dengan tidak mengorbankan kemampuan dan kemampuan dan kebutuhan generasi muda di masa datang.
3. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility CSR
Menurut The World Business Council for Sustainable Development WBCSD CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas local dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka
meningkatkan mutu kehidupan. Peningkatan mutu kehidupa mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk dapat menanggapi
keadaaan sosial yang ada dan dapat menikmati, serta memanfaatkan lingkungan hidup, termasuk perubahan-perubahan yang ada dan sekaligus memelihara. Dengan
kata lain CSR merupakan cara korporat mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada masyarakat. CSR berarti perusahaan harus bertanggung jawab
atas operasinya yang berdampak buruk pada masyarakat, komunitas dan lingkungannya. Namun sebaliknya juga harus memberikan dampak positif terhadap
masyarakat sekitar. CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moaral suatu perusahaan
tarhadap para strategic stakeholders-nya, terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasinya. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah
perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya.
Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah golden rules, yang mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak memperlakukan orang lain sama seperti
apa yang mereka ingin diperlakukan. Dengan begitu, perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan memberikan manfaat terbesar bagi
masyarakat.
175
John Eklington yang terkenal dengan “The Triple Bottom Line” dalam bukunya yang berjudul “Canibalts with Forks, the Triple bottom Line of Twentieth
Century Business”. Konsep tersebut mengakui bahwa jika perusahaan ingin sustain maka perlu memperhatikan 3P, yaitu profit, people, and planet. Konsep Triple
Bottom Line tersebut merupakan kelanjutan dari konsep sustainable development yang secara eksplisit mengaitkan antara dimensi tujuan dan tanggung jawab, baik
kepada shareholder maupun stakeholder.
176
Profit, merupakan satu bentuk tanggung jawab yang harus dicapai perusahaan, bahkan mainstream ekonomi yang dijadikan pijakan filosofis
operasional perusahaan, profit merupakan orientasi utama perusahaan. Meskipun, dengan berjalannya waktu menuai protes banyak pihak, yang tidak relevan menjadi
dasar strategi operasional perusahaan. Peningkatan kesejahteraan personil dalam
175
Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Seminar Sehari “A Promise of Gold Rating : Sustainable CSR” Tanggal 23 Agustus 2006, www.menlh.go.id. Diakses tanggal 23 April
2009
176
Nor Hadi, Corporate Social Responsibility, Yogyakarta : Graha Ilmu ,2011, hlm 57
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, meningkatkan tingkat kesejahteraan pemilik shareholder, peningkatan kontribusi bagi masyarakat lewat pembayaran pajak, melakukan ekspansi usaha dan
kapasitas produksi membutuhkan sumber dana, yang hal itu dapat dilakukan apabila didukung kemampuan menciptakan keuntungan profit perusahaan.
177
People, merupakan lingkungan masyarakat community di lokasi perusahaan berada. Mereka adalah para pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan.
Dengan demikian, community memiliki interrelasi kuat dalam rangka menciptakan nilai bagi perusahaan. Perusahaan hanya mampu bertahan dengan dukungan dari
masyarakat sekitar. Planet, merupakan lingkungan fisik sumberdaya fisik perusahaan.
Lingkungan fisik memiliki signifikasi terhadap eksistensi perusahaan. Kerusakan lingkungan, eksploitasi tanpa batas keseimbangan, cepat atau lambat akan
menghancurkan perusahaan dan masyarakat. David Crowter mengurai prinsip-prinsip CSR menjadi tiga, yaitu:
178
a. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
aktivita action tetap memperhitungkan keberlanjutan sumber daya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan mengenai cara
penggunaan sumber daya sekarang dengan tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian,
177
Ibid., hlm. 58
178
David Crowter, Corporate Social Responsibility. Guler Aras Ventus Publishing Aps., 2008. Hlm. 37
Universitas Sumatera Utara
sustainability mengarah kepada upaya agar society memanfaatkan sumber daya agar tetap memperhatikan generasi masa datang.
b. Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung
jawab atas aktifitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan ketika perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Tingkat
akuntabilitas dan tanggung jawab perusahaan menentukan legitimasi stakeholder eksternal, serta meningkatkan transaksi saham perusahaan.
c. Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal.
Transparansi bersinggungan dengan pelaporan aktifitas perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal. Transparansi merupakan hal penting
bagi pihak eksternal untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman, khusunya informasi dan pertanggungjawaban berbagai
dampak dari lingkungan. Adapun alasan penting mengapa harus melakukan Corporate Social
Responsibility, yaitu untuk mendapatkan keuntungan sosial, mencegah konflik dan persaingan yang terjadi, kesinambungan usahabisnis, pengelolaan sumber daya alam
serta pemberdayaan masyarakat dan sebagai License to Operate. Jadi implementasi Corporate Social Responsibility CSR, perusahaan tidak hanya mendapatkan
keuntungan ekonomi, tetapi juga secara sosial dan lingkungan alam bagi keberlanjutan perusahaan serta mencegah terjadinya konflik.
Universitas Sumatera Utara
Corporate Social Responsibility CSR dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang makin sarat kompetisi.
CSR dapat member banyak keuntungan yaitu : 1 Peningkatan profitabilitas bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik. Banyak perusahaanperusahaan
besar yang mengimplementasikan program CSR menunjukan keuntungan yang nyata terhadap peningkatan nilai saham; 2 Menurunkan risiko benturan dengan komunitas
masyarakat sekitar, karena sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri disebuah kawasan, dengan
jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitar atau dalam
pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait; 3 Mampu meningkatkan reputasi
perusahaan yang dapat dipandang sebagai social marketing bagi perusahaan tersebut yang juga merupakan bagian dari pembangunan citra perusahaan corporate image
building. Social Marketing akan dapat memberikan manfaat dalam pembentukan brand image suatu perusahaan dalam kaitannya dengan kemampuan perusahaan
terhadap komitmen yang tinggi terhadap lingkungan selain memiliki produk yang berkualitas tinggi. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif terhadap
volume unit produksi yang terserap pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang besar terhadap peningkatan laba perusahaan. Kegiatan CSR yang
diarahkan memperbaiki konteks korporat inilah yang memungkinkan alignment
Universitas Sumatera Utara
antara manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan sosial dalam jangka panjang.
179
C. Corporate Social Responsibility CSR Dalam Undang-Undang No. 40 Tahun