Board directors harus memfokuskan perhatiannya pada corporate governance framework dalam upaya mengoptimalkan returns kepada
shareholders. h.
Corporate Citizenship Perusahaan harus tunduk dan taat pada berbagai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku pada ketentuan undang-undang yang berlaku pada wilayah hukum di mana perusahaan melakukan bisnisnya.
i. Implementasi Corporate Governance
Apabila suatu negara telah mempunyai code dalam rangka praktik GCG, maka perusahaan harus melaksanakannya.
Prinsip GCG dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang 2007 UUPT dalam memberikan perlindungan terhadap pemegang saham:
a. Transparency
Merupakan kepentingan dari para pemegang saham untuk mendapatkan informasi material suatu Perseroan. Hal ini akan berkaitan dengan dua permasalahan,
yaitu:
125
1 Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu
Perseroan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham atau calon investor untuk menanamkan modalnya.
125
Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha Jakarta: Kencana Prenanda Media
Group, 2006, hlm.74.
Universitas Sumatera Utara
2 Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari penyalahgunaan
wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan oleh direksi Perseroan. Pemenuhan informasi material
126
Perseroan secara tepat waktu, benar dan teratur yang dapat mempengaruhi pertimbangan para pemegang saham dalam
pengambilan keputusan, merupakan kewajiban dari Direksi dan atas pengawasan Dewan Komisaris untuk mengungkapkannya disclosure, kewajiban tersebut terkait
dengan prinsip accountability akuntabilitas dari Direksi dan Dewan Komisaris. Kewajiban Direksi mengenai pengungkapan informasi Perseroan di dalam UUPT
harus dilakukan dalam bentuk laporan tahunan, sebagaimana diatur dalam Pasal 66 ayat 1 dan 2 UUPT yang menyatakan bahwa :
127
1 Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan
setelah tahun buku Perseroan berakhir.
2 Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memuat sekurang-kurangnya:
a. laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas
laporan keuangan tersebut;
b. laporan mengenai kegiatan Perseroan; c. laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;
d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi
kegiatan usaha Perseroan; e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau;
126
Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan, mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau
keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
127
Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 tahun 2007, LN No. 106 tahun 2007, TLN No. 4756, ps. 66 ayat 1 dan 2.
Universitas Sumatera Utara
f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan
tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.
Berkaitan dengan kewajiban Direksi tersebut diatas dalam memberikan laporan tahunan, UUPT kembali menitikberatkan pada pemberian informasi
mengenai laporan keuangan dengan sanksinya apabila informasi yang diberikan tidak benar atau menyesatkan.
128
Perlindungan terhadap para pemegang saham dan calon pemegang saham yang cenderung melihat kondisi Perseroan dari laporan keuangan untuk menanamkan
uangnya tanpa melihat kondisi Perseroan secara mendalam. Kewajiban akan memberikan informasi Perseroan secara tepat waktu, benar dan teratur juga diatur
dalam hal penyelenggaran Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Direksi wajib memberikan informasi Perseroan yang berhubungan dengan mata acara rapat,
sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat 2 UUPT yang menyatakan bahwa : Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan
kepada para pemegang saham mengenai keadaan finansial suatu Perseroan, dimana memberikan jaminan dan kepastian bahwa harta kekayaan dari para pemegang saham
dipergunakan oleh Perseroan sesuai peruntukannya.
129
“Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi danatau Dewan Komisaris, sepanjang
128
Pasal 69 ayat 3 menyatakan bahwa dalam hal laporan yang disediakan ternyata tidak benar danatau menyesatkan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng
bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan… pasal 69 ayat 3
129
Pasal 75 ayat 2 UUPT
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan.”
Hal tersebut dimaksudkan memberikan perlindungan terhadap pemegang saham agar dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang
mempengaruhi eksistensi perusahaan dan hak pemegang saham. Meskipun dalam kenyataannya masih banyak Perseroan yang mengabaikan
hal ini dalam memberikan bahan yang berkaitaan dengan agenda rapat. Sebagimana diatur di dalam UU Perseroan, bahan-bahan RUPS harus disediakan pada saat
pemanggilan dilakukan yaitu 14 hari sebelum RUPS dilaksanakan. Biasanya pengumuman pemanggilan tersebut dicantumkan pula tentang tersedia bahan RUPS
di kantor Perseroan. Praktek yang dijumpai dalam riset, dengan mengambil RUPS tahunan hanya, hanya 34 responden yang menyediakan pada saat pemanggilan
sedangkan sisanya memberikan pada saat pemanggilan sedangkan sisanya memberikan pada saat RUPS . Hal ini tentu saja mengurangi hak pemegang saham
untuk memperoleh informasi yang tepat waktu serta memberikan kesempatan yang cukup mempelajari bahan-bahan RUPS. Akibatnya yang terjadi, RUPS hanya sekedar
“seremonial” pengesahan agenda-agenda yang sudah disusun berdasarkan keinginan pemegang saham mayoritas.
130
Prinsip perolehan informasi yang relevan mengenai perseroan pada waktu yang tepat seringakali tidak diterapkan, kecuali pada perseroan publik, itupun tidak
130
Hindarmojo Hinuri, ed., The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan Implementasi pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia Jakarta: Yayasan pendidikan Pasar
Modal Indonesia Sinergy Communication, 2002, hlm. 65.
Universitas Sumatera Utara
semuanya. Terlebih perseroan privat yang berskala menengah dan kecil yang kebanyakan tidak tercatat, bahkan sangat jarang dilakukan pertanggungjawaban
Direksi pada tiap akhir tahun buku perseroan apalagi dilakukan audit.
b. Accountability