14 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan
dalam bilangan dalam bahasa Mandarin adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari suatu orang, benda dan kegiatan.
2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia
Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut beberapa pendapat para ahli:
1. Chaer 2006: 116 mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata
yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .”
2. Alieva 1991: 224 mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan , yaitu nomina
yang menghubungkan numeralia dengan nomina yang menyatakan pengertian benda yang dapat dihitung”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata yang menghubungkan kata bilangan dan
nomina yang digunakan sebagai tanda pengenal benda atau menyebutkan jumlah benda.
Universitas Sumatera Utara
15
2.3 Landasan Teori
Teori yang akan menjadi landasan dalam menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori Analisis Kontrastif
Analisis kontastif mencoba menjembatani kesulitan proses menguasai bahasa kedua dengan mengontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk meramalkan
kesulitan-kesulitan yang terjadi. Kajian kebahasaan hasil analisis kontrastif ini, terutama pada temuannya
tentang adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua selanjutnya akan dipergunakan untuk menentukan prioritas siswa dalam belajar bahasa kedua. Analisis
kontrastif biasanya menunjukkan tingkat kesukaran yang akan dihadapi oleh siswa bahasa, sehingga mempermudah guru dalam menentukan urutan proses belajar
bahasa kedua. Umumnya proses siswa belajar bahasa kedua yang dikembangkan
berdasarkan analisis kontrastif tidak memperhitungkan bahasa pertama siswa, karena hal ini amat berpengaruh terhadap metode dan teknik pembelajaran maupun teknik
pemerolehan bahasa kedua. Dengan demikian proses belajar hanya dipusatkan pada bahasa kedua sebagai sasaran pembelajaran . Dengan cara itu diharapkan siswa
bahasa dapat segera menguasai bahasa keduanya dengan cepat, dan kemudian menjadi dwibahasawan.
Fries dalam Nurhadi 1995: 68 menjelaskan kesalahan yang seseorang lakukan dalam mengungkapkan kalimat bahasa kedua akibat pengaruh kontruksi
kalimat bahasa pertamanya disebabkan oleh adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Sedangkan kemudahan dalam belajarnya disebabkan oleh adanya
kesamaan-kesamaan antara unsur bahasa pertama dan bahasa kedua.
Universitas Sumatera Utara