Perawatan luka berdasarkan etiologinya Suriadi, 2004

4. Perawatan luka dalam yang bersih dengan sedikit eksudat

Bila jumlah eksudat sudah berkurang, maka silastic foam merupakan suatu cara pembalutan yang sangat bermanfaat khususnya pada luka dalam yang bersih berbentuk cawan, seperti sinus pilonidal yang sudah dieksisi, atau dekubitus luas didaerah sakrum. Untuk luka yang lebih kecil, pasien atau yang memberi perawatan, dapat melakukan desinfeksi dua kali sehari dengan foam stent atau menutup luka tersebut.

b. Perawatan luka berdasarkan etiologinya Suriadi, 2004

1. Luka insisi bedah Lakukan pengkajian kondisi area operasi yang meliputi kondisi balutan, adanya perdarahan, drain, insisi atau jahitan. Lakukan pembersihan luka dimulai pada pusat luka ke arah keluar dan secara perlahan-lahan karena luka setelah operasi terdapat sedikit edema. Gunakan normal salin untuk membersihkan luka. Hindari penggunaan larutan yang bersifat sitotoksik seperti hydrogen perokside dan povidone iodine karena dapat merusak jaringan dan memperlambat penyembuhan luka. Pertahankan kondisi luka tetap bersih dan termasuk lingkungan tempat tidur pasien. Penggantian balutan tergantung pada kondisi balutan bersih atau kotor. Bila kondisi balutan kering dan bersih balutan diganti 2 atau 3 hari sekali setelah operasi dan juga tergantung jenis balutan yang digunakan. Jenis balutan yang disarankan adalah balutan yang dapat mempertahankan kelembaban. Penggunaan kasa dan salin normal, saat Universitas Sumatera Utara penggantian balutan kering akan menekan permukaan yang mengakibatkan pertumbuhan jaringan sehat yang terganggu dan menimbulkan rasa nyeri. 2. Ulkus Arteri Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi, bila keadaan luka kering dan eskar keras, jangan lakukan debridemen. Hindari terapi kompresi karena dapat menghambat aliran darah. Lakukan balutan dengan teknik steril dan pertahankan lingkungan dalam keadaan lembab. Gunakan balutan hidrokoloid jika ada untuk menjaga kelembaban lingkungan luka. Pada saat berbaring posisi kepala ditinggikan 5 sampai 7 derajat yang bertujuan untuk menyokong sirkulasi daerah kulit dan ke bagian ekstremitas. 3. Ulkus Vena Lakukan pengkajian kondisi area luka. Ganti balutan dengan teknik steril. Bersihkan luka dengan salin normal. Bila terdapat jaringan nekrotik lakukan debridemen. Lakukan terapi kompresi, yang bertujuan untuk memperlancar aliran limfatik, reduksi tekanan vena superfisial dan mengurangi aliran balik ke pembuluh vena yang dalam. Pemberian obat topikal tergantung jumlah eksudat dan ukuran luka, ada tidaknya infeksi dan karakteristik sekeliling luka. Apabila menggunakan balutan untuk kelembaban lingkungan dapat menggunakan hidrokoloid, transparan film, dan foam. Lakukan peninggian posisi pada daerah kaki, hal yang dapat meningkatkan sensitivitas pada sekeliling luka.; hindari larutan atimikrobial, hindari bahan yang sifatnya lengket. Prinsip perawatan luka pada ulkus vena adalah meningkatkan pengisian kembali ke vena, yang akan menyebabkan statis vena menurun. Universitas Sumatera Utara 4. Neuropati perifer ulkus diabetik Penggunaan balutan pada neoropatik perifer ulkus diabetik dapat disesuaikan dengan jumlah eksudat yang dihasilkan oleh luka. Balutan yang sering digunakan adalah hidrogel. Balutan ini digunakan ketika luka sedang kering dengan tujuan menghasilkan sedikit cairan untuk melembabkan permukaan luka. Balutan foam digunakan ketika luka menghasilkan cairan eksudat yang banyak sampai sedang dan balutan alginat digunakan ketika luka menghasilkan banyak cairan eksudat. 5. Ulkus Dekubitus Perawatan luka dekubitus mencakup 3 prinsip : debridemen, pembersihan dan dressing. Debridemen dilakukan untuk mencegah infeksi yang lebih luas. Debridemen bertujuan untuk mengangkat jaringan yang sudah mengalami nekrosis. Pada setiap luka yang akan diganti selalu dibersihkan. Bahan-bahan yang perlu dihindari untuk membersihkan luka seperti povidone iodine, larutan sodium hypoclorite. Gunakan normal salin sebagai larutan pembersih luka. Gunakan balutan hidrokoloid, tetapi jika luka menghasilkan banyak cairan eksudat lebih dari 50 balutan primer dalam rentang waktu kurang dari 24 jam dan balutan sekunder telah basah gunakan alginat. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah Hidayat, 2009. Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan bahan perawatan luka di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Skema I. Kerangka penelitian penggunaan bahan pada perawatan luka Bahan-bahan yang digunakan pada perawatan luka : Balutan,Larutan pembersih, antiseptik, balutan sekunder, semprotan perekat Penggunaan bahan- bahan pada perawatan luka : -Tidak sesuai = 0-6 - Sesuai = 7-13 Universitas Sumatera Utara