BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Daniel, 1986: 34.
Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa baik sebagai sarana komunikasi, sarana integrasi dan adaptasi, maupun yang paling penting adalah sebagai sarana
untuk memahami orang lain, maka banyak orang yang mempelajari bahasa dari negara-negara lain atau yang sering disebut sebagai bahasa asing. Bahasa yang
biasanya ingin dipelajari oleh seseorang adalah bahasa dari negara maju ataupun negara yang mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, salah satunya Negara
Cina dengan bahasa Mandarinnya. Perkembangan perekonomian Cina yang cepat dan mengglobal membuat
banyak negara-negara lain sadar akan pentingnya belajar bahasa Mandarin sebagai dasar berkomunikasi. Di Indonesia bahasa Mandarin berkembang pesat. Di mana-
mana orang bicara bahasa Mandarin. Tempat-tempat kursus didirikan di banyak kota besar di Indonesia. Tidak lama kemudian banyak Universitas mendirikan jurusan
bahasa Mandarin, seperti Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Cina dan bahkan sekolah-sekolah menengah juga memasukkan bahasa
Mandarin dalam kurikulum mereka. Bahasa Mandarin adalah bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa
Mandarin adalah lambang sosial yang ditandai oleh satu sistem tulisan yang mengikat
Universitas Sumatera Utara
2 jutaan manusia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa yang
cukup jauh perbedaannya. Bahasa tertulis Mandarin menggunakan aksara. Karya tulis ini akan menganalisis perbedaan kata bantu bilangan antara
Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Oleh karena,Bahasa Mandarin dan Bahsa Indonesia berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, maka analisis yang digunakan
adalah Analisis Kontrastif. Sesuai degan yang dikatakan Guntur 1987: 226 sebagai berikut,”... Linguistik Kontrastif Contrastive Linguistics adalah ilmu bahasa yang
meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih.”
Dengan demikian, perbedaan dan persamaan dari dua bahasa tersebut, baik dalam tatabahasanya maupun aspek-aspek lain diharapkan dapat menjadi
pembelajaran bagi orang-orang yang ingin mempelajari bahasa Mandarin. Pengucapan bahasa Mandarin yang unik, tata bahasa yang berbeda maupun
tulisan yang berbeda dengan bahasa Indonesia, membuat bahasa Mandarin menjadi bahasa yang termasuk rumit untuk dipelajari. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin
yang menjadi bagian dari tata bahasa merupakan salah satu hal yang cukup sulit untuk dipelajari dan dipahami. Berikut adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu: Pertama, kata bantu bilangan bahasa Mandarin terdiri dari kata benda-kata
bantu bilangan dan kata kerja- kata bantu bilangan. Sedangkan kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia hanya berupa kata benda-kata bantu bilangan.
Kedua, penggunaan kata bilangan dalam bahasa Mandarin tidak menggunakan penyingkatan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata bilangan “satu”
dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan pada kata bantu bilangan sehingga menjadi satu morfem.
Universitas Sumatera Utara
3 Ketiga, penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin harus
digunakan pada kata bilangan atau kata ganti penunjuk. Berbeda dengan bahasa Indonesia secara lisan, kata bantu bilangan dapat ditiadakan atau tidak disebut.
Namun, dalam penulisan harus tetap tertulis. Ironisnya, kini kecenderungan untuk meniadakan kata bantu bilangan sering dilakukan.
Keempat, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin tidak dapat berdiri sendiri, oleh karena itu biasanya kata bantu bilangan digunakan secara bersamaan
dengan kata ganti penunjuk ataupun kata bilangan. Dalam bahasa Indonesia, kata bantu bilangan tidak digunakan bersamaan dengan kata ganti penunjuk.
Kelima, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin bisa diulang reduplikasi, begitu juga dengan kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia, namun
pola reduplikasi antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia , berbeda. Keenam, dalam bahasa Mandarin, antara kata bilangan dan kata bantu
bilangan dapat disisipi kata sifat, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata bilangan dan kata bantu bilangan tidak dapat dipisahkan.
Ketujuh, dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata benda yang penggunaannya dapat mendahului kata bantu bilangan dengan membentuk satu
kesatuan yang memiliki arti jamak. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak memiliki ciri fungsi seperti ini.
Dengan demikian, perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan antara kedua bahasa tersebut menjadi penting untuk dipahami dan dipelajari dengan baik sebagai
pembelajar yang mempelajari bahasa Mandarin sebagai bahasa asing, akan lebih mudah.
Perbedaan kata bantu bilangan antara kedua bahasa tersebut merupakan suatu hal yang cukup menarik dan layak untuk dijadikan topik penelitian. Dengan kata lain,
Universitas Sumatera Utara
4 penulis tertarik untuk meneliti perbedaan dan persamaan antara kata bantu bilangan
dalam kedua bahasa tersebut, sehingga mengangkat judul penelitian :
“ Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia.”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian