Sejarah dan Penyebaran Demam Berdarah

setelah dua hari pertama. Uji tourniquet pita yang ditarik dengan ketat mengelilingi anggota gerak untuk menahan sirkulasi disebelah distal untuk sementara waktu disertai beberapa atau semua gejala pendarahan seperti petekie spontan bintik merah kecil akibat keluarnya sejumlah darah yang timbul serentak, purpura pendarahan kecil dalam kulit, epitaksis pendarahan hidung, hematemesis muntah darah, melena keluarnya feses hitam yang diwarnai oleh darah yang berubah, trombositopenia menurunnya jumlah trombosit dalam siklus darah, hematokrit persentase volume eritrosit dalam darah meningkat dan gangguan maturasi megakariosit proses pematangan trombosit pada sel raksasa di sumsum tulang belakang. FKUI, 1996:417

2.5.5 Sejarah dan Penyebaran Demam Berdarah

Epidemik dengue dilaporkan pertama kali di Batavia oleh David Bylon pada tahun 1779, sedangkan DHF pertama kali dikemukakan oleh Quintos dan kawan-kawan di Manila pada anak-anak pada tahun 1945. penyakit dengue merupakan penyakit epidemik di Indonesia, tetapi dalam jarak 5 sampai 20 tahun dapat timbul letusan epidemik. FKUI, 1996:417. Demam berdarah dengue di Indonesia, pertama kali dicurigai berjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian secara medis baru diperoleh pada tahun 1970. DBD pada orang dewasa pertama kali dilaporkan oleh Swandana 1970 yang kemudian secara drastis meningkat dan menyebar keseluruh Dati I di Indonesia. FKUI, 1996:417. Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes aegypti, di samping pula Aedes albopictus. Vektor ini bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lainnya. Adanya vektor tersebut berhubungan erat dengan beberapa faktor FKUI, 1996:418, antara lain: 1 Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari- hari. 2 Sanitasi lingkungan yang kurang baik. 3 Penyediaan air bersih yang langka. Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah yang berpenduduk, karena: 1 Antar rumah jaraknya berdekatan, yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes aegypti 40-100 meter. 2 Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang-ulang multiple biter, yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu yang singkat. Dengan semakin lancarnya hubungan lalu lintas, kota-kota kecil atau daerah semiurban dekat kota besar pun saat ini menjadi mudah terserang akibat penjalaran penyakit dari satu sumber di kota besar. Kasus DHF cenderung meningkat pada musim hujan, kemungkinan disebabkan: 1 Kebiasaan musim mempengaruhi frekuensi gigitan nyamuk; karena pengaruh musim hujan , puncak jumlah gigitan terjadi pada siang dan sore hari. 2 Perubahan musim mempengaruhi manusia sendiri dalam sikapnya terhadap gigitan nyamuk, misalnya dengan lebih banyak berdiam dirumah selama musim hujan.

2.5.6 Pencegahan Demam Berdarah