Hubungan Persepsi Kepemimpinan Ka Instalasi Dengan Kinerja Karu di RSDK Semarang.

menduduki jabatan tersebut diperlukan persyaratan tertentu yaitu Ahli Madya Keperawatan, pengalaman sebagai pelaksana perawatan 3-5 tahun, memiliki kondisi sehat jasamani dan rohani yang sehat, diharapkan kemampuan dan keterampilan seseorang dengan semakin tua umur maka pemahaman terhadap masalah akan lebih dewasa dalam bertindak. 20 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kinerja Karu di RSDK Semarang. Tingkat pematangan seseorang yang didapat dari bekerja seringkali berhubungan dengan penambahan umur. 27 Sedangkan pada hasil penelitian nilai rho yang diperoleh adalah negatif - 0,198, berarti hubungan berlawanan, yaitu semakin bertambahnya usia, tidak mempengaruhi kinerja Karu. Hal ini dikarenakan untuk menjabat sebagai Karu tidak ditentukan oleh umur seseorang melainkan syarat Karu terpenuhi. Dengan adanya syarat untuk menjabat sebagai Karu diharapkan dan dengan dibekali pelatihan-pelatihan yang memadai diharapkan kinerja Karu semakin baik. Adapun syarat sebagai Karu di RSDK Semarang adalah sebagai berikut: pendidikan minimal DIII Keperawatan, masa kerja minimal 5 tahun, memiliki sertifikat manajer keperawatan, sudah pernah menjadi pengamat, berwibawa, dan sehat.

4. Hubungan Persepsi Kepemimpinan Ka Instalasi Dengan Kinerja Karu di RSDK Semarang.

Berdasarkan tabel 4.6 rekapitulasi jawaban responden tentang persepsi kepemimpinan Ka Instalasi atasan langsung Karu bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban bahwa kepemimpinan Ka Instalasi kurang, sebagaian jawaban ragu-ragu dan tidak setuju tentang pertanyaan Ka Instalasi memberikan bimbingan dan pengarahan kepada bawahan untuk bekerja dengan baik, mampu menggugah partisipasi karyawan untuk aktif dalam keperluan organisasi, sedangkan jawaban responden sangat setuju terhadap pertanyaan Ka Instalasi tidak mempunyai visi dan misi yang jelas, tidak mampu menumbuhkan kepercayaan diri bawahan akan tantangan masa depan, tidak pernah memberikan umpan balik jika karyawan bekerja dengan baik. Hal tersebut disebabkan Ka Instalasi atasan langsung Karu adalah Dokter Spesialis yang mempunyai banyak tugas sehingga mengganggu tugas utama sebagai Ka Instalasi. Adapun upaya yang perlu dilakukan yaitu adanya kebijakkan Direktur dalam mengangkat Ka Instalasi betul- betul yang Ka Instalasi mempunyai komitmen tinggi, memahami tugas Ka Instalasi dan mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas Manajerial di Ruang Rawat Inap, perlu pelatihan dan bimbingan untuk melancarkan pelaksanaan tugas Ka Instalasi disertai dengan penilaian kinerja Ka Instalasi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara persepsi kepemimpinan Ka Instalasi dalam hal ini atasan langsung Karu dengan kinerja Karu Rawat Inap dalam melaksanakan uraian tugas di RSDK Semarang p value: 0,002, Dari tabel 4.22. terlihat bahwa diantara 100 Karu yang berkinerja baik, mempunyai persepsi kepemimpinan Ka Instalasi kurang, dibandingkan dengan 28,6 yang mempunyai persepsi kepemimpinan Ka Instalasi kurang. Disisi lain 71,4 Karu berkinerja kurang mempunyai persepsi kepemimpinan Ka Instalasi kurang. Hasil uji Korelasi Product Moment Pearson diperoleh nilai rho positif 0,591, berarti hubungan searah, yaitu semakin baik Persepsi Kepemimpinan Ka Instalasi, maka semakin baik pula kinerja Karu. Hasil penelitian ini hampir sama dengan Hasil penelitian Sri Werdati bahwa di RSUP Dr Sardjito ada hubungan yang kuat antara kepemimpinan Ruang Rawat Inap dan penampilan kerja kinerja tim perawat di Ruang Rawat Inap, berarti kinerja tim perawat salah satu faktornya ditentukan oleh faktor kepemimpinan Kepala Ruang. 13 Pada hakekatnya pengertian kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Dengan kata lain, kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang atau orang lain melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian dan senang hati bersedia mengikuti kehendak- kehendak pemimpin tersebut. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain yaitu bahwa atau karyawan yang akan dipimpin. Kepemimpinan juga melibatkan pembagian kekuasaan, delegasi atau wewenang. 33 Kepemimpinan merupakan inti manajemen, karena kepemimpinan adalah motor penggerak bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya. Pemeliharaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan keharusan mutlak. Kurang pemeliharaan dan perhatian kepada tenaga bisa menyebabkan semangat kerja rendah, cepat bosan serta lamban menyelesaikan tugas, sehingga menurunkan prestasi kerja tenaga kerja yang bersangkutan. 40 Efektivitas kepemimpinan tergantung pada kesesuaian antara kepribadian, tugas, kekuatan, sikap dan persepsi. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi sebagian tergantung pada situasi apa yang merupakan kepemimpinan efektif dalam satu situasi dapat menjadi tidak kompeten dan tidak terorganisasi dalam situasi lainnya, sehingga pemikiran dasarnya adalah seorang pemimpin yang efektif harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan terhadap perbedaan- perbedaan diantara bawahan dan situasi. 40

5. Hubungan Persepsi Sistem Kompensasi Dengan Kinerja Karu di RSDK Semarang.