penyebarluasan informasi melalui media elektronik seperti radio dan televisi, maka sejumlah ahli komunikasi pun menyempurnakan pengertian jurnalistik dengan dikaitkan
dengan penggunaan media massa radio dan televisi. Saat ini ternyata informasi tidak hanya disebarluaskan melalui media massa surat kabar, radio dan televisi, tetapi juga
melalui internet, sehingga muncul pula jurnalistik internet atau juga disebut dengan On Line Journalism atau Cyber Journalism Yosef, 2008: 10-12.
II.2.1. Jenis-Jenis Jurnalistik
Prinsip kerja jurnalistik secara umum sama pada semua media massa, tetapi karena teknologi yang digunakan berbeda, maka ada kecenderungan proses kerja jurnalistik itu
sendiri menjadi berbeda-beda. Perbedaan antar jurnalistik lebih dilihat pada penggunaan teknologi media massa dalam mencari, menyeleksi, mengedit dan menyebarluaskan
informasi kepada khalayak. Secara garis besar jenis-jenis jurnalistik dapat dibedakan menjadi dua bagian besar,
yaitu:
- Berdasarkan Teknologi yang digunakan:
1. Jurnalistik Elektronik
Jurnalistik elektronik electronic journalism, adalah proses kegiatan mencari, rmengumpulkan, menyeleksi, menulis dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak
melalui media massa elektronik, yaitu media massa radio, televisi dan internet. a.
jurnalistik radio radio journalism Jurnalistik radio adalah proses mencari, mengumpulkan, menyeleksi, menulis dan
menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media massa radio. Ketika pertama kali media massa hadir di Indonesia, sekitar tahun 1963, yaitu sejak berdirinya TVRI
Jakarta, banyak orang mengira media massa radio akan segera tamat riwayatnyakarena
Universitas Sumatera Utara
orang akan lebih memilih media televisi daripada radio. Tetapi kenyataannya tidak demikian, media televisi berkembang terus dan media radio pun terus berkembang
dengan berbagai teknologi yang digunakannya, hingga saat ini. Hal ini antara lain, karena media radio memang memiliki “keunggulannya sendiri” dibanding media massa lainnya
termasuk media televisi. Misalnya perangkat radio yang bisa dibawa kemana-mana, jangkauan yang relatif luas dan dapat melampaui bangunan atau gunung yang tinggi.
Suatu hal yang tidak bisa terjadi pada media televisi. Meskipun media televisi menggunakan teknologi yang semakin canggih, dipastikan tetap tidak dapat
menggantikan keunggulan media radio. Media radio memiliki formula tersendiri, yaitu: Easy Listening Formula atau “rumus
mudah didengar”. Artinya siaran radio dibuat sedemikian rupa agar enak didengar dan mudah dimengerti. Menulis berita untuk siaran radio juga berarti “menulis untuk telinga”.
b. jurnalistik televisi television journalism
Jurnalistik televisi adalah proses kegiatan mencari, mengumpulkan, menyeleksi, menulis dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media massa televisi.
Pengertian diatas mengandung makna bahwa meskipun dalam proses mencari, mengumpulkan dan menyeleksi informasi memiliki kesamaan dengan jurnalistik lainnya
namun penekanannya adalah pada teknologi atau jenis media massa yang digunakan. Sesuai dengan teknologinya, dalam proses liputan di lapangan atau di studio,
digunakan peralatan yang terkait dengan media televisi, seperti pengguna kamera televisi, tripot, mik, kaset atau pita dan berbagai jenis peralatan televisi lainnya. Dan karena
teknologi yang digunakan berbeda dengan media massa yang lainnya, maka jumlah dan jenis keterampilan personil yang menjalankan tugas jurnalistik televisi, juga berbeda.
Perbedaan jg terjadi dalam hal pembiayaan, dimana anggaran yang diperlukan jauh lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dibanding dengan media massa radio dan media massa cetak surat kabar atau majalah.
Kekhususan jurnalistik televisi, juga terkait dengan kriteria personil yang terlibat dalam produksi dan penyiaran televisi. Hal ini terjadi karena media televisi merupakan
media pandang dan dengar audio-visual. Persyaratan berpenampilan baik atau identik dengann cantik dan ganteng untuk
penyiar televisi, bukanlah sekedar bahasa basi atau sekedar ungkapan, tetapi betul-betul persyaratan yang mutlak. Hal ini terkait dengan jenis media itu sendiri, sebagai media
massa pandang dan dengar. c.
jurnalistik on line on line journalism Jurnalistik on line atau on line journalism juga disebut dengan ”cyber journalism”,
yaitu proses kegiatan mencari, mengumpulkan, menyeleksi, menulis dan
menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media massa internet. Kemajuan teknologi media massa yang begitu pesat disertai kebiasaan masyarakat untuk
dapat memperoleh informasi secara super cepat, memungkinkan on line journalism berkembang pesat. Dalam proses kegiatan on line journalism, penyebarluasan informasi
didasari prinsip kebenaran dan rasa tanggungjawab, bukan sekedar menyebarluaskan informasi. Oleh karena itu dalam pengiriman informasi, jurnalis atau wartawan tetap
menaati kode etik dan peraturan-peraturan yang berlaku. Apabila ada penyebarluasan informasi melalui media massa internet tidak disertai
tanggungjawab apalagi tidak didasari kebenaran, maka itu bukanlah kegiatan jurnalistik. Disnilah letak tanggungjawab besar seorang jurnalis atau wartawan atau reporter.
Mungkin saja terjadi sesuatu yang tidak benar di masyarakat, tetapi jurnalis tetap berpegang pada kebenaran termasuk kebenaran informasi tentang sesuatu yang tidak
benar itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Dapat dibayangkan apabila ada pihak tertentu yang menyebarluaskan kebohongan, apalagi bersifat fitnah, menghasut, memecah belah dan hal-hal negatif lainnya, dapat
diperkirakan apa yang akan terjadi di masyarakat. Itulah sebabnya, boleh saja banyak orang ingin menjadi wartawan atau jurnalis atau reporter, tetapi tidak semua orang dapat
dan boleh menjadi wartawan atau jurnalis atau reporter. Karena menjadi wartawan atau reporter atau jurnalis haruslah melalui proses seleksi yang baik agar didapatkan orang
yang memenuhi prsyaratan, antara lain, dapat dipercaya, cerdas dan memiliki keberanian. Memang sulit, tetapi seperti itulah sebaiknya wartawan atau jurnalis atau reporter.
2. Jurnalistik Cetak
Jurnalistik cetak printed journalism adalah proses kegiatan mencari, rmengumpulkan, menyeleksi, menulis dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media massa
cetak seperti surat kabar, majalah dan tabloid. Di negara-negara tertentu, penulisan dan penyebarluasan buku bahkan digolongkan sebagai kegiatan jurnalistik karena jumlah buku
yang diterbitkan sangat banyak dan dilakukan secara periodik pada waktu tertentu, setiap minggu, setiap dua minggu atau setiap bulan. Dalam isi buku, banyak diangkat dari berbagai
pendapat dan peristiwa penting yang tergolong aktual. Fred Wibowo, dalam bukunya “Teknik Produksi Program Televisi” menyebutkan tiga
prinsip jurnalistik media cetak, yaitu: a.
pembaca man as reader. Dalam hal ini, pembaca bebas memilih topik, informasi atau berita yang disukai. Bertolak dari hal itu, maka sajian informasi yang menyangkut
berbagai bidang kehidupan sangat penting sebagai pilihan. Pembaca juga aktif memilih berita yang relevan dengan dirinya.
b. Write like your talk bukan write as your talk. Maknanya adalah harus objektif dan tidak
boleh memihak ketika menulis berita, reporter harus dalam posisi sebagai pihak ketiga
Universitas Sumatera Utara
dan menulis berita dengan penulisan tidak langsung indirect dan naratif menceriterakan.
- Berdasarkan Isi Content
1. Jurnalistik Pembangunan development journalism, yaitu jurnalistik yang lebih ditujukan
untuk menyebarluaskan informasi tentang keberhasilan pembangunan serta mendorong partisipasi khalayak dalam proses pembangunan. Jurnalistik ini, umumnya diterapkan di
negara-negara berkembang, seperti sebagian besar negara-negara di Afrika dan Asia termasuk Indonesia, khususnya selama masa Orde Baru.
2. Jurnalistik Reminding reminding journalism, yaitu jurnalistik yang misi utamanya
adalah memperingatkan dan mengingatkan masyarakat untuk tidak merusak atau tidak melanggar norma-norma hukum di masyarakat dan berharap akan adanya hukuman sosial
terhadap para pelanggar norma dan hukum. Jurnalistik reminding cenderung dilaksanakan secara agak tertutup walaupun tidak tertutup sekali karena dalam pelaksanaannya,
wartawan tetap menunjukkan identitas diri. Apabila menggunakan kamera foto atau kamera televisi terkadang dilakukan secara tersembunyi atau tertutup.
3. Jurnalistik Moral moral journalism adalah jurnalistik yang fokus perjuangannya pada
mewujudkan nilai-nilai moral, seperti memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan dan serta aktif memerangi korupsi, kezaliman dan kebejatan moral lainnya yang
terjadi di masyarakat Yosef, 2008:12-16.
Universitas Sumatera Utara
II.3. USES AND GRATIFICATION
Model ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak.
Pendekatan uses anda gratification untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz 1959 dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson 1959
bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan
bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan
kepada jawaban terhadap pernyataan Apa yang dilakukan media untuk khalayak what do the media do to people ? Kebanyakan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi massa
berpengaruh kecil terhadap khalayak yang dipersuasi, oleh karena itu para peneliti berbelok ke variabel-variabel yang menimbulkan lebih banyak efek kelompok.
Model uses and gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya adalah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.
Pendekatan uses and gratification sebenarnya juga tidak baru. Di awal dekade 1940- an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku
komunikasi. Penelitian yang sistematik dalam rangka membina teori uses and gratificationi telah dilakukan pada dekade 1960-an dan 1970-an, bukan saja di Amerika, tetapi juga di
Inggris, Finlandia, Swedia, Jepang dan negara-negara lain. Karl Erik Rosengren dalam karyanya yang berjudul “Uses and Gratification: A
Paradigm Outline” yang dimuat dalam “The Uses of Mass Communication” Blumer and
Universitas Sumatera Utara
Katz, 1974: 269 menyajikan paradigm uses and gratification model yang disertai penjelasan dengan gambar 2.
Gambar 2 PARADIGMA USES AND GRATIFICATIONS MODEL
Butir pertama paradigma tersebut melambangkan infrastruktur biologis dan psikologis yang membentuk landasan semua perilaku sosial manusia. Kebutuhan biologis dan psikologis
inilah yang membuat seseorang bertindak dan mereaksi. Mengenai kebutuhan biasanya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan need
hierarchy yang ditampilkan oleh Abraham Maslow 1954. Ia membedakan lima perangkat kebutuhan dasar:
a. Phsycological needs kebutuhan fisiologis
b. Safety needs kebutuhan keamanan
c. Love needs kebutuhan cinta
d. Esteem needs kebutuhan penghargaan
e. Self-actualization needs kebutuhan aktualisasi diri
3 11
Society including Media Structures
1 Basic
Needs 4
Perceived Problems
5 Perceived
Solutions 6
motives 7
Media Behavior
8 Other
Behavior 9
Gratification or Non
Gratification
2 Individual Characteristics
10 Including
Psychological Set-up. Social Position and Life History
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan hirarki tersebut, kebutuhan yang menarik perhatian para peneliti uses and gratification adalah kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan
aktulisasi diri. Butir 1, 2 dan 3 pada gambar menunjukkan interaksi antara faktor internal dan eksternal, atau dengan istilah yang konkret antara seseorang dengan masyarakat sekitar.
Dengan meninggalkan kebutuhan dasar basic needs untuk sementara, marilah kita kihat butir 2 dan 3, ciri individual individual characteristics dan ciri masyarakat societal
characteristics. Minat para peneliti terkonsentrasikan pada butir 2, ciri individual, khususnya ciri
ekstra individual, misalnya posisi sosial. Sementara itu proses intra-individual erat kaitannya dengan butir 1, 4, 5, 6 dan 9 pada paradigma tersebut.
Untuk mendapatkan kejelasan mengenai model uses and gratification ini dapat dikaji gambar 3 yang diketengahkan oleh Katz, Gurevitch dan Haas.
Gambar 3. USES AND GRATIFICATIONS MODEL Model ini memulai dengan lingkungan sosial social environment yang menentukan
kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri
Social Environment 1.
Demographic characteristics
2. Group affiliations
3. Personality
characteristic psychological
dispositions Individuals needs
1. Cognnitive needs
2. Affective needs
3. Personal
integrative needs 4.
Sosial integrative needs
5. Tension-release or
escape Nonmedia sources of
need satisfaction 1.
Family, friends 2.
Interpesonal communication
3. Hobbies
4. Sleep
5. Drugs, etc
Mass media use 1.
Media type newspaper, radio,
TV, movies 2.
Media contents 3.
Exposure to media
4. Social context of
media exposure Media gratification
functions 1.
Surveillance 2.
Diversion entertainment
3. Personal
4. Social
relationships
Universitas Sumatera Utara
kepribadian. Kebutuhan individual individual needs dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective needs, personal integrative needs, social integrative needs dan escapist
needs. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1 Cognitive needs kebutuhan kognitif
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan
menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.
2 Affective needs kebutuhan afektif
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3 Personal integrative needs kebutuhan pribadi secara integratif
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4 Social integrative needs kebutuhan sosial secara integratif
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5 Escapist needs kebutuhan pelepasan
Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
Sebagai bandingannya adalah modifikasi model uses and gratifications hasil aplikasi Jepang yang ditampilkan oleh Profesor Ikuo Takeuchi, guru besar pada Universitas Tokyo
yang juga menjadi Direktur Institute of Journalism and Communication Studies.
Universitas Sumatera Utara
Model Prof. Takeuchi yang dimuat dalam Jurnal “Studies of broadcasting” terbitan tahun 1986 itu menjelaskan paradigma uses and gratifications yang berbunyi: What kind of
people in which means of communication and how, yang terjemahannya adalah kira-kira sebagai berikut: “Jenis khalayak mana dalam keadaan bagaimana dipuaskan oleh kebutuhan
apa dari sarana komunikasi mana dan bagaimana”. Ditegaskan oleh Prof. Tekeuchi bahwa unsur-unsur yang hendaknya dihayati secara
perspektif, adalah ciri-ciri pribadi personal characteristic khalayak, kondisi sosial social conditions khalayak, kebutuhan needs khalayak, motivasi dan prilaku nyata menanggapi
terpaan komunikasi massa beserta pola kebutuhan gratifications pattern, tetapi ternyata semua faktor pada akhirnya harus dipandang sebagai faktor yang menerangkan pola
kebutuhan. Selain hubungan kelompok group relations dan ketegangan kelompok group
tensions, peristiwa-peristiwa politik dan sosial tercakup dalam kondisi sosial social condition. Tekanan-tekanan yang bersifat kondisional itu menimbulkan kebutuhan pada
khalayak yang antara satu sama lainnya memiliki ciri-ciri pribadi personal characteristics yang berbeda, dan citra media media images berdasarkan pengalaman dalam hal kebutuhan.
Dan kondisi-kondisi yang timbulnya kadang-kadang occaptional cconditions memerlukan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan motivasi bagi kebutuhan yang tertuju kepada
terpaan komunikasi massa Effendy, 2003: 287-289.
II.4. BERITA
Sebuah contoh klasik, “a dog bites a man is usual, but a man bites a dog, it is news”. Atau “seekor anjing menggigit manusia itu biasa, tetapi manusia menggigit anjing, itu baru
berita”.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun contoh diatas terkesan bombastis atau terkesan mangada-ada namun makna penting dari contoh klasik itu adalah suatu fakta yang biasa-biasa saja atau sesuatu yang
sudah lumrah terjadi kurang menarik perhatian orang pembaca, penonton atau pendengar. Karena kurang menarik, maka sebaiknya tidak perlu dijadikan berita, tetapi sebaliknya
sesuatu yang tidak biasa apalagi yang luar biasa dapat dipertimbangkan untuk dijadikan berita. Misalnya, kebijakan pemerintah di suatu daerah yang membebaskan biaya pendidikan
dari mulai tingkat Ssekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas dan bebas biaya pendidikan bagi mahasiswa yang berprestasi dan yang kurang mampu, merupakan hal yang
tidak biasanya dan oleh karena itu dapat dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai berita. Seorang bayi berkaki empat, juga termasuk yang tidak biasanya, oleh karena itu dapat
dipertimbangkan untuk dijadikan berita. Ada pula sebuah pernyataan sederhana yaitu: sebuah berita sudah pasti sebuah
informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena informasi baru daoat dikatakan sebagai berita apabila informasi itu memiliki unsur-unsur yang mempunyai
“nilai berita” atau nilai jurnalistik dan disebarluaskan kepada khalayak. Meskipun sejumlah ahli komunikasi memberikan bermacam-macam pengertian
tentang berita, namun belum ada satu pengertian berita yang dapat dijadikan patokan secara mutlak. Namun demikian sebagai pegangan dapat dikemukakan pengertian berita berikut ini:
berita adalah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa atau “news is a newly report of fact or
opinion which is important or interesting for the audience and published through mass media”.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian berita oleh beberapa ahli komunikasi: 1.
Rosihan Anwar, dalam buku J.B. Wahjudi, menyatakan “berita adalah apa yang lain adanya”, atau ”what is a different”.
Universitas Sumatera Utara
2. Michel V. Charley, dalam bukunya “Reporting”, yang dikutip J.B. Wahjudi, “news is a
timely report of fact or opinion that hold interest or importance or both for a conciderable number of people”.
3. Addison, dalam J.B. Wahjudi “All matters of fact, which a man did not know before are
news to him”. 4.
Eric C. Heppwood: News is the first report of events which is important and interesting the public attention. Berita adalah laporan pertama yang penting dan menarik perhatian
umum. 5.
J.B. Wahjudi: berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian besar khalayak, masih baru dan dipublikasikan
secara luas melalui media massa periodik.
Secara umum, berita dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu:
- Berdasarkan Tingkat Urgensi berita:
1. Hard News
Hard News adalah berita yang sangat penting terkait dengan peristiwa-peristiwa yang menegangkan, mencengangkan, mengejutkan, mengerikan,menakutkan, mengharukan dan
hal-hal lain yang menyentakkan perasaan orang. Karena menyangkut peristiwa atau masalah penting, maka perlu secepatnya diketahui masyarakat. Misalnya berita tentang pemogokan
buruh, aksi demonstrasi, perang, pembunuhan, pergantian atau pemberhentian pejabat secara tiba-tiba, keputusan pengadilan, penuntunan, kenaikan harga BBM yang menakutkan berjuta-
juta orang dan hal-hal penting lainnya. Karena berita itu sangat penting dan perlu segera diketahui masyarakat, maka naskah berita dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
panjang, cukup diungkapkan hal-hal yang menonjol atau yang paling penting saja. Pada media televisi dan radio, hard news bahkan dapat disiarkan dalam stop press yang setiap saat
Universitas Sumatera Utara
dapat disiarkan walaupun acara lain sedang berlangsung. Apabila hard news disiarkan bersama berita-berita lainnya, umumnya hard news ditempatkan pada bagian pertama.
Kesempatan berikutnya, hard news dikembangkan menjadi berita yang mendalam dan komprehensif.
2. Berita Ringan soft news
Pengertian dasar dari Berita Ringan soft news adalah kebalikan dari hard news, yaitu berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus secepatnya diketahui masyarakat.
Namun demikian, berita ini tetap dinilai menarik dan ada manfaatnya bagi khalayak sehingga tetap disiarkan atau disebarluaskan kepada khalayak. Karena dari segi urgensinya tidak
terlalu tinggi, maka penyebarluasan berita seperti ini, baik melalui media massa elektronik maupun media massa cetak, tidak harus menjadi berita pertama tetapi dapat ditempatkan pada
bagian tengah atau bagian akhir. Berita seperti ini juga dapat disebut sebagai “time less news”, yaitu berita yang penyiaran atau penyebarluasannya tidak terikat waktu. Artinya dapat
disebarluaskan pada kesempatan berikutnya. Dan apabila diolah lebih mendalam, agak panjang dan hanya tentang sebuah masalah atau kasus, dapat dikemas dalam format features.
Pada bulletin berita media televisi dan radio, biasanya soft news dan hard news tetap dimasukkan dalam satu bulletin berita, tetapi penempatannya berbeda. Hard News
disampaikan pada awal penyiaran berita sementara soft news disampaikan di tengah atau bagian akhir sebuah bulletin berita.
Perpaduan antara hard news dengan soft news dalam sebuah bulletin berita sangat penting, terutama untuk menurunkan ketegangan setelah menonton atau mendengar hard
news.
Universitas Sumatera Utara
3. Berita Penerangan informational news
Penegrtian dasar dari berita penerangan informational news adalah berita yang dikemas berupa penjelasan atau pengumuman pemerintah atau suatu lembaga Negara
melaluimedia massa tentang kebijakan baru atau sebuah keputusan penting. Misalnya presiden atau seorang menteri mengumumkan atau menjelaskan keputusan baru pemerintah
tentang kenaikan bahan bakar minyak BBM, penghapusan subsidi, konversi minyak tanah ke bahan bakar gas dan lain sebagainya.
Berita mendalam atau indepth news adalah berita yang diolah secara mendalam dengan cara mengembangkan dan melengkapi informasi yang disampaikan dalam berita
sebelumnya, atau berdasarkan informasi yang baru namun dikemas secara menarik dan mendalam. Sebuah informasi yang disampaikan kepada khalayak akan jauh lebih menarik
apabila informasi yang disampaikan itu dikemas secara baik, manarik dan mendalam.
- Berdasarkan Cara Pengolahan Berita
1. Berita Linear
Berita linear adalah berita yang pengolahannya diangkat dari satu sisi saja, tidak menyertakan informasi terkait lainnya dan tidak mendalam.
2. Berita Singkat
Berita singkat atau straight news adalah berita yang langsung menyajikan isi utama atau isi pokok informasi karena harus secepatnya diketahui masyarakat. Karena singkat dan
harus segera diketahui khalayak, maka pengolahannya tidak mendalam.
Universitas Sumatera Utara
3. Berita Mendalam indepth news
Berita mendalam atau indepth news adalah berita yang diolah secara mendalam dengan cara mengembangkan dan melengkapi informasi yang disampaikan dalam berita
sebelumnya, atau berdasarkan informasi yang baru namun dikemas secara menarik dan mendalam. Sebuah informasi yang disampaikan kepada khalayak akan jauh lebih menarik
apabila informasi yang disampaikan itu dikema secara baik, menarik dan mendalam. Sebuah peristiwa dikatakan berita apabila peristiwa tersebut mempunyai nilai berita.
Istilah nilai berita, pertama kali dikemukakan oleh Walter Lippman, tahun 1992, dalam bukunya berjudul “Public Opinion”. Walter Lippman menegaskan bahwa suatu berita
memiliki nilai layak, jika didalamnya ada unsur kejelasan clarity tentang kejadiannya, ada unsur kejutan surprise, ada unsur kedekatan proximity secara geografis, serta ada dampak
impact yang ditimbulkan. Nilai berita merupakan unsur dan kriteria yang dijadikan sebagai ukuran terhadap
fakta atau pendapat yang layak diajdikan berita untuk disebarluaskan kepada khalayak melalui media massa, baik media massa cetak maupun media massa elektronik. Sebagian ahli
komunkasi berpendapat “nilai berita” juga disebut dengan “nilai jurnalistik”. Paling tidak ada 3 ukuran utama dalam menentukan apakah suatu fakta atau pendapat
layak dijadikan berita atau tidak, yaitu penting, menarik dan actual. Atau dengan kata lain paling tidak ada 3 nilai utama dalam menentukan apakah suatu fakta atau pendapat pantas
diangkat menjadi berita, yaitu: 1.
Penting important Kata penting disini menagndung dua pengertian, yaitu fakta dan penadapat yang penting
atau orang penting atau orang ternama. Keduanya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan berita.
Universitas Sumatera Utara
a. Orang penting important people
Kegiatan dan pernyataan Orang Penting important people dan orang ternama atau Prominence wellknown people selalu menarik perhatian banyak orang. Oleh karena
itu media massa seringkali mengangkatnya menjadi sebuah berita. Orang Penting karena keahliannya. Seorang yang memiliki keahlian tertentu yang
menonjol dapat digolongkan sebagai orang penting sehingga kegiatan dan pernyataannya dapat menjadi berita. Misalnya ahli pertambangan, ahli pendidikan,
ahli politik dan ahli-ahli lainnya termasuk orang penting. Dalam Oxford Advanced Leaners Dictionary menyebutkan “Expert is a person with
special knowledge, skill or training in a particular field” atau “Seoranng ahli adalah orang yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kepelatihan khusus dalam
bidang tertentu”. Karena keahlian yan dimilikinya dan tidak dimiliki oleh semua orang, maka baik kegiatan maupun pendapat seorang ahli mempunyai nilai berita.
b. Peristiwa Penting
Dasar pertimbangan media massa tentang penting atau tidaknya suatu peristiwa, secara umum sama, yaitu penting tidaknya bagi khalayak. Peristiwa-peristiwa yang
dinilai penting misalnya, pelantikan pejabat, penangkapan koruptor, pengejaran penjahat oleh polisi, bencana alam, kecelakaan lalu lintas, pengumuman pemerintah
tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM dan lain-lain.
2. Menarik interesting
Secara manusiawi apa saja atau siapa saja yang memiliki nilai menarik dapat menimbulkan “rasa ingin tahu” seseorang. Ketertarikan manusia terhadap sesuatu bukan
saja karena peristiwa itu baru terjadi dan penting tetapi juga karena:
Universitas Sumatera Utara
a. Sesuatu yang tidak biasanya unusual
Peristiwa atau sesuatu yang ridak biasanya atau sesuatu yang tergolong aneh akan dapat menarik perhatian khalayak penonton, pendengar dan pembaca.
b. Berkaitan dengan unsur seks sex
Peristiwa yang berkaitan dengan kebutuhan biologis manusia, seperti kasus pemerkosaan, perselingkuhan, perceraian, pernikahan, pernikahan kedua, ketiga dan
seterusnya dapat menjadi sesuat yang menarik perhatian khalayak penonton, pendengar atau pembaca. Informasi seperti ini, oleh media massa di Indonesia dikemas
secara menarik dalam berbagai format dan nama acara, seperti KISS di Indosiar, Check Recheck dan SILET di RCTI, Expose di tvOne, INSERT di TransTV, Was-
Was di SCTV dan lain sebagainya. c.
Pertentangan conflict Petentangan atau konflik antar Negara, antar suku atau antar ras dan antar agama dapat
menimbulkan rasa ketertarikan khalayak tentang apa yang terjadi, mengapa hal itu bisa terjadi, bagaimana upaya penanganan konflik atau pertentangan itu.
d. Semua yang Lucu humor
Secara umum, sesuatu yang lucu yang membuat orang tertawa atau senang, seperti lawak atau pernyataan atau perbuatan yang terkesan lucu menarik perhatian orang
sehingga layak untuk diangkat menjadi bahan siaran atau dapat disebarluaskan melalui media massa.
e. Human Interest
Segala sesuatu yang memiliki nilai human interest yang menyentuh rasa insani manusia dapat menggugah perasaan orang membangkitkan rasa simpati penonton,
pendengar atau pembaca.
Universitas Sumatera Utara
f. Kedekatan proximity
Suatu peristiwa atau suatu pernyataan atau pendapat yang terjadi dekat dengan khalayak, baik dekat secara geografis maupun dekat secara emosional dapat menarik
perhatian penonton, pendengar dan pembaca. g.
Ketegangan density Suatu ketegangan dapat menarik perhatian orang.
h. Kemajuan development
Kemajuan, seperti kemajuan dalam pembangunan, kemajuan dalam hasil penelitian, kemajuan dalam usaha negosiasi dan kemajuan lainnya memiliki unsur menarik yang
berarti sehingga layak dijadikan berita.
3. Aktual actual
Salah satu unsur penting dalam kegiatan jurnalistik, khususnya dalam proses produksi berita adalah “aktualisasi”. Sesuai perrkembangan teknologi informasi saat ini .
II.5. PERSEPSI
Proses psikologis diasosialisasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal sebagai persepsi. Dengan mengutip Cohen Fisher
dikemukakan bahwa persepsi didefenisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan tentang apa
yang dapat di tangkap oleh panca indera kita. Defenisi ini melibatkan sejumlah karakteristik yang mendasari upaya kita untuk memahami proses antarpribadi.
Pertama, suatu tindakan persepsi mensyratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat di tangkap oleh indera kita. Dalam hal perspektif terhadap diri pribadi, kehadirannya sebagai
objek eksternal mungkin kurang nyata tetapi keberadaannya jelas dapat kita rasakan. Kedua,
Universitas Sumatera Utara
adanya informasi untuk diinterpretasikan. Informasi yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui sensasi atau indera yang kita miliki. Karakteristik ketiga
menyangkut sifat representative dari penginderaan. Maksudnya, kita dapat mengartikan makna sutau objek secara langsung, karena kita sebenarnya hanya mengartikan makna dari
informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut. Oleh karenanya, persepsi tidak lebih dari pengetahuan mengenai apa yang tampak
sebagai realitas bagi diri kita. Jadi, sebaiknya kita tidak kelewat yakni dengan pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi. Ironisnya pengetahuan yang biasanya paling kita yakini
adalah pengetahuan yang diperoleh melalui persepsi kita. Realitas yang kita persepsikan sering kali adalah yang paling jelas, pribadi, penting dan terpercaya bagi kita. Ini merupakan
suatu alasan mengapa komunikasi antarpribadi dan hubungan antara manusia sangat sulit “dipahami meskipun sangat mudah diketahui”.
II.5.1. Sifat-Sifat Persepsi