Jenis Penelitian Instrumen Penelitian Definisi Operasional Aspek Pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui kebiasaan pencucian raskin di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Setelah dilakukan survei, akan dilanjutkan dengan melihat kandungan dan residu klorin pada raskin. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian berupa survei kebiasaan pencucian raskin melalui wawancara dilakukan di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Alasan pemilihan lokasi adalah karena daerah tersebut paling banyak KK yang menerima raskin. Untuk pemeriksaan klorin serta residu klorin akan dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan Agustus tahun 2013. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang menerima raskin di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Sidorame Timur yang terdapat sebanyak 534 KK yang memperoleh raskin. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini ada dua yaitu raskin dan keluarga yang memperoleh raskin. 1. Raskin Sampel raskin diperoleh dengan cara membeli raskin dari keluarga yang memperoleh raskin sebagai sampel yang akan diukur. Raskin yang belum dicuci akan diukur untuk melihat apakah terdapat zat pemutih atau klorin di dalam beras. Jika terdapat klorin pada beras maka beras akan dilakukan proses pencucian sebanyak 4 kali yaitu pada saat pencucian pertama akan diambil beras untuk dilihat residu klorinnya, kemudian dilakukan pencucian yang kedua dan diambil berasnya lalu dilihat residu klorinnya, dan seterusnya dilakukan sampai 4 kali pencucian. Setiap proses pencucian akan dilihat berapa residu klorin yang terdapat pada beras. 2. Keluarga yang Memperoleh Raskin Adapun kriteria sampel yaitu keluarga yang mendapatkan raskin dan yang mengonsumsi raskin. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang diperoleh dengan rumus: n = � 1+ � 2 Dimana N = Besar Populasi n = Besar Sampel d = 0,10 n = 534 1+534 0,10 2 Universitas Sumatera Utara n = 84,22 ≈ 84 Sehingga diperoleh besar sampel adalah 84 KK. Pengambilan sampel diperoleh dengan teknik systematic random sampling yaitu dengan cara membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, yang disebut dengan interval sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak antara 1 sampai dengan banyaknya anggota populasi. Kemudian ditentukan angka berapa yang akan dijadikan sampel pertama, setelah itu untuk sampel kedua dan seterusnya akan ditentukan dengan kelipatan dari interval yang sudah ditetapkan Notoatmodjo, 2010. Interval sampel = �� � ℎ � ��� �� �ℎ �� �� � �� �� � Interval sampel = 534 84 Interval sampel = 6,36 ≈ 6 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data identitas responden dan kebiasaan pencucian raskin yang meliputi bagaimana cara mencuci raskin dan berapa kali pencucian beras yang diperoleh melalui kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah ibu. b. Data hasil pemeriksaan residu klorin pada raskin

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data jumlah KK yang menerima raskin dan alamatnya. Universitas Sumatera Utara

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

3.6 Definisi Operasional

1. Raskin adalah singkatan dari beras miskin yang merupakan program pemerintah melalui subsidi beras untuk rumah tangga miskin agar masyarakat dapat mengakses beras dalam jumlah yang mencukupi. 2. Pemeriksaan zat pemutih klorin adalah pengukuran yang dilakukan untuk melihat apakah terkandung zat pemutih klorin pada raskin yang dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode Argentometri di Laboratorium Ilmu Dasar Universitas Sumatera Utara. 3. Residu zat pemutih klorin adalah jumlah sisa klorin yang terkandung pada raskin setelah dilakukan pencucian. 4. Kebiasaan pencucian raskin adalah kegiatan yang biasanya dilakukan berulang- ulang seperti cara mencuci dan penggantian air cucian raskin sebelum raskin dimasak. 5. Cara mencuci raskin adalah cara yang biasa dilakukan oleh ibu dalam mencuci beras sebelum dimasak. 6. Frekuensi penggantian air cucian adalah berapa kali ibu mengganti air pada saat mencuci beras.

2.7 Aspek Pengukuran

1. Kebiasaan Pencucian Raskin Bahwa kebiasaan pencucian raskin diukur melalui kuesioner dan hasilnya akan dinarasikan. Universitas Sumatera Utara 2. Karakteristik Responden a. Pekerjaan Pekerjaan responden dikelompokkan menjadi: a. IRT b. Wiraswasta b. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden dikelompokkan menjadi: a. SD b. SMP c. SMA c. Tingkat Penghasilan Keluarga Tingkat Penghasilan Keluarga dikelompokkan berdasarkan tinggi rendahnya Pendapatan keluarga Upah Minimum Kota Medan tahun 2013: a. Tinggi ≥ Rp. 1.650.000 b. Rendah Rp. 1.650.000 3. Pengukuran zat pemutih klorin dan residu klorin Pengukuran zat pemutih klorin dilakukan dan diperiksa di Laboratorium Ilmu Dasar Universitas Sumatera Utara. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Argentometri Yoshida, dkk, 1976. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur pemeriksaan klorin, yaitu: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan untuk Pengukuran Zat Pemutih Alat Bahan Buret AgNO 3 0,05 N Beaker Glass Aquadest Cawan Porselin Asam asetat Erlenmeyer Beras Hot Plate CaO Kertas Saring Whatman K 2 CrO 4 1 Pengaduk Ph Meter Plastik Pipet Tetes Statif And Klem Timbangan Tanur a Prosedur pemeriksaan klorin: 1 Sampel beras dihaluskan 2 Sebanyak 1 gram sampel dimasukkan ke dalam cawan porselin dan tambahkan CaO 3 Kemudian tambahkan aquadest secukupnya lalu diaduk 4 Masukkan ke dalam tanur selama 90 menit pada suhu 550 o C 5 Setelah di tanur selama 90 menit, keluarkan cawan porselin dari tanur dan didinginkan 6 Tambahkan 15 ml aquadest panas sambil di hot plate 7 Saring dengan kertas saring whatman 8 Kemudian residunya dicuci lagi dengan aquadest panas sebanyak 10 ml dan disaring 9 Diukur pH-nya, tambahkan asam asetat sampai dengan pH 6-7 10 Kemudian tambahkan 5 tetes K 2 CrO 4 1 Universitas Sumatera Utara 11 Titrasi dengan larutan standar AgNO 3 0,05 N hingga terjadi perubahan warna menjadi coklat kemerahan 12 Ukur volume AgNO 3 0,05 N yang digunakan sampai terbentuk warna coklat kemerahan Untuk 1 g sampel: Kadar Klorin = V x N x 0,177 x 100 Keterangan: V = Volume AgNO 3 0,05 N yang dipakai N = Normalitas larutan AgNO 3

3.8 Teknik Analisis Data