Kerangka Konsep TINJAUAN PUSTAKA

semakin besar. Hilangnya klorin pada beras bergantung juga pada kandungan klorin itu sendiri. Kebiasaan ibu-ibu di masyarakat dalam mencuci beras adalah mencuci beras sampai airnya bersih. Pada beras berklorin, air cucian beras terlihat tidak keruh. Hal ini membuat para ibu merasa tidak perlu mencuci beras berulang-ulang. Beberapa ibu hanya mencuci beras sebanyak 1 sampai 3 kali. Padahal klorin pada beras akan larut ketika dicuci, untuk itu perlu dilakukan pencucian yang berulang-ulang pada beras berklorin meskipun hal itu akan mengurangi vitaminnya. Kebiasaan ibu-ibu rumah tangga di Indonesia, beras dicuci sebelum dimasak. Pencucian dengan air yang banyak atau dengan air yang mengalir dengan diaduk keras-keras dengan tangan sampai air cuciannya bening, adalah cara yang tidak dianjurkan. Dengan cara mencuci demikian, banyak zat gizi yang larut dalam air akan terbuang percuma yang terpenting adalah berbagai vitamin dari kelompok vitamin B Lukman, 2010. Mencuci yang baik adalah beras diletakkan dalam wadah kemudian diberi air bersih, lalu diaduk dengan ringan saja, agar kotoran yang lebih ringan dari air akan terapung dan dapat dibuang bersama air pencuci itu. Mencuci cukup satu kali saja, tidak perlu diulang-ulang sampai air pencucinya menjadi bening Lukman, 2010.

2.5 Kerangka Konsep

Pada kerangka konsep berikut dapat dilihat bahwa peneliti ingin mengetahui kebiasaan pencucian raskin di masyarakat dan residu klorinnya. Kebiasaan yang akan dilihat mulai dari bagaimana cara mencuci raskin dan berapa kali penggantian air Universitas Sumatera Utara cucian raskin. Dengan adanya dugaan klorin pada raskin, maka akan dilihat kebiasaan pencucian raskin di masyarakat, dimana kandungan korin pada beras akan mengalami penurunan dengan perlakuan pencucian seperti cara mencuci raskin dan berapa kali penggantian air cucian raskin. Sebagaimana diketahui bahwa klorin memiliki sifat larut dalam air. Sehingga dari kebiasaan yang ada di masyarakat, akan dilihat seberapa besar residu klorin dalam beras. Gambar 2.1 Kerangka Konsep Kebiasaan pencucian di masyarakat: 1. Cara mencuci 2. Frekuensi penggantian air cucian Residu Klorin pada raskin Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui kebiasaan pencucian raskin di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Setelah dilakukan survei, akan dilanjutkan dengan melihat kandungan dan residu klorin pada raskin. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian berupa survei kebiasaan pencucian raskin melalui wawancara dilakukan di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Alasan pemilihan lokasi adalah karena daerah tersebut paling banyak KK yang menerima raskin. Untuk pemeriksaan klorin serta residu klorin akan dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan Agustus tahun 2013. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang menerima raskin di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Sidorame Timur yang terdapat sebanyak 534 KK yang memperoleh raskin. Universitas Sumatera Utara