaskan atau menganalisis secara logis dan rasional fenomena sosial yang diteliti. Penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

I.5.1. Komunikasi Massa

Meskipun berbeda-beda, ternyata komunikasi massa memiliki kesamaan, walau terdapat perbedaan antara ahli psikologi sosial dengan ahli komunikasi dalam masalah komunikasi tersebut. Ahli psikologi sosial mengatakan, komunikasi massa tidak selalu dengan mengggunakan media massa. Berpidato di lapangan disaksikan banyak orang, asal dapat menunjukkan perilaku massa mass behavior, sudah dapatdikatakan komunikasi massa. Namun, ahli komunikasi juga berpendapat bahwa komunikasi massa mass Universitas Sumatera Utara communication merupakan komunikasi melalui media massa cetak dan atau elektronik. Jelasnya, komunikasi massa bagi ahli komunikasi merupakan singkatan dari komunikasi media massa mass media communication. Lebih jelasnya, dalam buku Mondry 2008:14, Effendy mengatakan bahwa komunikasi massa tentu komunikasi yang menggunakan media massa, seperti surat kabar, tabloid dan majalah atau radoi, televisi atau e-news. Menurut Effendy 1986, komunikasi massa juga dapat dikenali dari ciri khas yang dimilkinya, yakni: 1. Komunikasi massa berlangsung searah one way communication, berarti komunikasi melalui media massa tidak mendapatkan arus balik langsung dari komunikan kepada komunikator. 2. Dalam media massa, meskipun sumber informasi atau komunikatornya perorangan, seperti wartawan, reporter atau penyiar, tetapi dalam menyampaikan sesuatu dia bertindak atas nama lembaga, berupa media massa yang diwakilinya. 3. Pesan yang disebar media massa tidak ditujukan kepada perorangan atau kelompok atau orang tertentu, tetapi lebih bersifat umum public karena ditujukan kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum. 4. Media massa mampu menimbulkan keserempakan simultaneity terhadap khalayak dalam menerima pesan yang disampaikan. 5. Sasaran komunikan pembaca, pendengar atau pemirsa yang dituju atau menjadi sasaran media massa bersifat heterogen. Keberadaan mereka juga berpencar dan tidak saling mengenal, juga tidak dapat melakukan kontak secara pribadi. Dengan tujuan yang sama, Assegaff 1983 mengungkapkan bahwa media massa memilki ciri-ciri yang umum, meliputi: 1. komunikasi massa bersifat komunikasi searah; Universitas Sumatera Utara 2. menyajikan aneka atau rangkaian pilihan informasi yang luas, baik ditinjau dari khalayak yang ingin menjadi sasaran maupun dari sisi pilihan isi yang diberikan kepada khalayak pembaca; 3. sifat media massa dapat menjangkau khalayak yang besar dan tersebar karena jumlah media massa lebih sedikit dibanding khalayak yang memanfaatkan; 4. karena sifat media massa manarik perhatian khalayak luas dan besar, berarti media itu harus mampu mencapai tingkat intelek umum rata-rata; 5. organisasi penyelenggara komunikasi massa merupakan lembaga masyarakat yang harus peka terhadap berbagai hal, seperti lingkungannya, termasuk lingkungan masyarakatnya.

I.5.2. Uses and Gratification