Hidrokoloid Hidrofiber Larutan pembersih

Hasilnya menghindarkan luka dari trauma akibat balutan saat mengganti balutan, dan membantu proses penyembuhan. Balutan luka silikon lunak ini dirancang untuk luka dengan drainase dan luas.

d. Hidrokoloid

Balutan hidrokoloid bersifat ”water-loving” dirancang elastis dan merekat yang mengandung jell seperti pektin atau gelatin dan bahan-bahan absorben atau penyerap lainnya. Balutan hidrokoloid bersifat semipermiabel, semipoliuretan padat mengandung partikel hidroaktif yang akan mengembang atau membentuk jel karena menyerap cairan luka. Bila dikenakan pada luka, drainase dari luka berinteraksi dengan komponen-komponen dari balutan untuk membentuk seperti jel yang menciptakan lingkungan yang lembab yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan sel untuk penyembuhan luka. Balutan hidrokoloid ada dalam bermacam bentuk, ukuran, dan ketebalan. Balutan hidrokoloid digunakan pada luka dengan jumlah drainase sedikit atau sedang. Balutan jenis ini biasanya diganti satu kali selama 5-7 hari, tergantung pada metode aplikasinya, lokasi luka, derajat paparan kerutan-kerutan dan potongan-potongan, dan inkontinensia. Balutan ini diindikasi kan pada luka pada kaki, luka bernanah, sedangkan kontraindikasi balutan ini adalah tidak digunakan pada luka yang terinfeksi.

e. Hidrofiber

Hidrofiber merupakan balutan yang sangat lunak dan bukan tenunan atau balutan pita yang terbuat dari serat sodium carboxymethylcellusole, beberapa bahan penyerap sama dengan yang digunakan pada balutan hidrokoloid. Komponen-komponen balutan akan berinteraksi dengan drainase dari luka untuk Universitas Sumatera Utara membentuk jel yang lunak yang sangat mudah dieliminasi dari permukaan luka. Hidrofiber digunakan pada luka dengan drainase yang sedang atau banyak, dan luka yang dalam dan membutuhkan balutan sekunder. Hidrofiber dapat juga digunakan pada luka yang kering sepanjang kelembaban balutan tetap dipertahankan dengan menambahkan larutan normal salin. Balutan hidrofiber dapat dipakai selama 7 hari, tergantung pada jumlah drainase pada luka Briant, 2007.

b. Larutan pembersih

Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang tepat untuk membersihkan luka dan menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cedera pada jaringan luka AHPCR, 1994. Tujuan pembersih luka adalah untuk menegeluarkan debris organik maupun anorganik sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan lingkungan yang optimum pada tempat luka untuk proses penyembuhan. Adanya debris yang terus menerus, termasuk benda asing, jaringan lunak yang mengalami devitalisasi, krusta, dan jaringan nekrotik dapat memperlambat penyembuhan dan menjadi fokus infeksi. Membersihkan luka dengan lembut tetapi mantap akan membuang kontaminan yang mungkin akan menjadi sumber infeksi. Menurut pedoman AHCPR 1994, cairan pembersih yang dianjurkan adalah Sodium klorida. Normal salin aman digunakan pada kondisi apapun LilleyAucker, 1999. Sodium klorida atau natrium klorida tersusun atas Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah Universitas Sumatera Utara Henderson, 1992. Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,90 . Ini adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk alasan ini Sodium Klorida disebut juga salin normal Lilley Aucker, 1999. Normal salin merupakan larutan isotonis yang aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembapan disekitar luka, membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah Bryant, 2007.

c. Agen topikal