Hasil Pemeriksaan Bahaya Fisik, Kimia dan Mikrobiologis

penggilingan dan perendaman tahu yang sudah jadi. Terlihat juga jeregen-jeregen perendaman kedelai yang kotor. Bak dan jeregen yang tidak dibersihkan akan memicu produk yang dihasilkan kurang baik seperti adanya cemaran yang akan mengotori produk.

4.2 Hasil Pemeriksaan Bahaya Fisik, Kimia dan Mikrobiologis

Pemeriksaan fisik pada tahu dilakukan setelah tahap pencetakan. Pemeriksaan cemaran fisik pada tahu dilakukan untuk melihat adanya benda asing yang mungkin terikut ke produk saat proses produksi. Tabel dibawah ini menunjukkan hasil pemeriksaan bahaya fisik pada sampel Tahu Cina dan Tahu Sumedang. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahaya Fisik pada Tahu Produk Bahaya fisik Tahu Cina Kedelai hitam, pasir Tahu Sumedang Kedelai hitam Dari tabel 4.1 diatas terlihat bahwa kedua jenis tahu tercemar oleh kedelai hitam, pasir, yang menyebabkan produk menjadi kelihatan kotor, tidak putih bersih seperti idealnya tahu. Hal ini disebabkan karena baik pada proses pembuatan Tahu Cina maupun Tahu Sumedang tidak dilakukan tahap sortasi pada kedelai yaitu memisahkan kedelai yang bagus dan kurang bagus. Selain itu juga tidak ada pencucian kedelai sebelum diproses sehingga didapati pasir pada produk. Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan bahaya kimia pada tahu dilakukan untuk mengetahui kadar bahan penggumpal CaSO4 pada Tahu Cina, adanya formalin pada kedua jenis tahu dan kandungan logam berat timbal, tembaga, arsen pada kedua jenis tahu. Dari hasil pemeriksaan di laboratorium, diperoleh hasil kadar kalsium sulfat sebesar 1,02 bb 1,02 gram kalsium sulfat dalam 100 gram larutan sari kedelai, sedangkan baku mutu yang ditetapkan hanya 0,1 bb 0,1 gram kalsium sulfat dalam 100 gram larutan sari kedelai. Angka ini menunjukkan bahwa kadar kalsium sulfat sebagai bahan penggumpal untuk pembuatan Tahu Cina melebihi standar yang ditetapkan. Hal ini disebabkan penggunaan kalsium sulfat tidak menggunakan takaran, atau hanya diperkirakan seadanya saja oleh pekerja. Tabel 4.2 Pemeriksaan Formalin pada Tahu Produk Hasil Tahu Cina Tahu Sumedang Positif Positif Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa kedua jenis tahu yang menjadi sampel positif mengandung formalin. Formalin berfungsi sebagai pengawet supaya tahan beberapa hari karena tahu yang tidak diberi pengawet hanya akan bertahan satu hari. Pada kenyataannya, formalin sebagai bahan pengawet dilarang ditambahkan pada makanan karena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Pemeriksaan Logam Berat pada Tahu mgkg Produk Baku mutu Timbal Hasil uji Baku mutu Tembaga Hasil uji Baku mutu Arsen Hasil uji T.Cina Maks. 2,0 0,02 Maks. 30 2,41 Maks. 1,0 0,03 T.Sumedang 0,02 3,23 0,03 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa cemaran logam berat yaitu timbal, tembaga dan arsen pada kedua jenis tahu belum melewati baku mutu yang sudah ditetapkan. Pemeriksaan bahaya mikrobiologi dilakukan pada air perendaman kedelai dan pada tahu yang sudah jadi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan jumlah bakteri E.coli maupun Salmonella . Tabel 4.4 Pemeriksaan Mikrobiologi pada Air Perendaman Kedelai Sampel E.coli Salmonella Baku mutu Satuan Hasil uji Baku mutu Satuan Hasil uji 1. 10 100ml MPN 100ml 16000 Colml 2. 10 100ml MPN 100ml 16000 Colml Keterangan. 1 : air perendaman kedelai Tahu Cina 2: air perendaman kedelai Tahu Sumedang Satuan yang digunakan untuk pemeriksaan E.coli yaitu Most Probable Number dalam 100 mililiter sampel air perendaman kedelai MPN100ml atau Angka Paling Mungkin100mililiter APM100ml. Sedangkan untuk pemeriksaan Salmonella digunakan satuan kolonimililiter sampel colml. Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas kedua air perendaman kedelai negatif untuk pemeriksaan Salmonella . Sedangkan untuk keberadaan E.coli kedua air perendaman sama-sama mengandung E.coli dengan jumlah 16000100ml. Hal ini menunjukkan bahwa air yang digunakan sangat tercemar. Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Mikrobiologis pada Tahu. Sampel E.coli Salmonella Baku mutu Satuan Hasil Uji Baku mutu Satuan Hasil uji T.Cina MPN100ml Negatif Col25 gr Negatif T.Sumedang 0- 0 MPN100ml Negatif Col25 gr Negatif Tabel 4.5 di atas menunjukkan tidak ada pertumbuhan E.coli untuk kedua jenis tahu, juga hasil pemeriksaan negatif untuk Salmonella. E.coli yang terdapat pada air perendaman mati saat proses perebusan dengan suhu yang tinggi sehingga tidak ditemukan lagi pada produk. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Analisis Bahaya pada Proses Pembuatan Tahu Cina di Industri Rumah Tangga Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Proses pembuatan Tahu Bahaya MKF Jenis bahaya Sumber bahaya Cara pencegahan Perendaman F M Ranting, lumut E.coli Terikut dari kedelai, dari bak perendaman Air Melakukan sortasi, membersihkan bak Memakai air bersih Penggilingan K Logam berat Mesin penggiling Membersihkan alat penggiling Perebusan K Logam berat Pipa untuk menyalurkan uap Mengganti pipa secara rutin Penyaringan Penggumpalan K CaSO 4 Bahan penggumpal Penggunaan bahan penggumpal sesuai takaran Pencetakan M Keringat pekerja, Pekerja Pekerja memakai pakaian Keterangan.: M= mikrobiologi ; K = kimia ; F = fisik Tabel 4.7 Analisis Resiko Bahaya Produk Kelompok bahaya Kategori resiko A B C D E F Tahu Cina √ √ 4 Tahu Sumedang √ √ 4 Keterangan Bahaya A: bahaya yang dapat menyebabkan produk yang ditujukan untuk kelompok beresiko menjadi tidak steril. Bahaya B: produk mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya mikro biologi Universitas Sumatera Utara Bahaya C: proses yang tidak diikuti dengan langkah pengendalian terhadap mikroba berbahaya Bahaya D: produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengepakan Bahaya E: bahaya pada penanganan saat distribusi atau penanganan oleh konsumen sehingga menyebabkan produk menjadi berbahaya apabila dikonsumsi Bahaya F: yaitu bahaya yang timbul karena tidak adanya proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan atau ketika dimasak di rumah Kategori 0: Jika bahan pangan mengandung bahaya A atau ditambah dengan bahaya yang lain Kategori 1: Jika bahan pangan mengandung lima karakteristik bahaya B,C,D,E,F Kategori 2: Jika bahan pangan mengandung empat karakteristik bahaya antara B-F Kategori 3: Jika bahan pangan mengandung tiga karakteristik bahaya antara B – F Kategori 4: Jika bahan pangan mengandung dua karakteristik bahaya antara B – F Kategori 5: Jika bahan pangan mengandung satu karakteristik bahaya antara B -F Kategori 6: Jika tidak terdapat bahaya Dari tabel analisis resiko bahaya di atas, kedua tahu berada pada kelompok bahaya B yaitu produk mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya mikro biologi. Tahu menjadi sensitif terhadap bahaya mikrobiologi karena tahu mengandung air sehingga menjadi rentan sebagai tempat bertumbuhnya jamur maupun bakteri. Bahaya E yaitu bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan oleh konsumen sehingga menyebabkan produk menjadi berbahaya apabila dikonsumsi. Bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi yaitu penjual kemungkinan menjual tahu yang sudah basi atau lama sehingga bisa membahayakan konsumen seperti menyebabkan diare. Berdasarkan tingkat bahaya, tahu berada pada kategori 4 yaitu bahan pangan mengandung dua karakteristik bahaya antara B-F. Universitas Sumatera Utara

4.3 Pohon keputusan penentuan Titik Kritis pada Tiap Tahap Proses Pembuatan Tahu Cina

Dokumen yang terkait

Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

19 269 107

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Formalin Pada Tahu Hasil Industri Rumah Tangga di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016

9 41 129

Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

0 0 13

Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

0 0 2

Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

0 1 7

Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

0 0 23

Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

0 3 3

Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

0 0 12

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Formalin Pada Tahu Hasil Industri Rumah Tangga di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Formalin Pada Tahu Hasil Industri Rumah Tangga di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2