Pengenceran dilanjutkan hingga terbentuk suspensi akhir dengan pengenceran 10
-6.
3. Dengan menggunakan pipet ambil 1 ml dari setiap pengenceran 10
-1
, 10
-2
dst masukkan ke dalam cawan petri steril. Lakukan secara duplo untuk setiap pengenceran.
4. Ke dalam cawan petri tuang 12 ml – 15 ml PCA, cawan petri digoyang
hingga suspensi tersebar merata 5.
Setelah agar menjadi padat, cawan diinkubasi pada suhu 22°C ± 1°C selama 48 jam ± 2 jam dalam posisi dibalik
6. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung Harmita dan Maksum,
2006
3.7.3 Uji Kandungan Logam Berat dengan Metode Atomic Absorption Spectrometry AAS
a. Peralatan
1 Perangkat AAS
2 Tanur
3 Hot plate
4 Batang pengaduk
5 Kertas saring
6 Timbangan
b. Bahan
1
Tahu Cina dan Tahu Sumedang
2 Larutan HNO3 6,5
Universitas Sumatera Utara
3 Aquadest
c. Prosedur
1. Timbang sampel sebanyak 5 gram, ditanur selama jam pada suhu tanur
300°C 2.
Sampel yang sudah ditanur didiamkan hingga dingin 3.
Larutan HNO
3
6,5 sebanyak 10 ml di masukan ke dalam sampel yang telah di tanur.
4. Sampel di panaskan pada hot plate selama 5 menit
5. Sampel diaduk menggunakan batang pengaduk agar tercampur dengan larutan
6. Sampel disaring menggunakan kertas saring lalu campurkan aquadest sampai
larutan mencapai 50ml 7.
Menyiapkan alat AAS yang telah tersambung dengan komputer yang akan mencatat hasil analisis Darmono, 1995.
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh di lapangan beserta hasil pemeriksaan laboratorium diolah secara manual, disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Sari Rejo adalah satu dari lima kelurahan di Kecamatan Medan Polonia. Di daerah ini terdapat 12 Industri Rumah Tangga pembuatan tahu dimana 11
industri yang memroduksi Tahu Sumedang berada di daerah Jalan Ayahanda dan 1 industri yang memproduksi Tahu Cina berada di Jalan Langgar. Industri rumah
tangga pembuatan tahu yang menjadi lokasi penelitian yaitu 1 industri yang berada di Jalan Ayahanda dan 1 indutri Tahu Cina yang berada di Jalan Langgar. Daerah ini
lumayan strategis menjadi tempat pembuatan tahu karena bahan baku kedelai berupa kedelai impor mudah diperoleh yang dipasok dari daerah Helvetia juga adanya lahan
yang tersedia sebagai tempat berdirinya industri rumah tangga. Industri rumah tangga pembuatan Tahu Cina mempunyai luas kira-kira 9x6
meter, dengan bentuk huruf L. Industri ini memiliki halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai tempat parkir truk pengangkut kedelai dan tahu. Industri ini
menggunakan 3 mesin penggiling kedelai dan 3 mesin perebusan bubur kedelai yang digunakan secara bersamaan setiap hari untuk menghemat waktu kerja, dan 1 alat
penyaring. Di sebelah ruangan produksi terdapat satu tungku berukuran besar yang digunakan untuk memanaskan air dalam pipa dan uap yang nantinya keluar dari pipa
akan digunakan untuk merebusmendidihkan bubur kedelai.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Penggilingan Kedelai Gambar
4.2 Pemindahan
Bubur Kedelai Hasil Penyaringan ke Wadah
Penggumpalan
Dari gambar 4.1 dan 4.2 di atas, peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan Tahu Cina tidak terawat, terlihat dari mesin yang sudah usang dan
berkarat. Begitu juga dengan drum yang digunakan untuk memindahkan bubur kedelai hasil saringan ke wadah penggumpalan terlihat berwarna coklat dan kotor.
Peralatan yang tidak bersih seperti ini bisa mencemari produk karena terlepasnya kotoran atau cemaran dari peralatan yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Tidak berbeda jauh dengan industri pembuatan Tahu Cina, industri pembuatan Tahu Sumedang juga menggunakan tungku untuk menyalurkan uap yang dibutuhkan
untuk proses perebusan bubur kedelai. Dengan luas bangunan kira-kira 7x7 meter, disinilah diproduksi Tahu Sumedang setiap hari dengan menggunakan satu alat
penggiling kedelai, dua kuali perebusan dan dua alat penyaring. Sisi kanan dan kiri industri digunakan sebagai area pencetakan tahu dengan meletakkan baki-baki
pencetakan dalam posisi berjajar.
Gambar 4.3 Proses Pembuatan Tahu Sumedang
Dari gambar terlihat ada dua buah bak penampungan air, yang satu berlumut dan bak yang lain berwarna cokelat. Bak ini digunakan untuk menampung air yang
akan digunakan untuk proses pembuatan tahu seperti pada perendaman kedelai,
Universitas Sumatera Utara
penggilingan dan perendaman tahu yang sudah jadi. Terlihat juga jeregen-jeregen perendaman kedelai yang kotor. Bak dan jeregen yang tidak dibersihkan akan
memicu produk yang dihasilkan kurang baik seperti adanya cemaran yang akan mengotori produk.
4.2 Hasil Pemeriksaan Bahaya Fisik, Kimia dan Mikrobiologis