Klorin Pada Beras Sebelum Dilakukan Pencucian dan Sesudah Dilakukan Pencucian

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Klorin Pada Beras Sebelum Dilakukan Pencucian dan Sesudah Dilakukan Pencucian

Klorin biasa digunakan sebagai pemutih. Klorin yang ditambahkan ke dalam beras juga berfungsi untuk memutihkan beras agar terlihat putih bersih dan mengkilap. Beras yang kualitasnya kurang bagus biasanya akan ditambahkan klorin oleh pedagang-pedagang yang curang agar beras yang tadinya kualitasnya buruk akan terlihat seperti beras kualitas baik. Berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh bahwa terdapat klorin pada raskin. Dari hasil pemeriksaan diperoleh kandungan klorin sebesar 17,70 pada raskin. Namun, kandungan klorin pada raskin mengalami penurunan setelah dilakukan pencucian terhadap raskin. Proses pencucian yang dilakukan sebanyak 4 kali. Pada pencucian pertama diperoleh kandungan klorin 14,16. Pada pencucian kedua diperoleh kandungan klorin 10,18. Pada pencucian ketiga diperoleh kandungan klorin 5,75. Pada pencucian keempat diperoleh kandungan klorin 3,98. Hal ini terbukti semakin banyaknya pencucian yang dilakukan semakin banyak juga klorin yang terlarut dengan air pencucian beras. Hal ini sesuai dengan sifat klorin yang dapat larut dengan mudah dalam air Oxtoby, dkk, 2003. Klorin merupakan bahan pemutih yang biasa digunakan sebagai pemutih pakaian ataupun pemutih kertas. Klorin juga digunakan sebagai desinfektan pada pengolahan air minum. Klorin yang digunakan adalah gas klor Cl 2 atau kalsium Universitas Sumatera Utara hipoklorit CaOCl 2 . Klorin ini pun digunakan pada beras untuk membuat beras terlihat lebih putih dan bersih. Klorin merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dijumpai dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsur atau senyawa lain membentuk garam natrium klorida NaCl. Klorin merupakan hasil tambahan yang dibuat dari sodium hydroxide dengan jalan mengelektrolisasikan Sodium hydroxide. Klorin memiliki sifat sebagai oksidator kuat, memudahkan klorin berikatan dengan senyawa lain, membentuk senyawa- senyawa yang bersifat racun seperti senyawa organoklorin yang memiliki efek karsinogen Hasan, 2006. Pada umumnya bahan kimia yang digunakan sebagai pemutih adalah bahan kimia yang bersifat mengoksidasi. Beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai pemutih antara lain: kaporit CaOCl 2 , kalsium hipoklorit CaOCl 2 , natrium hipoklorit NaOCl, dan natrium perborat NaBO 3 Dian, 2013. Pemutih tersedia dalam bentuk larutan atau serbuk. Bahan aktif dalam pemutih cair adalah natrium hipoklorit NaClO, sedangkan bahan aktif dalam serbuk pemutih adalah kalsium hipoklorit CaOCl 2 . Senyawa hipoklorit mudah melepaskan gas klorin. Bahan aktif dalam pemutih tergolong bahan yang reaktif Rini, 2012. Kalsium hipoklorit merupakan bahan kimia berwujud padat dan berwarna putih. Kalsium hipoklorit CaOCl 2 menghasilkan dua kali lebih banyak ion hipoklorit dalam larutan sehingga membuatnya menjadi lebih efektif sebagai pemutih. Dibuat dengan mengalirkan gas klor ke dalam kalsium hidroksida. Kalsium Universitas Sumatera Utara hipoklorit merupakan pembawa gas klor yang stabil. Dampak negatif yaitu bersifat racun bila terkena kulit dan terhirup Oxtoby, dkk, 2003. Raskin merupakan beras IR III kelas medium. Raskin yang diterima masyarakat berasal dari Bulog. Raskin disimpan terlebih dahulu di gudang bulog dalam jangka waktu tertentu sebelum didistribusikan ke masyarakat. Beras yang disimpan dalam waktu yang lama akan mengalami penurunan kualitas. Untuk mempertahankan kualitas beras menjadi tetap baik, kemungkinan dilakukan penambahan zat pemutih seperti klorin pada beras agar terlihat lebih putih. Klorin biasa digunakan untuk pemutih kertas dan pemutih pakaian. Apabila klorin digunakan pada bahan pangan, pastinya akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Pada kain, cara kerja bahan pemutih yaitu bahan pemutih bereaksi mengoksidasi dengan kotoran sehingga kotoran tidak tampak lagi kain terlihat lebih bersih. Selain dengan kotoran, bahan pemutih juga akan bereaksi dengan zat warna pada kain berwarna. Bahan pemutih pakaian umumnya mengandung senyawa klorin yang dapat merusak serat kain dan warna pakaian. Selain itu, senyawa klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Mengingat sifat bahan pemutih di atas, dituntut kehati-hatian pada penggunaan bahan pemutih Dian, 2013. Klorin yang digunakan untuk memutihkan pakaian biasanya dapat merusak pakaian apabila penggunaannya berlebihan. Apalagi apabila klorin digunakan ke dalam bahan pangan, tentunya akan sangat membahayakan kesehatan. Bahaya kesehatan yang terjadi apabila klorin masuk ke dalam tubuh manusia memang tidak terjadi dalam waktu singkat tetapi dalam jangka waktu panjang. Universitas Sumatera Utara Dampak dari kandungan klorin pada beras sangatlah berbahaya bagi kesehatan tubuh. Dampaknya memang tidak terjadi sekarang. Bahaya kesehatan akan muncul 15 sampai 20 tahun mendatang, khususnya apabila beras tersebut dikonsumsi secara terus-menerus. Bahaya yang ditimbulkan antara lain dapat menyebabkan terganggunya sistem saraf dan ginjal. Gangguan kesehatan lainnya yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi beras yang mengandung klorin dalam jangka panjang adalah gangguan usus, ginjal dan hati Saridewi, 2012. Klorin merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan, ditinjau dari segi manapun penggunaan zat pemutih apabila dicampurkan terhadap beras, sangat tidak dibenarkan karena dampaknya yang begitu besar bagi kesehatan manusia. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722MenkesPerIX88 tentang Bahan Tambahan Makanan, menyatakan bahwa klorin dilarang digunakan pada beras. Klorin tidak tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan BTP dalam kelompok pemutih dan pematang tepung.

5.2 Kondisi Raskin dan Pendapat Masyarakat Mengenai Rasa dari Raskin