intrinsik dalam roman Sam Kok Kisah Tiga Kerajaan yang ditinjau berdasarkan pendekatan intrinsik.
Irwan, B dengan judul skripsi “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Dengarlah Nyanyian Angin Karya Haruki Murakami Pendekatan Struktural,
2010”. Penelitian tersebut meneliti tentang tokoh utama dengan pendekatan struktural. Melalui pendekatan struktural, Irwan B menganalisis tokoh utama
dengan menghubungkan unsur-unsur intrinsik yang membangun dalam sebuah novel, yaitu hubungan tokoh utama dengan latar, hubungan tokoh utama dengan
alur, dan hubungan tokoh utama dengan tokoh lain. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat bagaimana menganalisis tema berdasarkan
pendekatan intrinsik dalam roman Sam Kok Kisah Tiga Kerajaan
2.2. Konsep
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa konsep,yaitu: 1.
Roman 2.
Unsur intrinsik roman a.
Tema b.
Alur c.
Latar setting d.
Penokohan e.
Sudut pandang
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Roman
Roman adalah sebuah karya gambaran dunia yang di ciptakan oleh pengarangnya, yang di dalamnya menampilkan keseluruhan hidup suatu tokoh
beserta permasalahannya, terutama dalam hubungan dengan kehidupan sosialnya. Roman menggambarkan kronik kehidupan yang lebih luas yang
biasanya melukiskan peristiwa dari masa kanak – kanak sampai dewasa dan meninggal dunia, serta menggambarkan tentang tokoh dan peristiwa – peristiwa
yang hebat, mengagumkan bahkan peristiwa – peristiwa yang mengerikan dan menyeramkan. Jadi cerita tentang roman cakupannya lebih luas karena rentang
cerita dari lahir hingga tiada.
2.2.2 Unsur intrinsik roman
Dalam mengkaji suatu karya sastra, kita tidak akan bisa lepas dari apa yang membangun suatu karya sastra itu sendiri, yaitu unsur ektrinsik
dan unsur intrinsik . unsur intrinsik dalam suatu karya sastra, dalam hal ini adalah roman, yaitu unsur –unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu
sendiri yang akan di temukan oleh para pembaca seperti tema, alur, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, sudut pandang, dan latar, sedangkan unsur
ektrinsik sendiri adalah unsur yang mempengaruhi karya sastra namun tidak menjadi bagian di dalamnya biografi pengarang, keadaan politik, dan
ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks
karya sastra itu sendiri. Di bawah ini dipaparkan unsur-unsur yang membangun
novel beserta pengertiannya masing-masing.
2.2.2.1 Tema Theme
Tema adalah Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema juga merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Oleh karena itu, tema
menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi
tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain. Sumardjo dan Saini K.M 1991:56 mengatakan tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam
menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa suatu masalah
kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar terhadap kehidupan ini. Kejadian dan perbuatan tokoh cerita, semuanya didasari oleh ide
pengarang tersebut.
Dalam roman Sam Kok mengisahkan mengenai perebutan kekuasaan,nilai persaudaraan, kejujuran, kesetiaan, pengabdian bertempur dengan penghianatan,
ambisi, dan intrik yang saling tikam demi meraih kekuasaan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah membaca keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tema utama roman ini adalah bagaimana perjuangan seorang prajurit
memperjuangkan kerajaannya.
2.2.2.2 Tokoh Character
Salah satu unsur intrinsik yang mendukung keberhasilan karya sastra naratif adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah individu ciptaanrekaan pengarang
yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Setiap tokoh dalam sebuah cerita pasti akan memiliki watak tertentu. Watak
adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang. Cara mengetahui watak dapat dilihat dari berbagai segi di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Ucapan
b. Sikap
c. Tingkah laku
d. Jalan pikiran
e. Cara berpakaian
Maka apa yang diucapkannya, apa yang diperbuatnya, apa yang dipikirkannya, serta apa yang dirasakannya harus betul-betul menunjang
penggambaran watak dari tokoh tersebut.
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Setiap tokoh mempunyai karakter sendiri untuk
membedakannya dngan tokoh lain. Karakter atau waktu merujuk kepada sifat dan
Universitas Sumatera Utara
sikap para tokoh, serta kualitas pribadinya. Menurut Nurgiyantoro dalam Imran, 2001:14 mengatakan bahwa,
“Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah
cerita sehingga sanggup memberi gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik perwujudan dan
pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.”
Banyak tokoh yang hadir dalam roman Sam Kok ini dengan perannya masing- masing, tetapi hanya beberapa tokoh saja yang dibahas.
2.2.2.3 Alur plot
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita Aminuddin, 2010:83. Secara garis besar, sebuah novel beralur maju, tetapi di dalamnya sering terdapat adegan
sorot balik, demikian juga sebaliknya. Untuk menentukan pengkategorian alur sebuah fiksi, hendaknya dilihat penggunaan alur yang lebih dominan.
Pada dasarnya alur dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju sering juga disebut alur biasa. Disebut alur maju apabila suatu
cerita mengikuti urutan-urutan situation, generating circumstance, rising action, climax, dan denoument. Namun bukan berarti bahwa suatu cerita harus disusun
menurut urutan peristiwa seperti di atas, karena ini hanya merupakan penjelasan unsur – unsur yang membangun alur tersebut. Loban dkk. Aminuddin, 2010:85
mengemukakan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
“pengarang mengawali cerita dengan berangkat dari suatu paparan peristiwa yang menegangkan dan menyita perhatian pembaca karena
adanya sesuatu yang mengundang tanda tanya yang biasa diistilahkan dengan suspens. Dari suspens pengarang memasuki tahapan eksposisi
dan mengembangkan isi ceritanya, setelah itu menanjak ke klimaks hingga menuju ke penyelesaian”.
Pertukaran atau perpindahan posisi tersebut berguna untuk bagian-bagian tertentu, seperti ketakterdugaan, keterkejutan, dan kelogisan cerita. Bagaimana
cerita itu disusun tergantung kepada fantasi pengarangnya. Sedangkan pengertian alur mundur apabila cerita tidak mengikuti konsep urutan-urutan di atas. Alur
mundur dapat diketahui apabila pengarang memulai suatu cerita yang menegangkan atau klimaks kemudian diceritakan penyebab konflik tersebut.
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
1. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya
tidak selalu realistik tetapi masuk akal. 2.
Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak dikenali oleh pembaca.
3. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara
kebetulan terjadi.
Alur yang terdapat dalam roman Sam Kok adalah alur biasa atau alur maju yang mengikuti urutan-urutan situation, generating circumstance, rising action,
climax, dan denoument.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.4 Latar Setting
Setting diterjemahkan sebagai latar cerita. Setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki
fungsi fisikal dan fungsi psikologis Aminuddin, 2010:67. Hudson dalam Siswanto, 1988: 150 membagi setting atas setting sosial dan setting fisik. Setting
sosial menggambarkan keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa dan lain-lain yang melatari peristiwa.
Setting fisik mengacu pada wujud fisikal, yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya. Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, penulis fokus membahas latar
tempat yang terdapat dalam roman Sam Kok, yaitu Shandong, Jinan, Shanghai, Yenan, dan Beijing.
2.2.2.5 Sudut pandang Point of view
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, Sumardjo dan
Saini K.M 1991:83 mengemukakan empat macam point of view yang asasi yang penulis akan menguraikannya secara singkat:
1. Omniscient point of view sudut penglihatan yang berkuasa. Di sini si
pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya. Ia bisa menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya
sehingga mencapai efek yang diinginkannya. Ia bisa keluar-masukkan para tokohnya. Ia bisa mengemukakan perasaan, kesadaran, jalan pikiran
para pelaku cerita.
Universitas Sumatera Utara
2. Objective point of view. Dalam teknik ini pengarang bekerja seperti dalam
teknik omniscient, hanya pengarang sama sekali tidak memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “pandangan mata”. Pengarang hanya
menceritakan apa yang terjadi, seperti penonton melihat pementasan sandiwara. Pengarang sama sekali tidak masuk ke dalam pikiran para
pelaku. 3.
Point of view orang pertama. Teknik inilah yang kebanyakan kita jumpai dalam cerpen Indonesia. Gaya ini bercerita dengan sudut pandangan “aku”.
Jadi, seperti orang menceritakan pengalamannya sendiri saja. 4.
Point of view peninjau. Dalam teknik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian cerita diikuti bersama tokoh
ini.
Penjelasan di atas jelas terlihat bahwa sudut pandang yang digunakan dalam roman Sam Kok adalah sudut pandang Omniscient point of view yaitu
pengarang bertindak sebagai pengarang cerita, bahkan pengarang juga menuturkan tentang perilaku dan karakter, seolah-seoalah berkomunikasi
langsung dengan pembaca.
2.3 Landasan Teori