berpikir cepat dan merubah ekspresi wajahnya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini :
Pada saat itu, Lu Bu juga sudah tiba, dan sedang berjalan masuk kamar. Namun, bukan Cao Cao namanya bila pasrah pada nasib.
Otaknya yang cerdik dengan cepat segera berpikir. Ia langsung mengubah ekspresi wajahnya dalam sekejap, menenangkan diri dan maju selangkah
ke depan. Lalu, sambil berlutut ia menyerahkan gagang pedangnya kepada Dong Zhuo. Sam Kok, 2009 : 51
d. Curiga
Cao Cao juga memiliki karakter yang penuh rasa kecurigaan terhadap orang lain, dia tidak pernah percaya pada orang lain dan hanya
mempercayai dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini :
“Dalam perjalanan menuju daerah Chenggao, Cao Cao tiba – tiba ingat saudara angkat ayahnya, Lu Boshe. Dia memutuskan untuk mampir
sejenak dan menginap sementara di rumah pamannya itu. Tak lama kemudian rumah Lu telah ditemukan. Mengde aku telah membaca dan
melihat pengumuman yang dipasang pemerintah. Kenapa bisa jadi begini Setelah memperkenalkan Chen Gong pada pamannya, Cao Cao
menceritakan pengalamannya. “Terima kasih saudara Chen, jika bukan karena Saudara Chen kematian
keponakanku pasti sudah menamatkan marga Cao” Lu Boshe masuk ke dalam kamarnya. Tak lama kemudian ia pamit
sebentar. Katanya, ia hendak membeli arak. Cao Cao langsung curiga. “Lu Boshe tidak punya pertalian darah denganku”. Aku harus menyelidiki
maksudnya. Mereka dengan cermat menyelidiki rumah dan memasang telinga. Sam Kok, 2009 : 52
e. Kejam
Cao Cao adalah orang yang tidak pernah merasa bersalah. Hal itu terjadi ketika kesalahpahaman yang terjadi antara antara keluarga Cao Cao yaitu keluarga dari
pamannya sendiri. Dia tega membunuh pamannya sekeluarga, karena dia takut
Universitas Sumatera Utara
untuk disalahkan atas kesalahannya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini :
Cheng Gong sangat terperanjat. “ Kamu baru saja salah bunuh. Kini, setelah tinggal seorang diri, kenapa
pamanmu kau bunuh juga ? Itu bukan perbuatan bijaksana....” “ Apa boleh buat. Nanti jika ia pulang, ia pasti sadar mengapa kita tergesa –
gesa hendak pergi. Ia pasti tidak mau mengerti. Dia bisa kumpulkan orang - `orang kampung dan mengejar kita, maka kita akan celaka....”
Cheng Gong terhenyak. Dalam hatinya bergumam... “ Aku kira orang ini baik, demi membantunya aku rela tinggalkan
kedudukanku. Siapa sangka ternyata dia sangat kejam. Sam Kok, 2009 : 54
f. Ceroboh
Cao Cao memiliki sifat yang ceroboh ketika dia dengan terburu – buru mengambil keputusan untuk membunuh semua keluarga pamannya karena dia
merasa ingin dibunuh oleh keluarga pamannya, padahal hal itu belum sangat jelas diketahuinya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini :
Chen Gong berteriak lagi, tapi Cao Cao tidak mau berhenti. Dia menerobos bagian dalam rumah dan membunuh orang yang ditemui di sana. Dia
menerobos ke belakang dan membunuh penghuni rumah itu, baik laki – laki maupun perempuan. Dua orang yang di belakang rumah masuk karena
mendengar keributan. Dua orang itu pun dibunuh. Semuanya berjumlah 8 orang.
“ Kau terlalu terburu – buru Mengde. Kita telah membunuh orang baik – baik.....”
Chen Gong menyesalkan tindakan Cao Cao yang tidak mau mendengarnya. Dia menunjuk pada seekor babi yang sudah diikat dan siap untuk disembelih.
Wah, celaka Kalau begitu kita harus kabur. Sam Kok, 2009 : 53
Pada kutipan tersebut di atas jelas terlihat bahwa Cao Cao sangat ceroboh dalam mengambil keputusan, sehingga nyawa orang yang tidak bersalah menjadi korban.
Universitas Sumatera Utara
2. Zhang Liao
Zhang Liao merupakan seorang jenderal, yang dulunya bekerja sama dengan Lu Bu. Zhang Liao memiliki karakter sebagai berikut :
a. Baik dan Setia