6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Wang Xiao Ling, jurnal 2001 :Perbandingan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang pengontrasan
jenis-jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan Liu Jing Jing, Zhang Chang Liang, jurnal 2007 : Perbandingan kata bantu
bilangan antara bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang penjabaran perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan.
Miao Tao, jurnal 2010: Pengajaran kata bantu bilangan bahasa Mandarin terhadap bahasa lain. Jurnal ini membahas tentang penggunaan kata bantu bilangan
bahasa China dan perbedaan kata bantu bilangan terhadap dua bahasa dengan mempertimbangkan perbedaan budaya.
Universitas Sumatera Utara
7
2.2 Konsep
Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:588 adalah gambaran mental dari suatu objek, proses ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh
akal budi untuk memahami hal-hal lain.
2.2.1 Pengertian Analisis Kontrastif
Analisis Kontrastif sering dipersamakan dengan istilah Linguistik Kontrastif Hamied,1987. Pranomo 1996:42 menyatakan bahwa, “ Linguistik Kontrastif
adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa
dilihat”. Hal ini sejalan dengan pengertian Linguistik kontrastif menurut Ridwan 1998:8 yang menyatakan bahwa , “Linguistik kontrastif adalah suatu metode
penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau
lebih yang dibandingkan. Bahasa-bahasa yang dibandingkan disebut bahasa- bersentuhan “language-in-contact”.
Mengacu pada beberapa pendapat diatas, maka Analisis kontrastif dapat diartikan sebagai ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan-
ketidaksamaan dan persamaan-persamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih yang dibandingkan.
Parera 1986: 25 mengatakan bahwa: “Linguistik kontrastif membandingkan dua bahasa yang bersifat sezaman. Ia dapat pula disebut linguistik komparatif
sinkronis. Umpamanya, orang membandingkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris demi kepentingan pengajaran bahasa. Sedangkan Linguistik Historis komparatif
membandingkan dua bahasa secara diakronis, dari satu zaman ke zaman. Linguistik Historis komparatif bertujuan mengelompokkan bahasa-bahasa atas rumpun-rumpun
Universitas Sumatera Utara
8 dan berusaha menemukan sebuah bahasa purba proto language yang menurunkan
bahasa-bahasa tersebut. Juga Linguistik Historis komparatif menentukan arah penyebaran bahasa-bahasa”. Hal ini sejalan dengan pendapat Ridwan 1998:17 yang
mengatakan bahwa, “Analisis atau Linguistik komparatif mempunyai beda dan persamaan dengan
analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung. Analisis atau linguistik kontrastif akan lebih kuat dan mendalam apabila
didukung data yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada kemiripan“resemblances” dan sumber atau asal “origins”
bahasa tertentu. Sedangkan, analisis kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek dalam bahasa-bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat
keuniversalan kebahasaan diperlukan untuk analisis komparatif maupun kontrastif. Aspek keterkaitan historis diperlukan untuk analisis komparatif
tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrastif.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
kontrastif adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan dan persamaan yang terdapat pada pola dua bahasa atau lebih yang tidak serumpun.
Sedangkan Linguistik komparatif adalah ilmu bahasa yang meneliti persamaan dan perbedaan dengan cara membandingkan dua bahasa atau lebih yang serumpun.
Misalnya komparatif bahasa daerah dengan bahasa Indonesia.
2.2.2 Kata
Menurut Guntur 1985: 6 kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas
yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.
Menurut Tarigan 1985: 6 kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas
yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.
Universitas Sumatera Utara
9 Menurut Suparto 2003:21 kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang
mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat. Misalnya kalimat“
我
w ǒ
|
d ì d ì
|在
zài
|北
b ěi
京
j īng
| 学
xué
习
x í
| 汉
hàn
语
y ǔ
” 6 kata
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.
2.2.3 Jenis Kata 2.2.3.1 Jenis Kata dalam Bahasa Mandarin
Menurut Xin 2005: iv-v pembagian kata terdiri dari sepuluh jenis kata, yaitu:
1 Kata Benda
Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat. 2
Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu
bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.
3 Kata Kerja
Kata kerja adalah menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang dilakukan orang atau benda.
4 Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan, tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.
5 Kata Keterangan
Universitas Sumatera Utara
10 Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku,
perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan. 6
Kata Ganti Kata ganti adalah kata yang mewakili menggantikan kata benda, kata kerja,
kata sifat, dan lain-lain. 7
Kata Depan Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau
frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah, obyek, waktu, tempat, dan lain-lain suatu perubahan tindakan.
8 Kata Sambung
Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa.
9 Kata Bantu
Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat, menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca
nada ringan. 10
Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau
respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan bunyi suatu benda atu gerakan.
Universitas Sumatera Utara
11
2.2.3.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia
Menurut Chaer 2006: 86 pembagian jenis kata dibedakan atas lima belas macam, yaitu :
1 Kata Benda
Kata benda adalah kata-kata yang diikuti dengan frase yang… atau yang sangat
2 Kata Ganti
Kata ganti kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti kedudukannya di dalam petuturan dengan sejenis kata yang lazim.
3 Kata Kerja
Kata kerja adalah kata-kata yang diikuti oleh frase dengan…, baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan
penyerta. 4
Kata Sifat Kata sifat adalah kata-kata yang diikuti dengan kata keterangan sekali serta
dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA. 5
Kata Sapaan Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau
menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara. 6
Kata Penunjuk Kata penunjuk adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjuk benda. Ada
dua macam kata penunjuk, yaitu INI dan ITU.
Universitas Sumatera Utara
12 7
Kata Bilangan Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau
himpunan. Kata bilangan terdiri dari: a. Kata Bilangan Utama
b. Kata Bilangan Tingkat c. Kata Bantu Bilangan
8 Kata Penyangkal
Kata penyangkal adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.
9 Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang digunakan di muka kata depan untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.
10 Kata Penghubung
Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
11 Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk member penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan
keadaan atau sifat. 12
Kata Tanya Kata tanya adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu di dalam
kalimat yang menyatakan pertanyaan.
Universitas Sumatera Utara
13 13
Kata Seru Kata seru adalah kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan
batin, misalnya karena kaget, terharu, kagum, marah atau sedih. 14
Kata Sandang Kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi menjadi penentu.
15 Kata Partikel
Kata partikel adalah morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan.
2.2.4 Kata Bantu Bilangan 2.2.4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin
Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin menurut beberapa pendapat para ahli:
1. Suparto 2003:73 mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan bahasa Mandarin
adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari orang atau benda” 2.
Xin 2005: 21 mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan menyatakan unit suatu kegiatan atau benda”
3. Menurut
段玉贞 2002:61 mengatakan bahwa, “
量
liàng
词
c í
是
shì
表
biǎo
示
shì
人
rén
、 事
shì
物
w ù
动
平òng
作
zuò
单
平ān
位
wèi
的
平 年
词
c í
” maksudnya bahwa, kata bantu bilangan adalah menyatakan unit suatu orang, benda atau kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
14 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan
dalam bilangan dalam bahasa Mandarin adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari suatu orang, benda dan kegiatan.
2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia
Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut beberapa pendapat para ahli:
1. Chaer 2006: 116 mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata
yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .”
2. Alieva 1991: 224 mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan , yaitu nomina
yang menghubungkan numeralia dengan nomina yang menyatakan pengertian benda yang dapat dihitung”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata yang menghubungkan kata bilangan dan
nomina yang digunakan sebagai tanda pengenal benda atau menyebutkan jumlah benda.
Universitas Sumatera Utara
15
2.3 Landasan Teori
Teori yang akan menjadi landasan dalam menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori Analisis Kontrastif
Analisis kontastif mencoba menjembatani kesulitan proses menguasai bahasa kedua dengan mengontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk meramalkan
kesulitan-kesulitan yang terjadi. Kajian kebahasaan hasil analisis kontrastif ini, terutama pada temuannya
tentang adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua selanjutnya akan dipergunakan untuk menentukan prioritas siswa dalam belajar bahasa kedua. Analisis
kontrastif biasanya menunjukkan tingkat kesukaran yang akan dihadapi oleh siswa bahasa, sehingga mempermudah guru dalam menentukan urutan proses belajar
bahasa kedua. Umumnya proses siswa belajar bahasa kedua yang dikembangkan
berdasarkan analisis kontrastif tidak memperhitungkan bahasa pertama siswa, karena hal ini amat berpengaruh terhadap metode dan teknik pembelajaran maupun teknik
pemerolehan bahasa kedua. Dengan demikian proses belajar hanya dipusatkan pada bahasa kedua sebagai sasaran pembelajaran . Dengan cara itu diharapkan siswa
bahasa dapat segera menguasai bahasa keduanya dengan cepat, dan kemudian menjadi dwibahasawan.
Fries dalam Nurhadi 1995: 68 menjelaskan kesalahan yang seseorang lakukan dalam mengungkapkan kalimat bahasa kedua akibat pengaruh kontruksi
kalimat bahasa pertamanya disebabkan oleh adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Sedangkan kemudahan dalam belajarnya disebabkan oleh adanya
kesamaan-kesamaan antara unsur bahasa pertama dan bahasa kedua.
Universitas Sumatera Utara
16 Selanjutnya, Fries dalam Pranowo 1996:46 mengatakan bahwa, bahasa
pengajaran yang paling efektif untuk menguasai bahasa ke dua adalah materi yang didasarkan pada suatu deskripsi ilmiah dan sistematis dari bahasa yang akan
dipelajari, yang kemudian dikontraskan dengan deskripsi paralel dari bahasa ibu pembelajar. Beliau kemudian memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan
agar tujuan belajar bahasa kedua berhasil secara maksimal sebagai berikut: a.
menetapkan materi yang terpilih b.
mengadakan analisis ilmiah pada materi bahasa yang sudah terpilih untuk mendapatkan hasil yang signifikan tentang struktur dan sistem kedua
bunyi bahasa, dan c.
mengadakan perbandingan antara bahasa kedua dengan bahasa ibu pembelajar. Dengan cara demikian menurut Fries dipandang bahwa
pembelajar bahasa akan lebih ekonomis dan efisien.
Begitu pun seperti yang dinyatakan Lee dalam Pranowo 1996: 44-45 yang mengajukan asumsi bahwa analisis kontrastif hendaknya dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut: 1.
deskripsi kedua bahasa yang akan dikontraskan 2.
seleksi unsur-unsur persamaan dan perbedaan kedua bahasa 3.
mengontraskan perbedaan sistem kedua bahasa, dan 4.
meramalkan sebab-sebab kesulitan belajar berdasarkan hasil pengontrasan tersebut
Universitas Sumatera Utara
17
BAB III Metode Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Menurut Djajasudarma 1993: 3 Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian dalam mengumpulkan data.
Metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa. Penelitian bahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari
fenomena-fenomena kebahasaan. Di dalam penelitian bahasa linguistik dapat dilakukan di lapangan atau perpustakaan.
Metode memiliki peran yang sangat penting. Metode merupakan syarat atau langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Hal ini sangat penting agar
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kata bantu
bilangan yang terdapat antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Menurut Moleong 2006: 11 Data dalam metode deskriptif yang dikumpulkan adalah berupa
kata – kata, gambar dan bukan angka – angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan – kutipan kata untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut.
3.2 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan seluruh data-data yang dibutuhkan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu dengan
cara: studi kepustakaan library research , yaitu pengumpulan data-data dan informasi yang bersumber dari naskah, catatan, buku-buku kepustakaan yang ada
kaitannya dengan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, baik
Universitas Sumatera Utara